BAGIAN 36. Duel

8 2 0
                                    

Setelah berjalan beberapa saat, aku dan Kepala Sekolah Akhirnya sampai di Aula Latihan Akademi. Terlihat seorang pria berumur lima puluh awal dengan bentuk tubuh proporsional sedang mengayunkan pedang kayu beberapa kali, ia menghentikan gerakannya setelah melihat Kepala Sekolah bersama seorang pria muda berambut ikal menghampirinya. 

“Selamat pagi Kepala Sekolah, biar aku tebak pasti pria yang bersamamu adalah calon pengajar di Akademi ini.” Ucap pria gagah tersebut. 

“Intuisimu bagus seperti biasanya tuan Braham, aku jadi tidak perlu menjelaskan lagi maksud kedatanganku kemari.” Kepala Sekolah melirik sedikit ke arahku, lantas mempersilahkanku maju kedepan. 

Aku dengan segera maju kedepan sekaligus memperkenalkan diri, tuan Braham balas menyambut dengan berjabat tangan. 

“Mari kita sudahi perkenalan ini tuan Kris dan ambil ini, kita akan segera lakukan latih tanding tentu saja Kepala Sekolah akan menjadi wasitnya.” Setelah memberikan pedang kayu kepadaku, tuan Braham kemudian berjalan sepuluh meter menjauh dan bersiap untuk melakukan latih tanding. 

Aku juga siap untuk bertanding, memperlihatkan gestur tubuh mengangkat jempol kepada Kepala Sekolah, menandakan aku siap untuk bertarung. 

“Peraturannya sederhana, buat lawanmu tidak bisa bertarung lagi atau salah satu dari kalian mengaku untuk menyerah, maka pertandingan ini akan di hentikan, kalau begitu pertandingan di mulai.” 

Setelah mendengarkan kalimat di mulai dari Kepala Sekolah, aku langsung berlari maju kedepan untuk melakukan serangan kepada tuan Braham. 

Tuan Braham tersenyum menyambut kedatangan seranganku dengan mempersiapkan kuda-kuda untuk bertarung. 

Aku melancarkan serangan tebasan diagonal ke arah tuan Braham, pria bertubuh kekar itu menghindari beberapa seranganku. 

"Tak!"

Pedang kami beradu, Braham berhasil menahan serangan yang di berikan olehku. Tidak berhenti di situ, Braham kemudian melanjutkan tebasan horizontal balasan kepadaku. 

Namun pria berambut ikal itu juga dapat menghindari serangan dari Braham, tidak habis akal Braham dengan cepat melakukan tendangan berputar mengarah ke perutku. 

"Bugh!"

Dengan reflek aku menyilangkan pedangku untuk membuat perlindungan diri, serangan Braham dapat aku tangkis, tapi dengan kekuatan tendangan yang hebat aku terhempas jauh ke belakang. 

“Heeh.. Kau juga dapat menahan serangan itu tuan Kris, sepertinya aku akan mulai serius sekarang.” Braham kembali memperbaiki posisi kuda-kudanya. 

“Kecepatan serangan anda luar biasa tuan Braham, level anda jauh dari para petualang yang aku kenal selama ini.” Aku mulai bangkit dan mengangkat pedangku kembali. 

“Aku datang tuan Kris bersiaplah.”

Kali ini Braham yang melesat menuju ke arahku dengan kecepatan dua kali lebih cepat dari sebelumnya, aku mulai berkeringat melihat kecepatan luar biasa itu. 

“Serangan pedang ganda!”

Tiga kali tebasan beruntun yang di lancarkan Braham seakan ia menggandakan pedangnya, saking cepat gerakannya membuatku kewalahan mengahadapinya. 

Hampir semua serangan beruntun itu dapat aku hindari dan tangkis menggunakan pedangku, tapi ada serangan yang masuk mengenai tubuhku. 

“Ughh!”

Aku berhasil terkecoh dan terkena serangan tipuan oleh Braham, yaitu sikutan ke perut bagian bawah tubuhku. Tak terima serangan itu berhasil mengenaiku, aku menggenggam pedangku dan melakukan tebasan horizontal balasan mengarah ke leher tuan Braham. 

[Tamat] Pahlawan dari Pandai BesiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang