10

2.5K 242 13
                                    

_HTK_

Motor Zean berhenti di pinggir jalan, tepat di depan penjual wedang ronde. Setelah menghabiskan waktu berdua dengan menonton bioskop, Shani berkata menginginkan yang anget-anget, jadilah Zean mengajak Shani pergi ke wedang ronde, yang cukup terkenal keenakannya.

"Mang, wedang rondenya 2, makan di sini," pesan Zean, sedangkan Shani sudah duduk dikursi atom. Setelah memesan Zean mengambil kursi lain lalu membawanya ke sebelah Shani. "Kamu beneran suka wedang ronde kan?" Tanya Zean.

"Suka kok. Aku suka wedang ronde dan aku juga suka kamu," jawab Shani. Zean tersenyum mendengarnya. "Udah pinter gombal pacar Zean ini. Habis nonton Ancika, kayaknya kamu jadi kerasukan Dilan, manis dalam berkata," kata Zean.

"Ga sama dong. Kalau aku manis dibibir. Mau cobain ga?" tanya Shani dengan wajah menggoda.

"Mang boleh?"

"Kayak ga pernah icipin di setiap harinya aja," balas Shani.

"Ssttt~" Zean menempatkan jari telunjuk di bibirnya sendiri. "Jangan buka kartu dong, nanti pada denger. Kalau mamangnya dengerkan malu," bisik Zean di akhir kalimat sambil melirik ke arah penjual wedang ronde itu yang masih fokus membuat pesanan. Namun, kemudian mereka berdua terkikik saat matanya beradu pandang.

"Nanti harus cium aku sebelum kamu pulang," pinta Shani dengan berbisik.

"Siap laksanakan," balas Zean dengan bisikan juga.

"Wedangnya dek," kata mamang itu sambil menyerahkan mangkuk berisi wedang ronde. Karena tak adanya meja, membuat mereka kalau makan harus memegangi langsung.

"Makasih mang," ucap Zean. Mamang itu mengangguk lalau kembali untuk menyiapkan pesanan lain.

"Kepanasan ya?" tanya Zean, saat melihat Shani seperti tak nyaman memegang mangkuk itu. Shani mengangguk. "Iya panas," ucapnya.

Zean melihat kursi yang masih kosong lalu mengambilnya. "Letakin atas sini, biar tangan kamu ga kepanasan." Shani menurut dia meletakkan mangkuknya lalu segera meniup tangannya yang terasa panas. Zean yang melihat tangan Shani kepanasan langsung mengambil alih dan membantu meniupnya. Shani diam-diam tersenyum melihat tindakan Zean. Dia sangat suka Zean yang lembut, peka, dan sangat perhatian kepadanya.

"Masih panas?" tanya Zean.

"Udah nggak. Makasih ya."

"Sama-sama sayang," jawab Zean.

Mereka mulai menikmati wedang ronde dengan perlahan, karna masih terasa panas. Namun, Zean kembali teringat dengan apa yang ingin dia tanyakan tadi. Dia melirik Shani yang masih fokus memakan wedang ronde sesekali meniupnya.

"Sayang."

"Hem?" sahut Shani.

"Aku.. mau tanya sesuatu."

"Tanya apa?" Shani menghentikan kegiatannya sejenak, ingin menyimak apa yang akan Zean tanyakan.

"Hem, cowo yang tadi ada di rumah kamu siapa?" Tanya Zean. Sebenarnya dia ingin menanyakan sedari tadi, tapi dia tahan hingga sekarang baru ditanyakan.

"Itu cowo ga penting, ga usah dihirauin," jawab Shani. Terdengar dari nadanya Shani tak suka dengan pembicaraan mengenai Aran tadi.

"Tapi dia siapa? Aku pengen tau. Kenapa sampai harus dihirauin?" kepo Zean. Dia ingin penjelasan.

"Namanya Aran. Dia kakak tingkat aku," jawab Shani.

"Kenapa bisa di rumah kamu?"

"Dia tadi sore ngajak aku jalan, tapi langsung aku tolak. Ga tau kenapa tiba-tiba dia udah ada di rumah aku, padahal jelas-jelas udah aku tolak," jelas Shani.

"Dia ngajak kamu jalan? Kok kamu ga ada cerita ke aku?" Tentu Zean merasa sedikit kesal. Bagaimana tidak? Pacarnya diajak jalan sama cowo lain, siapa yang bakal terima?

"Karna itu ga penting Zean. Makanya aku ga ceritain ke kamu. Dia itu ga penting, hirauin aja," jelas Shani.

"Bagi aku penting Shan. Mau itu penting atau pun tidak, seharusnya kamu cerita dong ke aku. Apa lagi dia itu cowo. Aku tau dia suka sama kamu. Dia bilang kalau dia calon pacar kamu," ungkap Zean. Dia masih menggunakan nada bicara yang rendah agar tidak mengundang banyak mata ke arah mereka.

"Maaf sayang, aku ga cerita. Karna menurut aku itu ga penting. Dan jangan dimasukan kehati kalau dia bilang yang aneh-aneh, aku ga bakal mau sama dia. Lagian aku kan ada kamu, aku ga bakal cari pasangan lain," kata Shani menenangkan. Dia juga meminta maaf.

Hayo, dimana coba kalian bisa menemukan cewe yang mau meminta maaf duluan saat bertengkar dengan pasangan? Biasanya kan cewe selalu benar, tapi kali ini Shani merasa harus meminta maaf. Dia tak mau Zean marah.

"Shan, entah kenapa aku jadi takut kisah kita kayak Dilan dan Milea," celetuk Zean tiba-tiba. Gara-gara film dia jadi overthingking. Dia takut, jika dirinya menjadi Dilan yang akan berpisah dengan Milea dan bertemu dengan orang baru. Zean tak mau berpisah dengan Shani. Dia hanya mau Shani.

"Plishlah, jangan gitu. Itu hanya film dan ga bakal terjadi ke kisah kita. Aku punya kamu dan kamu punya aku. Jangan berpikir kalau kita akan berpisah nantinya," kata Shani sambil memegang tangan Zean erat dan menatap dalam matanya. "Kamu ga akan ngebiarin kisah kita berakhir kan?" tanya Shani.

"Nggak! Aku ga akan ngebiarin kisah kita berakhir sayang. Akan aku pastikan cerita kita berakhir bahagia," jawab Zean dengan yakin. Shani tersenyum mendengarnya. "Aku hanya mau kamu, untuk sekarang dan untuk selamanya," lanjut Zean.
























Ciahaaaa, cringe banget keknya wkwk, tapi yaudahlah.

Dah gitu aja maap buat typo.

HANYA TENTANG KITA II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang