Aku akhirnya berpamitan dengan warga desa Nutsi untuk melakukan perjalanan, seluruh warga desa berkumpul di depan gerbang dan mengantar kepergianku, warga desa dan kepala desa sangat berterima kasih kepadaku karena banyak membantu dan mengatasi masalah yang ada di desa Nutsi.
Tujuan utamaku pergi ke Kota Edelweis ialah untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, aku tidak akan melupakan tujuan awalku, tapi saat ini aku harus menghadapi seluruh anggota Sekte Jaylangkung yang berada di naungan Kerajaan Clove. Kali ini aku harus ekstra hati-hati dalam penyelidikan mengenai Sekte Jaylangkung, dengan pengalaman yang mumpuni selama menjadi petualang aku berpindah dari daerah satu ke daerah lainnya di Kota Edelweis, guna untuk mengumpulkan informasi.
Aku cukup kesulitan untuk kontak langsung dengan antek-antek sekte, karena aku sendiri sudah menjadi incaran mereka selama ini, sampai aku pergi ke tempat perkumpulan orang-orang Dunia Bawah. Perkumpulan orang dunia bawah adalah tempat di mana orang berkumpul guna mendapatkan informasi yang tidak ada di publik, tempat ini sendiri merupakan pasar gelap dimana banyak barang-barang ilegal dapat di temukan disini dan bebas di perjual belikan.
Setiap kota yang ada pada Kerajaan Clove pasti ada tempat seperti ini, hanya orang-orang tertentu yang bisa keluar masuk dengan bebas ke perkumpulan dunia bawah, ada kode-kode rahasia yang hanya di peruntukan untuk pelanggan pasar gelap, makanya tidak semua orang bisa mengakses masuk. Waktu, tempat, untuk orang-orang dunia bawah berkumpul selalu berubah-ubah untuk menghindari razia, pemeriksaan rutin yang gencar dilakukan pihak Prajurit Keamanan Kerajaan, perkumpulan orang-orang dunia bawah bukannya sulit untuk ditemukan, tetapi mereka sudah bekerja sama dengan beberapa Elit Prajurit Kerajaan yang memiliki pangkat tinggi.
Sekiranya ada razia yang di lakukan, informasi itu pastinya sudah bocor kepada orang-orang dunia bawah dan mereka mengantisipasi dengan segera meninggalkan tempat pertemuan dan mencari tempat lain untuk berkumpul. Aku sering kali keluar masuk di perkumpulan dunia bawah, untuk mengumpulkan informasi dan sudah mendapatkan seseorang yang akan aku temui, tempat pertemuanku dengan salah satu informan itu sudah di tentukan dan aku segera berangkat ke sana.
Tempat Pemotongan Monster jam 21.45 pm, aku sedang berjalan masuk ke ruangan kecil di ujung tempat pemotongan monster. “Klak!” Aku membuka pintu. Pria yang ada di hadapannku mempersilahkan untuk mendekatinya.
“Aku Ryan” Ryan menyodorkan tangannya.
“Aku Kris senang bertemu dengan anda tuan Ryan” Aku balas menjabat tangan Ryan.
Tempat Pemotongan Monster ialah tempat dimana petualang yang berburu Monster membawa Monster ke tempat ini, untuk di bedah dan di manfaatkannya tubuh Monster tersebut, seperti menguliti, mengambil Kristal sihir, mengambil daging Monster, terkadang beberapa daging Monster bisa di konsumsi dan bernilai jual yang tinggi.
Metode pembayaran yang di lakukan dengan pihak Pemotongan Monster akan di bicarakan setelah pemotongan dan pembedahan selesai, sehingga kedua belah pihak sama-sama mendapatkan keuntungan.
“Apa anda membawa barang pesananku?” Tanya Ryan kepadaku.
“Ini dua Kristal sihir yang anda pesan” Aku menyodorkan dua Kristal Sihir hitam pekat ke arah Ryan.
“Tidak salah lagi aura yang di pancarkan oleh kristal sihir ini merupakan sihir hitam.”
Ryan memperhatikan seksama Kristal sihir yang aku berikan dengan penuh ketelitian. “Baiklah kalau begitu kita langsung ke pembahasannya tuan Kris.”
Ryan mulai fokus untuk bercerita, ia memberikan informasi yang ia punya dan ia dapatkan dari informan lainnya, anggota Partai Jaylas sudah banyak melakukan pergerakan dengan memanfaatkan segala jenis media yang ada, tak jarang juga para anggota Partai Jaylas ikut kegiatan amal dan bakti sosial demi mendapatkan perhatian dan simpati publik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Tamat] Pahlawan dari Pandai Besi
AdventureSeorang pemuda yang berambisi menjadi yang terbaik sampai ke tahap tertinggi kelas Petualang. Tetapi malah terbelenggu dalam masalah yang cukup kompleks, membuat ia hampir melupakan ambisinya atau memang ia telah melupakannya. "Aku masih...