BAGIAN 21. Seorang Magic Swordsman

10 4 0
                                    

"Menjauh dari Ayahku dasar keparat!!" Teriakkku mendekati Samuel.

"Semua sudah terlambat pecundang."

Jleb! Jleb! Jleb!

Darah keluar bercucuran dimana-mana, Samuel tertusuk tiga pedang sekaligus di bagian dadanya.

"Akkhhhh!!" Jerit Samuel kesakitan.

Aura yang cukup dahsyat tiba-tiba keluar dari sekujur tubuh Kris tanpa sepengetahuannya.

"Tidaaak!! Ayaahhh!!"

Aku mengayunkan pedang mengarah ke beberapa pria berjubah hitam itu. Mataku kini penuh dengan tatapan kebencian, aku menyerang mereka dan berhasil menumbangkan satu pria berjubah hitam itu menggunakan long sword milikku.

Aku mendekati kakek Samuel yang terluka parah, wajahku tidak bisa berbohong bahwa aku sangat khawatir kepada Samuel. "Ayah aku mohon bertahanlah!!" Ucapku sambil merangkul Samuel.

"Kau sudah menjadi pria yang luar biasa Kris."

"Aku akan selalu menyayangimu apapun yang terjadi Ana... . . ." Belum sampai Samuel menyelesaikan kata-katanya Samuel tiba-tiba terhenti dan tidak bernafas lagi.

"Ahhhhh Ayaaaaah!!"

"Sial..."

"Sial..."

"Kumohon cukup kali ini saja.."

Tangisku pecah sambil merangkul kakek Samuel yang sudah berhenti bernafas, aku sangat mengerti keadaan kakek Samuel dan hanya amarah yang menyelimutiku.

"Kalian akan menerima Akibatnya dasar keparat!!" Aku di puncak amarahku.

"Aura sihir itu terpancar di sekitar tubuh bocah itu, sepertinya itu belum sempurna, semuanya berhati-hati" Pemimpin sekte Jaylangkung nampak ketakutan.

"Mari kita selesaikan!!" Aku seketika berada di belakang pemimpin sekte dan beberapa anggotanya.

"Swiiing!"

Ayunan pedangku mengenai satu anggota sekte itu sampai membuat badan anggota sekte itu terbelah menjadi dua.

"Dua! Siapa lagi selanjutnya."

Melihat hal itu terjadi, dua anggota lainnya di tendang pemimpin sekte Jaylangkung ke arahku. "Atas nama sekte Jaylangkung tahan bocah itu aku memerintahkan kalian" Ketua sekte yang terluka berusaha untuk melarikan diri. "Ciih bocah kau persis seperti Samuel."

Amarahku semakin memuncak dan menggila mengayunkan pedangku. Dengan cepat aku mengalahkan dua anggota sekte Jaylangkung itu.

"Sekarang tinggal kau sendiri" Aku bersiap untuk mengejar pemimpin sekte itu.

Pada saat aku ingin mengejar dan melancarkan serangan, dari jauh ada seseorang yang berteriak memanggilku.

"Kris jangan terbawa suasana masih ada yang harus kita lindungi kumohon!" Ucap Jeans mengingatkanku.

"Kumohon Kris!!" Roky ikutan berteriak.

"Huuuhh.??"

Aku berusaha mengejar anggota sekte Jaylangkung yang tersisa itu, tapi aku terhalangi kawanan monster yang ada di hadapanku, aku makin menggila dengan membantai semua monster yang terlihat.

"Mode yang Kris keluarkan tidak biasanya, kecepatan bertarungnya meningkat begitu pesat, menakjubkan."

"Kris terus menggila Jeans, apakah ini baik untuknya?" Ucap Roky.

"Aku juga agak khawatir, Kris apa kau baik-baik saja?" Tanya Jeans agak khawatir kepadaku.

Aku menghiraukan Jeans dan terus bertarung tanpa henti. Satu, dua, tiga, beberapa monster perlahan-lahan di kalahkan olehku satu per satu.

[Tamat] Pahlawan dari Pandai BesiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang