Orang itu nampak mencurigakan, tapi dia menyadariku dan membiarkan aku mengikutinya. Aku kemudian berjalan mengikuti orang itu dan ikut berbelok di perempatan rak-rak barang, aku langsung di sambut orang itu dan seketika kaget.
"Kukira siapa ternyata anda tuan Ryan" Ucapku.
"Kecilkan suaramu tuan Kris ayo kita pergi ke ujung lorong ini" Ryan membuka masker yang ia kenakan dan menuntunku menuju ujung lorong.
Kami akhirnya sampai ujung lorong rak barang-barang antik, dekat rak-rak itu terdapat banyak barang yang bertumpuk di kardus, dekat dari situ ada satu meja kecil dan dua buah kursi. Kami lanjut berbicara di meja dekat tumpukan barang-barang itu, Ryan langsung mengeluarkan kertas dan memberitahukan informasi terkini yang terjadi saat ini.
Aku mendengarkan dengan seksama apa yang di sampaikan tuan Ryan, langkah apa saja yang akan ia lakukan kedepannya, karena seluruh anggota partai Jaylas dan antek-anteknya ingin segera mendapatkanku. Kali ini mereka tak tanggung-tanggung, beberapa anggota prajurit kerajaan di beri misi untuk mencari tau teroris yang mengancam keberlangsungan partai dan kerajaan. Tuan Ryan juga menyarankanku tetap menyembunyikan identitas, untuk saat ini jangan dulu mengambil misi di serikat petualang.
Beberapa Serikat Petualang yang ada di kota Kerajaan Clove kini di awasi langsung oleh utusan Partai Jaylas. Mereka sering kali menanyakan tentang keberadaan teroris yang di gadang-gadang ingin membuat kekacauan di Kerajaan, dan mencari tau siapa sebenarnya teroris tersebut sampai masuk ke Serikat Petualang. Cerita mengenai kebengisan teroris itu juga tersebar di mana-mana, membuat banyak masyarakat yang percaya begitu saja tanpa mencari tau asal usul kebenarannya seperti apa.
Masyarakat banyak yang telah tertipu oleh citra baik dari Partai Jaylas yang sejauh ini berhasil mereka jalankan, sehingga propaganda mengenai kebaikan partai Jaylas dan pro pada rakyat tersebar di kalangan masyarakat, hanya karena melihat sepintas apa yang di lakukan partai tersebut. Aku memahami situasi yang di sampaikan tuan Ryan, dimana kini masyarakat ikut terlibat dalam mencari tahu keberadaan teroris yang belakangan terakhir menyebabkan kegaduhan.
Untuk saat ini pergerakanku akan amat terbatasi, aku harus memutar otak agar tidak terlalu mencolok di hadapan umum, tapi untungnya masih ada tuan Ryan dan relawan lainnya yang ikut membantuku diam-diam dalam menjalankan aksi untuk melawan partai Jaylas dan antek-anteknya. Apa saja yang akan aku lakukan kedepannya hanya membuatku makin tertekan dalam memikirkannya, tapi aku tidak putus asa begitu saja.
"Terima kasih atas informasi yang berharga ini tuan Ryan, aku akan mengikuti semua saran yang kau berikan" Ucapku.
"Aku dan relawan lainnya akan memikirkan berbagai cara kedepannya tuan Kris, ingat ada kami jangan tanggung itu sendirian" Jawab Ryan.
Aku senang mendengar apa yang di sampaikan Ryan, itu membuatku semangat lagi dan akan bertindak sebagaimana mestinya.
"Aku juga sedang memikirkan beberapa hal kedepannya mohon suportnya tuan Ryan aku akan mengingat jasa kalian sampai kapanpun itu" Aku tersenyum penuh semangat.
"Kita berada di arah yang sama tuan Kris, meskipun kebenaran itu menyedihkan setidaknya kita berada di jalur serupa, tidak seperti orang di luar sana yang tidak tau kebenarannya sama sekali."
Ryan senang bisa sejalan denganku, tentu saja rekan-rekan relawan yang lain juga ikut terlibat, kami tidak henti-hentinya berjuang meskipun tidak di bayar sedikitpun.
"Kalau begitu kita sudahi pertemuan kali ini mari kita bertemu di tempat biasanya" Aku segera menyudahi percakapan.
"Baik tuan Kris, aku akan bertemu seseorang setelah dari sini" jawab Ryan.
Aku dan Ryan segera meninggalkan toko barang antik tersebut, Ryan pergi ke arah yang berlawanan denganku, Aku lanjut pergi melihat-lihat sekitar siapa tau ada informasi berharga lainnya yang bisa aku temui.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Tamat] Pahlawan dari Pandai Besi
AdventureSeorang pemuda yang berambisi menjadi yang terbaik sampai ke tahap tertinggi kelas Petualang. Tetapi malah terbelenggu dalam masalah yang cukup kompleks, membuat ia hampir melupakan ambisinya atau memang ia telah melupakannya. "Aku masih...