Saat ini tuan Lona berada di hadapan komandan terkenal kota Moringa, kedua mata mereka saling tatap, mengintimidasi satu sama lain.
“Tuan Felix yang terhormat, anda masih saja angkuh seperti biasanya” Ketika tuan Lona berbicara, serentak relawan yang ada diam memberikan ruang untuknya, kemudian ia lanjut berbicara.
“Kami ada di sini untuk meminta kebijakkan kepada pemerintah, kami sudah hidup menderita, kalian malah mempersulit kami dengan kebijakan yang ada saat ini” Tuan Lona dengan gagah berbicara di hadapan relawan dan prajurit kerajaan.
“Sepakat!”
“Sepakat!”
Gemuruh lantang relawan yang ada bergema hingga ke langit, di depan kantor Walikota Moringa.
“Permintaan kami hanya satu, yaitu hapuskan pajak yang memberatkan kami, kalau tidak ada masyarakat, Kota ini bukanlah apa-apa, andil semua orang cukup penting demi keberlangsungan Kota tercinta ini.”
Setelah mendengar aspirasi dari tuan Lona, sang komandan Felix malah tertawa kecil, ia tidak menyangka bahwa rakyat jelata yang hidup di garis kemiskinan mulai berani menentang kebijakan pemerintah yang mereka buat.
“Pffftt hahaha kalian semua sangat lucu.”
Komandan Felix malah tertawa sejadi-jadinya, setelah ia berhenti tertawa, ia kemudian melanjutkan percakapan dengan tatapan jijik, memperlihatkan mimik wajah yang teramat serius.
“Hidup dan mati kalian ada di tangan kami wahai rakyat jelata, kami sudah berbelas kasih untuk menampung kalian para hama menjijikkan Kota ini, inikah balasan yang kalian berikan, dasar tidak tau berterima kasih.”
Ucapan tuan Felix berhasil menyulut emosi relawan yang ada, kini para relawan tidak tahan dengan ucapan barusan.
Dari gerombolan relawan, terlihat batu melayang menuju arah gerombolan prajurit keraajaan yang menyebabkan Chaos terjadi.
“Dasar para bedebah, semuanya habis para serangga itu.!!”
Komandan Felix kemudian memerintahkan para anggota prajurit menyerang sekumpulan relawan yang ada.
“Sial.. semuanya lindungi satu sama lain.” Perintah dari tuan Lona di ikuti serentak oleh relawan yang ada.
Kekacauan antara kubu relawan yang di pimpin oleh tuan Lona dan kubu prajurit kerajaan memang tidak bisa di elakkan lagi.
Mau bagaimanapun itu, pasti pihak bangsawan Kota ini tidak serta merta menerima aspirasi relawan yang ada, kalau memang ada yang menentang, mereka tidak segan-segan untuk melawan atau bahkan membinasakan orang-orang yang berani menentang kebijakan Kota.
Pertarungan terus berlanjut, meskipun relawan menang jumlah, tapi pihak kerajaan di ungguli dengan para prajurit yang terlatih, satu prajurit kerajaan saja kekuatannya setara dengan dua puluh orang masyarakat biasa.
Sedangkan di kubu relawan kerajaan, banyak masyarakat biasa yang bukan seorang petualang ikut bergabung, ini yang memberatkan pihak relawan untuk melakukan perlawanan, karena bukan hanya bertarung saja, tapi juga mereka harus melindungi rekan-rekan yang tidak mahir bertarung seperti petualang yang ada saat ini.
Kris saat ini tengah melindungi rekan-rekan relawan yang tidak mahir bertarung, korban dari kekacauan ini pun mulai terlihat dari kubu relawan dan kubu prajurit kerajaan, teriakan kesakitan menjulang tinggi ke langit-langit kota Moringa. Para masyarakat yang melihat kekacauan, lari tidak karuan kesana kemari demi melindungi diri masing-masing.
“Sial, ini bukan rencana awal yang kami harapkan, memang pada dasarnya para bangsawan itu menganggap kami sebagai sampah” Aku mulai geram dengan situasi saat ini dan terus bertarung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Tamat] Pahlawan dari Pandai Besi
AdventureSeorang pemuda yang berambisi menjadi yang terbaik sampai ke tahap tertinggi kelas Petualang. Tetapi malah terbelenggu dalam masalah yang cukup kompleks, membuat ia hampir melupakan ambisinya atau memang ia telah melupakannya. "Aku masih...