_HTK_
"Shan, pulang bareng aku yuk." Aran kembali muncul. Dia mengajak Shani untuk pulang bersama. Meski pun sering kali menolak ajakannya, tapi tidak ada rasa untuk menyerah terhadap Shani. Dia akan terus berjuang meski pun tak tau bagaimana kedepannya. Katakan lah dia seperti laki-laki tak tau diri yang selalu mengemis cinta seorang perempuan yang sudah berstatus pacar orang. Namun, pikirnya; apa salahnya? Karena jika sudah cinta, apa pun akan dia lakukan agar mendapatkan apa yang diinginkan.
Shani diam tak menjawab, dia tak mau Zean, pacarnya itu tau dan malah kembali terbit sebuah masalah lagi. "Tenang aja, pacar kamu ga akan marah. Aku akan jelasin ke dia kalau dia sampai marah ke kamu," lanjut Aran.
"Gue ga bisa. Gue harus jaga perasaan Zean," tolak Shani.
"Huftt, sekali aja Shan. Zean ga akan marah, aku bakal tanggung jawab kalau dia marah. Lagian dari pada kamu pulang naik taxi kan? Mending bareng aku, lumayan hemat uang jajan. Berharap pulang dijemput Zean juga kayaknya susah, karna pacar kamu itu pulangnya sore."
Setelah dipikir-pikir, sepertinya Shani setuju dengan apa yang Aran katakan tentang menghemat uang. Karen jujur uangnya hari ini menipis, karena dia lupa membawa dompet. Jika saja dia tidak menemukan uang di lipatan bukunya, pasti Shani hari ini tidak membawa uang saki. "Yaudah, sekali ini aja. Langsung pulang, gue ga mau mampir kemana-mana," putus Shani.
Senyum Aran terbit karena Shani mau menerima ajakannya. Mereka masuk ke dalam mobil dan Aran mulai melajukan meninggalkan kampus. Tanpa mereka sadari saat mobil beranjak keluar kampus dari jalan sana sebuah motor mengikuti mereka.
Di perjalanan, Shani hanya menatap ke arah jendela, sedangkan Aran memikirkan topik pembicaraan yang bisa memecah keheningan di dalam mobil ini. "Sebentar lagi ujian, gimana persiapan kamu Shan?" Mungkin topik tentang ini bisa untuk memulai pembicaraan, pikirnya Aran.
"Ya ga gimana-gimana. Cuma lebihin belajar aja, biar nanti ga kesusahan kalau pas ngerjain," jawab Shani.
"Kira-kira nanti kalau kamu udah lulus mau ngapain?"
"Lulus masih lama. Sekarang fokus belajar dulu, nata kehidupan biar di masa depan nanti ga bingung." Aran mengangguk paham. Dia bingung mau menanyakan apa lagi. Shani ini tipe orang yang tidak suka berbasa-basi, makanya Aran bingung jika mau bicara.
Tiba-tiba sebuah ide muncul diotak Aran. Dia ingin mengajak Shani pergi ke toko buku. Mumpung Shani bersamanya sekarang, jadi langsung aja bawa ke sana. Pasti Shani juga akan pasrah saja.
"Loh kok belok?" tanya Shani, seharunya jalan ke rumahnya itu lurus.
"Aku mau ke toko buku sebentar, temenin ya," jawab Aran.
"Kan gue mau langsung pulang, cape."
"Sebentar doang."
Setelah menempuh perjalanan, mobil Aran berhenti di depan toko buku. Mereka turun dari mobil dan memasuki toko itu. Sebuah motor yang mengikuti tadi juga ikut berhanti. Dia mengamati mobil Aran dengan seksama dari balik helm yang dikenakan.
Di dalam Aran mulai mencari buku yang menarik. Sebenarnya dia bingung mau cari buku apa, karena dia hanya dadakan ke sini agar bisa lebih lama bersama Shani. Sedangkan Shani melihat buku novel, sepertinya banyak keluaran baru. "Lo mau cari buku apa sih? Kayaknya bingung gitu," tanya Shani.
"Emm, anu ada buku pesenan temen aku. Tapi lupa tempatnya dimana," jawab Aran beralasan.
Shani diam, dia mengambil satu buku lalu membaca deskripsi belakang buku itu. Aran yang kepo pun iku mengintip. Buku tentang pertahanan sebuah cinta. "Kamu suka banget ya buku yang berbau tentang cinta?" tanya Aran iseng.
"Iya. Siapa yang ga suka buku bergenre cinta? Karena pasti semua orang ingin merasakan apa itu cinta yang sesungguhnya."
"Aku kurang suka tentang buku yang romance gitu, menurut aku lebay," kata Aran.
"Selera orang beda. Kalau kamu ga suka buku tentang itu ya itu hak kamu. Kita ga bisa ngelarang atau marah atas alasan yang diberikan."
"Benar selera orang beda, tapi perlu kamu tau kalau selera aku, kamu, Shan," ungkap Aran. Shani menghentikan bacaanya mendengar itu. "Jangan mulai, gue ga suka," kata Shani.
"Kapan kamu suka sama aku?"
"Gue punya Zean dan terus begitu."
"Kalau kamu ga punya Zean, apa kamu mau nerima aku?"
"Gue maunya cuma Zean," jawab Shani serius. Dia mengembalikan buku di rak, kemudian akan beranjak melihat buku yang lain. Namun, Aran menahan tangan Shani dan berkata, "kalau nanti kamu udah ga sama Zean, tolong terima aku ya? Aku selalu nungguin kamu."
Shani menepis tangan Aran kemudian ingin beralih ke rak lain. Aran menghembuskan napas pelan dan mengikuti Shani. Saat beralih ke lorong rak lain Shani dan Aran terlonjak, karena melihat orang yang bersandar di rak buku, membaca buku di sana dengan kaca mata hitam yang dikenakan. Mereka tau siapa dia.
Orang itu menoleh, lalu menurunkan kaca matanya tanpa melepas. "Kalian ngomongin aku ya?" tanyanya dengan senyuman tengil yang ditampilkan.
"Ngapain lo di sini?!" tanya Aran, terdengar kesal.
"Loh ini kan tempat umum. Terserah gua mau ke sini atau nggak. Lagian gua ke sini selain mau cari buku juga mau ambil pacar gue yang udah lo bawa kabur." Ya, orang itu adalah Zean. Dialah yang sedari tadi menguntit. "Sini sayang." Zean meraih tangan Shani dan memindahkan Shani ke sisinya.
"Harusnya lo sekolah!"
"Udah pulang, guru rapat."
"Alesan lo. Masa guru rapat terus, pasti bolos."
"Kenapa? Iri karena sekolah lo dulu ga pernah pulang awal? Pengen ngerasain? Balik SMA lagi dah," kata Zean. Aran mengepalkan tangan menahan kekesalan. "Gua ambil Shani lagi. Lain kali jangan ajak pacar orang sembarangan, ga laku lo?" terdengar mengejek emang. Shani mengode Zean agar tidak keterlaluan.
"Gua duluan." Zean pergi dengan membawa Shani tentunya. Namun, dia benar-benar tidak merasa marah kepada Shani. Karena lama-kelamaan sudah menjadi hal biasa jika Aran menganggu hubungan mereka. Akan tetapi tetap saja, Zean akan menamengi Shani agar tidak terkena hama seperti Aran.
Aran ga ada capenya. Bawa pulang gih sana biar ga ganggu.
Dah gitu aja maap buat typo. Gw mo bobok.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA TENTANG KITA II [END]
Teen Fiction"Akan aku pastikan cerita kita berakhir Bahagia." _Zean Start : 5 Januari 2024 End : 27 Maret 2024 Revisi : 14 Juli 2024 Selesai : 14 Juli 2024