25

1.8K 217 6
                                    

_HTK_

Hari-hari berlalu. Zean telah menyelesaikan ujiannya. Malam ini Zean akan mengajak Shani pergi ke sebuah festival lampion yang diadakan di suatu tempat. "Udah siap?" tanya Zean.


"Udah." Shani naik ke atas motor Zean, memposisikan diri dengan nyaman. Tak lupa melingkarkan tangannya di perut Zean dengan erat. Tanpa menunggu lama, Zean melajukan motornya.

Di bawah kungkungan langit malam, jalanan ini terlihat sangat ramai. Lampu berkelap-kelip memberikan kesan yang indah. Zean ditengah fokusnya yang menyetir, dia tersenyum mendengar celotehan dari Shani yang tiada henti. "Terus kan dia pede banget nembak aku. Terus dia juga bilang kalau Tuhan udah nyiptain dia buat aku. Tapi aku yang udah eneg, langsung bilang 'tapi gue yang ga mau sama lo' abis itu aku pergi. Suaranya sih temen-temennya yang lain pada ketawa." Zean terkekeh mendengar cerita dari Shani.

"Kamu ga marah kan? Kamu cemburu?" tanya Shani memastikan.

"Nggak. Aku udah ga cemburu. Lagian aku juga udah yakin kalau kamu ga bakal nerima orang lain, karna kan kamu udah cinta banget sama aku," jawab Zean dengan bangganya.

"Dih pede banget masnya," celetuk Shani.

"Emang kamu ga cinta sama aku?"

"Pakek nanya. Tanpa aku bilang juga, kamu pasti udah tau jawabannya," kata Shani sembari memasukkan tangan di dalam saku jaket Zean.

"Nggak, aku ga tau jawabannya tuh," kata Zean. Dia sengaja ingin mendengar pernyataan cinta dari Shani, walau pun dia sudah tau jawabannya kalau pacarnya ini bucin akut.

"Aku cinta kamu Zean!" Kata Zean sambil menggeplak helm Zean dengan sengaja. Mereka tertawa setelahnya.

Motor Zean terus melaju hingga sampailah di tempat festival berada. Di sana sudah banyak ramai orang yang beberapa orang sudah membuat lampion yang siap untuk diterbangkan. Zean dan Shani turun dari motor, setelah memarkirkan motor.

"Belum pada diterbangin ya lampionnya?" celetuk Shani.

"Denger-denger bakal diterbangin bersamaan nanti jam setengah delapan. Dan sekarang belum ada jam setengah delapan, masih ada waktu untuk kita buat nyiapin lampion juga." Zean mengambil tangan Shani dan mengajak pergi ke penjual lampion itu.
"Kita mau terbangin sendiri-sendiri atau jadi satu aja?" tanya Zean pada Shani.

"Jadi satu aja biar romantis," jawab Shani.

Sesampainya dipenjual, Zean langsung membeli satu lampion, kemudian mencari tempat untuk menyiapkannya. "Sebentar lagi kayaknya mau diterbangin," celetuk Zean.

Shani memperhatikan sekitar, orang-orang sudah mulai merapat membawa lampion masing-masing. "Ayo kita ikutan juga," ucap Shani. Zean mengangguk, segera menyelesaikan lampionnya dan siap untuk diterbangkan. Mereka berdua ikut merapat bersama yang lain.

"Kita buat harapan dulu sebelum terbangin ini," kata Zean.

"Emang ngaruh?"

"Ya ga tau, kita coba aja dulu. Kalau ga ngaruh ya berdoa lagi pas setelah sholat," jawab Zean. Mereka berdua sama-sama memegang dan menatap lampion itu, sambil menggumamkan harapan di dalam hati.

Semoga tahun ini dan tahun berikutnya, Zean masih menjadi milikku. Meskipun kadang dia agak nyebelin, tapi aku tetep sayang bocah satu itu, aamiin. Batin Shani.

Hanya sebuah harapan kecil, semoga ga akan ada yang bisa gantiin posisi gua di hati Shani. Karna Shani milik gua, sekarang dan kapan pun itu. Dan semoga hubungan kita selalu awet sampai nanti nikah dan sampai maut memisahkan. Batin Zean.

"Udah?" tanya Shani ketika Zean seperti sudah membuat harapan.

"Udah," jawab Zean.

Kemudian terdengar suara intruksi untuk menerbangkan lampion dalam hitungan ketiga. Suara seketika langsung ramai, semua bersiap untuk bersama-sama menerbangkan lampion yang mereka pegang.

(Anggap aja begitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja begitu. Dri pinterest)

"Satu..."

"Dua..."

"Tiga, lepaskan!" Banyaknya lampion melabuh ke udara menghiasi langit malam, nampak cantik.

Zean merangkul pundak Shani sembari tersenyum menatap langit. Sedangkan Shani matanya berbinar melihat banyaknya cahaya di langit. "Bagus banget," ucap Shani. Zean tersenyum kemudian meninggalkan kecupan dipelipis Shani. Shani yang mendapat serangan mendadak sontak tersenyum. Kemudian dia berjinjit dan ikut melabuhkan ciuman di pipi Zean dengan dalam.






























Dah, satu buat pagi ini yak. Gua mo ke indoapril dulu, abis itu ngebabu, hari libur yang sibuk🥴

Maap buat typo.

HANYA TENTANG KITA II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang