BAGIAN 18. Peristiwa dan Bencana

12 4 0
                                    

Semua Petualang masih menunggu penyampaian, Ketua Serikat melihat semua petualang yang datang dan sedikit melihat ke arahku dari kejauhan.

"Maafkan aku semuanya daerah yang di Serang kali ini adalah Desa Tweley."

Semua Petualang kaget dengan penyampaian barusan dan serentak melihat ke arahku, aku terdiam tidak bisa berkata-kata lagi hanya amarah yang ada padaku saat ini.

"Minggir... jangan halangi jalanku!!"

Aku langsung berlari keluar dan mempersiapkan diri untuk segera berangkat ke desa Tweley semua Petualang yang ada di Serikat tidak menghentikanku.

"Perjalanan dari Kota Bogenvil sendiri sekitar dua hari perjalanan teman-teman, cepat segera bersiap lalu kita berangkat" Ucap Ketua Serikat.

"Laksanakan Ketua!!"

Semua petualang serentak menjawab perkataan Ketua Serikat. Dea nampak sedih karena kali ini daerah yang di serang adalah desa Tweley dekat dengan tempat tinggal Kris.

Di kantor pusat Prajurit Kerajaan Kota Bogenvil terlihat seluruh prajurit sedang bersiap untuk pergi ke desa Tweley, karena bencana penyerangan monster terjadi di sana, penyampaian terus di lakukan oleh salah satu komandan Kerajaan yang memimpin jalannya rapat.

"Desa Tweley adalah tempat tinggalku di masa lalu, disana juga tinggal kakek Samuel dan Kris, semoga kalian baik-baik saja."

Ini akan menjadi tugas pertama Friya, ia tentu saja tidak akan bertindak terlalu gegabah, salah satu teman Friya memberikan juga sedikit nasihat sebagai seorang Ksatria yang lebih dulu dari Friya.

Beberapa menit kemudian salah satu komandan dari 10 elit komandan Kerajaan tiba-tiba muncul di hadapan mereka.

"Mohon perhatian semuanya!!"

Atensi semua prajurit yang ada dalam ruangan menuju satu titik ke depan memperhatikan dengan seksama.

"Di karenakan kondisi keuangan Kerajaan yang tidak stabil maka untuk misi penyelamatan desa Tweley ditiadakan" Lanjut penyampaian dari komandan Ksatria itu membuat Semua Prajurit dan Ksatria yang berada di ruangan kaget.

Friya yang mendengarkan penyampaian dari Komandan tersebut lantas heran dan bertanya-tanya kemudian ia langsung menyanggah perkataan barusan.

"Mohon maaf sebelumnya maksud komandan apa?" Tanya Friya kebingungan.

Komandan tersebut kemudian mengulangi perkataannya dan mengatakan untuk misi penyelamatan kali ini Kerajaan tidak memberikan anggaran yang menandakan bahwa kali ini pasukan Kerajaan tidak bergerak ke desa Tweley.

"Tapi komandan desa yang di serang kali ini merupakan bagian dari Kerajaan masa kita hanya berdiam diri disini, kita ada untuk melindungi rakyat" Ucap Friya nampak kecewa.

"Kau mungkin benar nona Ksatria, tapi ini perintah dari pusat, kita sebagai Prajurit Kerajaan harus mematuhi perintah dari atasan apapun itu" Jawab komandan itu.

Semua Prajurit kebingungan dan tidak berani menentang perintah atasan kecuali Friya. "Kalau begitu aku akan berangkat sendiri tanpa bantuan dana dari Kerajaan, aku tidak mau menjadi pecundang disini."

Friya bangkit dari duduknya dan segera beranjak dari ruang rapat. Prajurit yang lain ada yang sepakat dan tidak dengan Friya kebanyakan dari mereka cari aman dan masa bodoh.

Teman Friya yang ikut keluar ruangan menjajarkan langkah dengan Friya. "Ciih jangan terlalu keras kepala Friya ini perintah dari atasan" ucap teman Friya mencoba untuk membujuknya.

"Oo ternyata Ksatria hebat sepertimu aslinya seorang pecundang apa benar begitu tuan Edwin?"

"Bukan begitu Friya siapa juga yang mau menjadi sukarelawan, tanpa di bayar kita realistis sajalah" Edwin masih mencoba membujuk Friya.

[Tamat] Pahlawan dari Pandai BesiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang