_HTK_
Setelah dari rumah Shani, Zean tak langsung pulang melainkan ke warung pinggir jalan untuk menikmati secangkir kopi. Dia ingin menenangkan diri. Merenung, mengapa permasalahan kecil selalu mengganggu hubungannya dengan Shani. Sebatang rokok terapit ditangannya. Ternyata pertikaiannya dengan Shani tadi yang penyebabnya adalah rokok masih dihiraukan oleh Zean. Nyatanya sekarang dia masih tetap mengonsumsi rokok. Dia memang benar-benar sudah kecanduan.
"Ah, fuck, kenapa sih harus gelud mulu," gumam Zean sambil memandang jalanan yang tak begitu sepi. Dia menyeruput kopi hitam pahitnya. "Padahal baru aja baikan, nambah lagi masalahnya. Mau sampai kapan kayak gini terus?" Monolog Zean nampak sudah frustasi.
Suara motor berhenti di pinggir jalan. Kemudian sang pemilik memesan kopi di sana. "Bang kopi sepuluh, dibungkus." Kemudian dia mencari tempat duduk untuk menunggu, tapi melihat seseorang yang dia kenal. "Zean? Ngapain lo sendirian?" dia adalah Armando.
"Eh, Man. Lagi ngopi aja santai. Duduk-duduk," jawab Zean. Armando duduk di kursi semeja dengan Zean. "Mau ngopi juga?" tanya Zean.
"Beli kopi doang, pesenan dari temen," jawab Armando. Zean mengangguk paham, kemudian menyesap rokoknya lagi dan menghembuskan asap. "Wihh, udah jadi perokok lo?"
Zean terkekeh mendengarnya."Masih pemula. Lagian ga sering, kalau lagi stres doang," jawab Zean.
"Berarti lo sekarang lagi stres dong? Buktinya lo ngrokok," tebak Armando.
"Ya gitulah."
"Kenapa lagi, berantem lagi sama pacar lo?"
"Ya biasa, namanya juga hubungan. Ga mungkin kan bakalan adem ayem mulu," jawab Zean.
"Btw, kali ini masalah lo apa?"
"Ketauan ngerokok," jawab Zean, kemudian terkekeh sendiri karena kebodohannya.
"Bjir karna rokok lo berantem, tapi sekarang lo malah tetep ngerokok juga? Malah jadi gedhe dong kalau pacar lo tau?"
"Iya sih, tapi pacar gue ga tau sekarang. Jadi nyebat sekali ga papa kali, biar ada leganya sedikit," jawab Zean. Zean menginjak puntung rokoknya yang sudah habis, kemudian kembali meminum kopinya. "Btw lo kok bawa tas gedhe gitu? Mau kemana?" tanya Zean pada Armando.
Armando meletakkan tasnya di atas meja lalu menunjukkan isinya pada Zean. "Arak, gua mau minum sama temen-temen gua," jelas Armando pelan. "Lo mau ikut?" Tawar Armando.
"Ga deh. Gua abis ini mau pulang, mau ngerjain tugas sekolah," jawab Zean.
"Ealah gitu. Padahal lumayan Zee, bisa tambah ngeringanin pikirin lo," balas Armando sambil menutup kembali tasnya.
"Mas kopinya," kata penjual kopi, menyerahkan plasti hitam berisi pesanan Armando.
"Berapa bang?"
"Tiga puluh ribu."
"Gua duluan ya Zee, udah ditungguin nih," pamit Armando setelah membayar pesanannya. Zean mengangguk, membiarkan Armando pergi. Zean segera menghabiskan kopinya kemudian pergi pulang. Ada tugas sekolah yang harus dia selesaikan.
Sedangkan di sisi lain, Shani meremas ponselnya karena kesal. Dia kembali mendapatkan foto pacarnya yang sedang merokok dari nomor yang tidak dikenal. Dia tau foto itu baru saja diambil, karena baju yang dikenakan Zean masih sama dengan yang dikenakan tadi saat mengantarnya. "Cowo bajingan! Udah tau aku ga suka cowo perokok! Tapi dia masih aja ngerokok?!"
_HTK_
"Shani, mau pulang sama aku?" tanya Aran. Mata kuliah hari ini telah usai. Shani yang sedang berjalan sendiri langsung dihampiri Aran untuk mencari kesempatan menawarkan tumpangan. Siapa tau Shani mau kan, jadi patut dicoba."Ga usah kak. Aku udah pesen taxi," jawab Shani.
"Tumben ga bareng Feni? Dia kemana?"
"Ga masuk, lagi sakit."
"Oh, bareng aku aja Shan. Hemat sangu juga kan? Ga ngrepotin kok, aman. Ayo," ajak Aran lagi, dia masih tak mau menyerah.
"Ga dulu deh kak."
"Ga dulu? Berarti dilain waktu kamu bakal nerima ajakan pulang bareng aku dong?"
Mereka terus berjalan tanpa sadar sudah akan melewati parkiran, tapi langkah mereka terhenti karena ada pengendara motor yang mencegah. "Ayo pulang." Ternyata itu adalah Zean. Dia kembali bolos dijam sekolahnya yang belum selesai.
"Kamu bolos?"
"Udah liat kan? Ayo pulang."
"Kenapa bolos lagi?!" marah Shani. Padahal kemarin Zean sudah berjanji untuk tidak mengulangi hal itu lagi, tapi nyatanya sekarang malah terulang lagi. "Males, aku tadi abis berantem sama Pak Sudi," jawab Zean.
Flashback on
Kali ini adalah mapel PPKN. Zean yang tak tahan dengan penjelasan Pak Sudi(guru mapel PPKN) memilih merebahkan kepalanya di meja dan tertidur. Penjelasan dari Pak Sudi ini sudah tidak jelas juga membuat orang ngantuk saja.
Enak-enak tertidur, Zean terbangun karena mendapatkan lemparan penghapus papan tulis dari Pak Sudi. "Ini pelajaran, kalau mau tidur mending keluar dari kelas saya!"
Zean berdiri untuk keluar kelas. Sebenarnya niatnya hanya untuk mencuci muka biar tidak mengantuk, tapi tanpa mau mendengar alasan Zean, Pak Sudi sudah terbakar emosi duluan. "Berani kamu ya?! Tidak menghargai saya di sini!"
"Saya mau izin ke toilet Paka, mau cuci muka."
"Banyak alasan kamu!"
PLAK!
Tamparan keras melayang dipipi Zean. Semua murid terkejut melihat tindakan itu. "Sekalian saja tidak usah ikut pelajaran saya!"
"Saya hanya ingin ke toilet pak!" geram Zean.
"Sudah keluar kamu dari sini!" Pak Sudi terlihat mendorong Zean keluar kelas. Zean yang kesal pun melaporkan tindakan Pak Sudi ke guru BK, tapi tidak ada tindak lanjut dan malah Zean yang kembali disalahkan. Makanya itu dia memilih untuk membolos sekalian. Dia bisa keluar dari sekolah juga harus menyogok satpam sekolahnya itu. Melihat jam yang sudah waktunya jam pulang Shani. Zean pun memilih untuk menjemput Shani.
Flashback off.
"Kok bisa?"
"Ga penting. Ayo pulang." Shani tak ada pergerakan menaiki motor Zean. Dia masih kesal dengan kelakuan Zean yang merokok. Apalagi setelah berantem semalam, Zean masih tetap merokok. Dia tak suka dengan sikap Zean itu!
"Aku pulang sama kak Aran," celetuk Shani. Zean langsung menoleh, menatap Shani tak percaya.
"Shan? Kamu pulang sama aku!" Kata Zean dengan penekanan.
"Lo ga denger apa yang Shani bilang? Dia mau pulang sama gua," kata Aran menengahi.
"Dia pacar gua!"
"Tapi dia mau pulang sama gua kali ini."
"Shan?" Zean menatap Shani, dengan arti agar Shani mau pulang dengannya.
"Urusin aja rokok kamu," kata Shani, lalu pergi dari sana.
"Masih bau kencur ga usah sok jagoan!" kata Aran. Dia tersenyum miring lalu mengikuti Shani. Zean terdiam menatap punggung Shani yang kian menjauh. Dadanya sakit mendapat penolakan dari pacarnya sendiri. Dan juga Shani sekarang berani menerima ajakan pulang orang lain, di depannya langsung. Menyedihkan sekali.
Setelah mendapat penolakan, Zean tak langsung pergi, tetapi mengikuti mobil Aran dari belakang. Shani menyadari itu, tapi dia memilih cuek. Dia masih kecewa dengan Zean.
Ga galud ga asik kalo kata yg baca.
Dah gitu aja maap buat typo.

KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA TENTANG KITA II [END]
Novela Juvenil"Akan aku pastikan cerita kita berakhir Bahagia." _Zean Start : 5 Januari 2024 End : 27 Maret 2024 Revisi : 14 Juli 2024 Selesai : 14 Juli 2024