40

2.2K 210 16
                                    

_HTK_

Sampai rumah Shani mencari keberadaan Mamanya dengan Feni yang mengikuti. Selama perjalanan pulang Shani menangis setelah tau kalau Zean punya pacar. Kali ini dia akan mengadu pada Mamanya.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Mama Shani yang melihat anaknya menangis. Shani tak langsung menjawab, dia masih menangis. Mama Shani menatap Feni meminta penjelasan. Akhirnya Feni menjelaskan apa yang terjadi tadi.

"Astaga sayang, karna itu kamu nangis?"

"Mama ayo ke rumah Zean, jelasin semuanya kalau kemarin Husen nggak nembak Shani. Kalau Husen nggak pacar Shani, tapi Zean yang pacar Shani," pinta Shani disela tangisnya.

"Iya, nanti sama papa kita ke sana. Kamu jangan nangis kayak gini dong, Mama jadi ikut sedih liatnya." Mama Shani ikut merasa sedih melihat anaknya menjadi serapuh ini. Dia akan menjelaskan semua kalau kemarin hanyalah kesalah pahaman.

"Sekarang aja Ma, ayo ke sana," pinta Shani.

"Ga bisa sayang, nunggu Papa kamu aja ya. Kamu sabar, sebentar lagi Papa pulang kok." Mama Shani memeluk anaknya erat, menyalurkan semangat.

Feni yang sudah tak ada keperluan di rumah Shani, akhirnya memilih pulang. Karena setelah ini dia juga ada janji dengan keluarganya.

Malam tiba. Shani ditemani Mama, Papanya pergi ke rumah Zean untuk menjelaskan yang katanya kesalah pahaman. Sampai sana dia disambut oleh Mama Zean, yang sebelumnya sudah diberi tau Shani jika akan ke sana bersama keluarga. Kini di ruang tengah sudah ada orang tua Zean, dan Shani bersama orang tuanya. Mereka sudah berkumpul akan berbincang serius.

"Zean kemana Ma?" tanya Shani pada Mama Zean.

"Zean belum pulang sedari tadi sekolah. Mama udah tanya, katanya lagi main dulu ke rumah temennya," jawab Mama Shani. Shani menjadi tambah sedih karna ketidak hadiran Zean ditengah-tengah mereka.

"Baiklah, jadi kehadiran kami ke sini mau menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi antara Shani dengan nak Zean. Lebih jelasnya biarkan anak dan istri saya yang menjelaskan," kata Papa Shani yang membuka. Sejujurnya ia tidak tau kejadian aslinya gimana karena ia kerja, jadi yang tau jelas adalah istrinya.

"Jadi kemarin Shani dan Zean ketemu di rumah. Zean salah paham saat melihat Shani diberi bunga sama temen Zean. Dia kira Shani ditembak sama temen Shani, padahal nyatanya bukan kayak gitu. Temen Shani itu lagi praktek nembak, karena mau mengutarakan perasaanya ke cewe lain. Tapi Zean salah nangkep, dia dateng tanpa tau kejelasannya terus berantem sama temen Shani, hingga puncaknya kami putus," jelas Shani dengan suara tercekat karena menahan tangis. Mamanya mengusap punggung Shani agar lebih tenang.

"Iya gitu jeng, temen Shani yang namanya Husen itu hari kemarin mau nembak pujaan hatinya. Tapi Zean salah paham dan akhirnya mereka putus. Kemarin ada saya dan Mama Husen yang sedang berbincang di dalam rumah yang akan membahas setelah Husen berhasil menembak pujaan hatinya akan melakukan pertunangan. Denger-denger pujaan hatinya itu adalah temen masa SMA nya Husen. Jadi saya pengen Shani dan Zean membicarakan lagi tentang keinginan putus itu. Mereka sama-sama suka, dia anak baik, jadi dimohon bisa diperbincangkan lagi," jelas Mama Shani melanjutkan.

"Zean tak ada cerita ke saya soal ini. Ke papa, Zean ada cerita ga?" Tanya Mama Zean pada suaminya. Jujur dia terkejut mendengar bahwa hubungan Shani dan anaknya putus.

"Zean ga ada cerita ke Papa juga Ma. Anak itu selalu gitu kalau ada masalah males banget buat berbagi cerita. Gini aja, nanti kami akan membicarakan lagi dengan Zean. Untuk sekarang Zean belum pulang, dan kita ga ada yang tau kapan dia pulangnya. Nanti setelah dia pulang akan kami ajak berbincang," jelas Papa Zean.

Di sisi lain Zean sedang berada di rumah temannya, Armando. Setelah dia berbincang dengan Aran, dia tak sengaja bertemu dengan Armando di jalan. Karena sudah lama tak ngobrol bareng, Zean diajak ke rumah Armando. Jadilah sekarang Zean berada di rumah Armando.
Zean menceritakan apa yang terjadi pada Armando. Temannya itu merasa kasihan dengan apa yang terjadi pada Zean. Bisa-bisanya tersakiti karena cinta.


"Mau rokok ga lu?" tawar Armando.

"Boleh deh satu." Zean kembali menyentuh rokok yang sudah lama tidak dia konsumsi.

"Mau minum alkohol ga lu? Siapa tau pengen pikiran jadi tenang."

"Nggak deh, gua cukup rokok aja." Armando mengangguk, mengurungkan niatnya untuk mengambil minuman alkohol yang dia simpan di kamar.

Sampai larut malam Zean betah di rumah Armando. Hingga ponselnya berdering mendapat telpon dari Mamanya yang menyuruhnya pulang. Mamanya itu juga menjelaskan bahwa Shani dan keluarga sempat datang ke rumah.

"Zean dan Shani udah putus Ma."

"Kamu salah paham Zean. Semua yang kamu lihat kemarin ga sesuai dengan apa yang kamu kira."

"Ga ada kesalah pahaman Ma. Nyatanya gitu. Dan Zean sama Shani putus. Shani yang mutusin Zean. Mungkin saja Shani udah ga mau sama Zean, karena jika Shani masih mau sama Zean, ga mungkin dia mutusin Zean."

"Bisa aja itu cara dia buat kamu sadar kalau kamu ga boleh bertindak seenaknya. Kamu harus mendengar penjelasan dulu tanpa bermain hakim sendiri."

"Sudahlah Ma. Kami sudah berakhir. Biarkan kami memperbaiki diri masing-masing. Mungkin memang ini jalannya. Kalaupun nanti kami bisa bersama, itu juga tidak tau. Karena itu rahasia waktu. Zean izin ga pulang. Zean nginep di rumah temen."

Pernyataan Zean ingin menginap memang terjadi. Dia bahkan tidak pulang berhari-hari karena malas, setelah tau Shani terus datang ke rumahnya. Zean ingin menenangkan diri dulu sampai nantinya dia siap untuk bertemu. Katakan lah Zean menjadi hilang percaya diri saat berhadapan dengan Shani. Makanya dia memilih menghindar saja. Selain tidak pulang ke rumah, Zean juga sampai absen tidak masuk sekolah. Teman-temannya semua mencari, tapi Zean hanya bilang kalau sedang sibuk. Dia sudah tak peduli dengan nilainya. Memang ya, sakit karena cinta bisa membuat orang hilang akal.











Maraton🗿
Sorry buat typo.

HANYA TENTANG KITA II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang