_HTK_
Srekk~
Cahaya matahari seketika masuk ke dalam ruangan saat tirai jendela dengan sengaja dibuka. "Bangun Shani. Anak perawan tidur kayak kebo! Bangun, bantuin Mama." Pagi-pagi Shani sudah disambut oleh omelan dari Mamanya. Bukannya mendapat kata-kata manis bangun tidur ini malah sebaliknya.
"Shani ngantuk Ma. Lagian Shani libur hari ini ga ada kelas, jadi ga papa bangun siang," balas Shani dengan suara serak. Dia masih merasa mengantuk. Efek habis sleep call sama ayang semaleman.
"Walau pun kamu libur, kamu harus tetep bangun pagi. Bantuin Mama beli tepung. Mama ada pesenan kue dan tepung Mama habis," pinta Mama Shani. Ya, sekarang Mama Shani membuka jasa pesanan membuat kue. Katanya dari pada punya bakat bikin kue dianggurin, mending dijadiin cuan.
"Lima menit lagi Ma. Shani masih butuh tidur."
"Ga ada lima menit lima menitan. Bangun sekarang atau Mama siram pakek air comberan mau?" ancam Mama Shani sambil menarik selimut yang menutupi tubuh Shani.
"Ah, Mama ga asikkk~" rengek Shani.
"Berisik. Sekarang kamu mandi, Mama tunggu di bawah. Kalau sampe sepuluh menit kamu ga turun, Mama ga izinin kamu jalan sama Zean lagi."
"Apa sih kenapa jadi ke Zean?" protes Shani sambil memandang Mamanya yang berjalan keluar kamar.
Shani mendengus sebal karena tidur nyenyaknya harus terganggu. Dia terduduk lalu mencabut ponsel yang tersambung di kabel daya. Melihat pesan yang dikirim oleh Zean satu jam yang lalu. Pesan itu berisi pap dari Zean yang terlihat cemberut karna sedang menghadapi mata pelajaran matematika. Shani terkekeh melihatnya. Kemudian dia mengambil satu kali jepret wajah bangun tidurnya dan dikirim ke Zean, barulah setelah itu dia beranjak untuk mandi sebelum Mamanya berubah menjadi monster yang menyeramkan.
Ancaman Mamanya yang meminta untuk bersiap sepuluh menit itu tidak dilakukan oleh Shani. Lebih dari tiga puluh menit dirinya bersiap, meski pun seharian mungkin dia hanya akan di rumah, tapi kalau urusan mandi dia berusaha untuk sebersih mungkin, kecuali jika sudah sangat terpepet paling lima menit saja sudah cukup.
Shani berjalan menuruni tangga mencari keberadaan sang Mama yang ternyata sedang membuat adonan kue dengan sisa tepung yang ada. "Akhirnya anak perawan keluar juga," kata Mama Shani melihat kehadiran sang anak. Shani cemberut melihatnya, dia mengintip adonan yang Mamanya buat.
"Katanya tepung abis. Ini apa?"
"Ini tepung terakhir. Mama kasih uang, beliin tepung." Mama Shani menghentikan kegiatannya lalu mengambil dompet yang diletakkan di atas kulkas. Ia mengeluarkan uang berwarna merah muda dan diberikan pada Shani. "Ini uangnya, untuk bahan-bahan yang dibeli udah mama tulis di sini." Mama Shani juga memberikan nota kertas barang yang harus.
"Katanya beli tepung, tapi kok jadi beranak banyak banget?" kata Shani.
"Ck, kamu ini protes terus. Udah buruan beli sana, biar kerjaan Mama cepet selesai."
"Ini masih ada kembalian ga Ma?" tanya Shani.
"Masih."
"Yeyy, Shani buat beli jajan ya?"
"Serah kamu aja," jawab Mama Shani yang kembali melanjutkan kegiatannya.
Dengan sepeda miliknya Shani pergi ke warung. Namun, dia memelankan goesannya saat melihat mobil pengangkut barang terlihat menurunkan beberapa barang di depan rumah yang sudah beberapa bulan belakangan ditinggal oleh pemilik rumah yang lama. "Sepertinya ada penghuni baru," gumam Shani. Berusaha mengabaikan siapa penghuni baru itu, Shani kembali fokus pada jalannya untuk pergi ke warung.
_HTK_
"Zean, Zean bangun." Samar-samar Zean mendengar suara yang membangunkannya. Namun, karena rasa malas untuk membuka mata, dia menghiraukan dan masih tetap memejamkan mata untuk tertidur.
Namun, kemudian dia merasakan tepukan dibahunya. Merasa terganggu Zean menggerakkan bahunya sebagai kode jika dirinya tak ingin diganggu. Akan tetapi hal itu tidak berhenti, tepukan masih terus dilakukan hingga membuat Zean kesal. Dia mendengus lalu mengangkat kepalanya berniat untuk memukul pelaku, tapi gerakan tangannya berhenti saat melihat siapa pelaku itu.
"Mau apa?" tanya pelaku yang tak lain adalah guru Matematika kelas Zean. Dikarenakan rasa ngantuk dan tak paham akan materi yang dijelaskan, Zean memilih untuk tidur saja. Namun, siapa sangka tindakannya itu malah mengambil atensi guru matematika yang terkenal killer.
"Eh, bapak. Ga mau ngapa-ngapain pak, cuma mau renggangin badan aja," jawab Zean.
"Ini sekolah bukan tempat tidur. Kalau kamu masih mau tidur, di rumah sana! Jangan di kelas saya! Paham kamu?!"
"Paham pak."
"Dasar anak zaman sekarang!" Penghapus yang sedari tadi guru itu pegang dengan sengaja dipoleskan diwajah Zean, tepat bagian penghapus yang berwarna hitam. Sontak warna hitam tertinggal di wajah Zean, anak-anak yang melihat tak bisa menahan tawa mereka, hingga membuat kelas menjadi ricuh. "Jangan tertawa! Cepat kamu maju dan kerjakan soal di depan!"
Zean dengan wajah merengut bangkit, menerima spidol dan maju ke depan. Dia menggaruk kepalanya pusing melihat soal angka yang tertera dipapan tulis. Jujur saja dia sama sekali tidak paham dengan materi yang diajarkan. Lantas bagaimana dia bisa mengerjakan?
_HTK_
Shani menggoes sepedanya pulang ke rumah setelah mendapatkan barang-barang sesuai dengan note yang diberikan Mamanya. Selama diperjalanan dia bersenandung agar tidak merasa bosan. Mengingat sebentar lagi dia akan melewati rumah yang sedang pindahan tadi, Shani sengaja memelankan goseannya lagi. Karena jujur saja dia kepo, siapa penghuni baru yang akan menjadi tetangganya itu.
"Itu ga sih orangnya?" Dengan jarak yang tak terlalu dekat, Shani menepikan sepedanya. Melihat dari kejauhan orang-orang yang membantu memasukkan barang ke dalam rumah. Hingga mata Shani terpaku melihat adanya seorang laki-laki yang sepertinya dia kenal.
Lelaki yang Shani tatap dengan tak sengaja juga menatap ke arah Shani. Mata Shani melebar melihatnya. Matanya juga tanpa sadar berkaca-kaca. Lelaki di seberang sana melambaikan tangan pada Shani dengan ragu.
"Husen?"
Husen? Siapa husen? Kang paket kah?
Dah gitu aja maap buat typo.

KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA TENTANG KITA II [END]
Teen Fiction"Akan aku pastikan cerita kita berakhir Bahagia." _Zean Start : 5 Januari 2024 End : 27 Maret 2024 Revisi : 14 Juli 2024 Selesai : 14 Juli 2024