Beberapa hari telah berlalu setelah aku dan kakek Samuel berbicara mengenai bagaimana aku kedepannya apakah ingin bertualang atau tidak, sampai pada saat akhirnya aku memutuskan untuk berbicara dan membulatkan tekadku.
"Aku sudah memutuskannya kakek!!”
Aku kini teramat yakin dengan apa yang aku ucapakan barusan, terlihat dari wajahku yang menunjukkan sebuah keseriusan, pupil mata Kris membulat di hadapan Samuel.
“Untuk bertualang?” Samuel lantas menghentikan aktivitasnya pada saat menempa demi mendengarkan Kris.
“Aku akan terus menjadi seorang pandai besi.”
Ucapku dengan penuh keyakinan, aku sudah memutuskan dan membulatkan tekadku.
Mendengar hal tersebut kakek Samuel nampak kecewa dan terdiam sejenak tapi terus mendengarkan apa yang akan aku sampaikan.
“Aku akan tetap menjadi Pandai Besi dan melakukan petualanganku.”
Kakek Samuel akhirnya tersenyum lega setelah mendengar penyampaian dariku. “Dasar kau ini, kalau bicara jangan setengah-setengah.”
Kakek Samuel agak kesal tapi sangat senang dengan apa yang aku sampaikan karena aku sudah memutuskan untuk melakukan Petualangan.
“Hehehe maaf kakek jangan terlalu tegang lah” Ejekku.
“Jadi kapan kau akan berangkat?” Samuel lanjut bertanya kepadaku.
“Secepatnya kakek tua, mungkin minggu depan.”
“Baiklah kalau begitu Kris, aku akan menyediakanmu beberapa perlengkapan khusus untukmu” Samuel tersenyum puas.
“Terserah kau saja kakek” Aku membalas dengan tersenyum juga.
Kami pun melakukan aktivitas seperti biasanya di bengkel hingga tiba dimana hari keberangkatanku untuk melakukan petualangan.
“Kau sudah tumbuh menjadi remaja Kris tidak terasa waktu berlalu begitu cepat” Kakek Samuel berdiri di depan pintu melihat aku Bersiap-siap untuk berangkat. “Tak ada lagi yang bisa aku ajarkan padamu Kris, sisanya tergantung kau dan pengalamanmu.”
Aku mengikat tali sepatu setelah itu berdiri sambil menggendong tas dan bersiap melakukan perjalanan.
“Kalau begitu aku pamit dulu kakek jaga kesehatanmu selama aku pergi” Aku mengulurkan tangan kemudian kakek Samuel balas menjabat tanganku.
“Hati-hati di jalan, jaga kesehatanmu, jangan memaksakan kehendak yang tidak bisa” Sedikit nasihat untukku.
“Tentu saja kakek kalau begitu aku pamit dulu” Aku mulai berjalan kedepan sambil melambaikan tangan.
Kakek Samuel tersenyum tipis sambil melambaikan tangannya juga, tanpa di sadari ada sedikit air mata yang menetes ketika melihat punggung Kris mulai menjauh. “Hah.. ternyata begini rasanya ketika menjadi orang tua.”
Aku akhirnya melakukan Petualang pertamaku, aku berniat mendaftarkan diri di Serikat Petualang di Kota Bogenvil sebagai seorang Petualang, agar aku bisa menjalankan berbagai misi dan mendapatkan komisi dari misi yang di selesaikan, Petualangan menarik menungguku kedepannya.
Di suatu hutan yang tempatnya tidak di ketahui banyak orang, terlihat sebuah goa yang di dalamnya terdapat beberapa orang sedang berkumpul menggunakan jubah hitam dan memakai sebuah kalung, di kepala kalung yang membulat itu terdapat gambar garis-garis membentuk bintang dan di tengahnya ada sebuah kepala kambing iblis.
“Kita harus segera menyelesaikannya, kumpulkan lebih banyak lagi” Ucap salah satu pria berjubah hitam itu.
Mereka semua serentak menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Tamat] Pahlawan dari Pandai Besi
AdventureSeorang pemuda yang berambisi menjadi yang terbaik sampai ke tahap tertinggi kelas Petualang. Tetapi malah terbelenggu dalam masalah yang cukup kompleks, membuat ia hampir melupakan ambisinya atau memang ia telah melupakannya. "Aku masih...