_HTK_
Motor Zean berhenti di halaman rumahnya sendiri. Setelah mengambil pacarnya kembali dari Aran si hama iti, dia membawa Shani pergi ke rumah, karena sang Mama ingin bertemu. Sudah lama tidak jumpa katanya.
"Ayo." Zean mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan Shani.
"Harus banget gandengan?"
"Harus! Biar keliatan romantis." Shani yang mendengarnya pun tersenyum, dia tidak menerima uluran tangan Zean, melainkan malah merangkul pundak Zean. Meski pun dia harus berjinjit, tapi tetap melakukannya. "Gini lebih romantis," kata Shani.
"Masih kurang," balas Zean.
"Kurang?"
"Gini nih, yang lebih romantis." Shani memekik saat Zean secara tiba-tiba mengangkat tubuh Shani, menggendongnya seperti pengantin baru. "Mama, Zean bawa menantu Mama!" Teriak Zean sembari membawa Shani digendongannya.
"E e e e, Zean kenapa gendong-gendong gitu?" tanya Mama Zean saat melihat anaknya menggendong Shani.
"Turunin," pinta Shani. Zean menuruti hal itu. "Ma." Shani menyalimi tangan Mama Zean yang dibalas usapan lembut dikepala. "Kamu apa kabar nak?" tanya Mama Zean.
"Shani baik Ma, alhamdulillah."
"Lama kamu ga main ke sini. Mama kangen, ga ada temen masak-masak lagi."
"Maaf Ma, Shani lagi sibuk-sibuknya banyak tugas. Jadi belum ada waktu untuk bisa main ke sini," jelas Shani.
"Iya ga papa, Mama ngerti kok. Lancar kan kuliahnya?"
"Lancar Ma."
"Bagus. Eh, Mama mandi sebentar ya. Zean, kamu temenin pacarmu ini."
"Siap Ma!" Jawab Zean sembari hormat tangan kepada Mamanya.
"Sebentar ya nak," kata Mama Zean pada Shani dan dibalas anggukan.
"Ke kamar aku yuk," ajak Zean setelah Mamanya itu menghilang dari pandangan. Shani mengangguk menyetujui. Zean mengajak Shani ke kamarnya, untuk beristirahat sejenak.
Di dalam kamar, Shani menghampiri aquarium ikan yang mereka beli beberapa waktu yang lalu. Sedangkan Zean melepas jaketnya dan menyampirkan dibalik pintu. "Ikan kamu udah dikasih makan?" tanya Shani.
"Baru tadi pagi kalau sekarang belum," jawab Zean.
"Ck, kasihan pasti ikannya laper," kata Shani. Dia mengambil pelet ikan dan menaburkan untuk ikan itu makan. "Makan yang banyak ya, biar cepet gedhe."
Zean tersenyum, lalu mendekat ke arah Shani. Zean memeluk Shani dari belakang. "Kamu juga harus banyak makan, biar makin gemesin," kata Zean lalu meninggalkan kecupan di pipi Shani.
"Ga, aku ga mau makan banyak, nanti gendut dan kamu ga suka lagi sama aku," ungkap Shani.
"Siapa yang bilang gitu? Aku suka kamu apa adanya. Mau gimana pun kamu, aku tetep suka dan cinta sama kamu," jawab Zean dengan serius.
"Serius? Kalau aku botak, kamu tetep suka sama aku?"
"Emang kamu mau potong botak?"
"Kan misalnya sayang."
"Kalau kamu botak, aku juga tetep cinta sama kamu. Kalau bisa aku juga ikutan botak biar kita serasi," balas Zean.
"Bisa aja kamu."
"Sayang aku boleh minta sesuatu?" Tanya Zean.
"Minta apa?" tanya Shani sambil mengernyitkan keningnya.
"Aku mau minta cium heheh...."
"Biasanya gimana? Kalau mau cium ya cium aja."
"Aku maunya kamu yang cium aku duluan," kata Zean.
"Yaudah deh." Shani berbalik dan mencium pipi Zean singkat. Namun, Zean malah mengerucutkan bibirnya seperti tidak puas. "Kenapa lagi?" tanya Shani.
"Bukan cium itu yang aku mau," ungkap Zean.
"Terus?"
Zean mengerucutkan jarinya lalu mematukkan kedua tangannya di depan Shani. Itu adalah sebuah kode. Shani yang paham pun tersenyum. "Oh itu, ngomong atuh," kata Shani. Ciuman dibibirlah yang Zean inginkan. Jika soal itu Shani akan dengan senang hati mewujudkan itu untuk Zean.
Tanpa pikir panjang, bibir mereka bertemu. Ciuman mesra terjadi pada mereka. Lama kelamaan suasana menjadi panas dan ciuman mereka semakin intens. Tangan Zean juga semakin nakal dia mulai menggerayangi tubuh molek Shani. Shani melenguh beberapa kali saat rasa geli dia rasakan. Tangan Shani yang terkait di belakang tengkuk Zean, mengelus lembut leher Zean, yang membuat meremang. Tangan Zean juga mulai bergerak membuka satu persatu kancing baju Shani. Namun, sampai pertengahan gerakan tangan Zean berhenti.
Tok tok tok~
"Zean, Shani ada sama kamu ga?!" itu suara Mama Zean.
Mereka sontak gelagapan saling merapikan baju masing-masing. "I-iya ada Ma!" jawab Zean.
"Lisptik aku belepotan ga?" tanya Shani.
"Nggak. Kamu keluar dulu temuin Mama, aku ada urusan sebentar." Shani mengangguk mengiyakan. Serasa sudah kembali rapi, Shani keluar dari kamar untuk menghampiri Mama Zean.
"Ck, hampir aja ketauan," gumam Zean.
Ini hanya cerita, ga nyata. Jdi jangan dibawa ke rl ya ges. Mohon kerja samanya.
Dah gitu aja maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA TENTANG KITA II [END]
Fiksi Remaja"Akan aku pastikan cerita kita berakhir Bahagia." _Zean Start : 5 Januari 2024 End : 27 Maret 2024 Revisi : 14 Juli 2024 Selesai : 14 Juli 2024