Namaku Kristoval, nama panggilanku Kris, aku anak yang di besarkan Samuel, anak yang terus tumbuh berkembang dari hari ke hari, membuat lingkungan bengkel terasa menyenangkan karena kehadiranku, senyuman terpancar di wajah Samuel melihat pertumbuhanku setiap harinya.
Semenjak berumur enam tahun, aku di ajarkan tentang dasar-dasar bertualang oleh kakek tua itu, seperti survive ketika di hutan, berburu kelinci, rusa, mencari sumber makanan yang aman untuk di konsumsi.
Memahami beberapa tumbuhan yang bisa di konsumsi, yang beracun, tumbuhan obat, tak lupa juga sambil menempa beberapa pisau dan perkakas besi lainnya. Latihan kebugaran juga tak lupa di ajari kakek tua itu seperti push up, berlari, squat, dan berlatih pedang, karena tubuh yang bugar adalah senjata terkuat yang harus di miliki petualang.
Terkadang aku di lepas di hutan sendirian lalu di tinggalkan oleh kakek tua itu untuk bertahan hidup, demi melatih agar aku terbiasa sedari kecil bagaimana cara untuk bertahan hidup di segala kondisi dan keadaan,
itu yang membuat aku murka setiap kembali ke rumah setelah di tinggalkan di hutan seharian, kakek tua itu selalu tertawa melihat ekspresi marah yang di lontarkan olehku setiap kali aku di lepas di hutan.Aku juga menyadari pelatihan yang di berikan kakek tua itu bukan ada unsur lain, demi kebaikanku di masa depan, tetapi aku tetap tidak terima dimana anak-anak seusiaku yang seharusnya bermain bersama teman-teman sebaya malah harus melewati latihan bak neraka setiap harinya.
Angin sejuk berhembus di halaman belakang rumah Samuel, memperlihatkan pria paruh baya itu sedang melakukan sesuatu.
"Kris tolong bawakan long sword ke halaman belakang rumah kita" Teriak Samuel sambil melakukan pemanasan kecil-kecilan.
Langkah kaki pemuda berumur delapan tahun semakin terdengar jelas menuju halaman belakang rumah mendekati Samuel, aku membawa apa yang di perintahkan tadi.
"Ini kakek tua pedangnya" Aku memberikan long sword itu kepada Samuel.
Pada saat Samuel menerima long sword dariku, tatapannya mulai mengarah ke sesuatu yang membuat ia penasaran sedari tadi, sesuatu yang aku bawa selain long sword miliknya.
"Hoo apakah itu sepasang belati yang baru saja selesai kau buat Kris?" Samuel tampak takjub dengan apa yang di buat oleh Kris.
"Ya senjata ini cocok aku gunakan di umurku yang sekarang" Aku mengayunkan beberapa kali belati itu sambil terus melihatnya.
"Hmm benar juga Kris, di umurmu yang sekarang long sword hanya menghambatmu, tapi ingat, kalau hanya menggunakan belati saja tidak akan cukup untuk merobek lebih dalam kulit monster."
"Aku tau kakek tua, hampir setiap saat kau mengatakan itu."
Aku malas mendengarkan ucapan kakek tua ini, aku sering mendengar bualannya, seketika aku menghela nafas dan membuat wajah masa bodoh, tapi tetap mendengarkan apa yang di sampaikannya.
"Ayo kita mulai latihannya anak muda, sudah sampai sejauh mana perkembanganmu" Samuel tersenyum sambil mengarahkan pedangnya ke Kris.
"Jangan salahkan aku kalau sakit belakangamu kambuh lagi dan itu jadi alasanmu kakek tua" Aku membalas perkataan kakek tua itu dengan sorot mata yang serius dan bersiap menyerangnya.
Kami pun memulai latih tanding dengan aku mulai menyerang duluan, di sambut kakek tua itu ia menerima seranganku dan membalasnya, setelah berlangsung beberapa saat, hasil dari latih tanding itu dimenangkan telak oleh samuel.
"Ciih berikan sedikit keringan dasar kakek tua."
Aku terbaring sambil menunjukkan ekspresi kesal yang tertuju kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Tamat] Pahlawan dari Pandai Besi
AdventureSeorang pemuda yang berambisi menjadi yang terbaik sampai ke tahap tertinggi kelas Petualang. Tetapi malah terbelenggu dalam masalah yang cukup kompleks, membuat ia hampir melupakan ambisinya atau memang ia telah melupakannya. "Aku masih...