SRG 16. Pilihan Baekjin Na

122 17 3
                                    

Bab 16
Pilihan Baekjin Na


Pagi itu, cuaca cukup berawan dan dingin. Sarang tidak begitu bersemangat dalam pelajarannya hari itu. Dia hanya menunggu-nunggu pelajaran paginya selesai untuk segera pergi ke rumah sakit. Yang dia pikirkan hanyalah waktu istirahatnya, karena hari ini pun ayah mengizinkannya keluar.

Hingga tiba waktunya Sarang pergi ke rumah sakit. Untuk yang ini dia merasa sangat bersemangat.

"Coba tebak apa yang ku bawa!!" Kata Sarang begitu dia sampai di ruangan Baekjin Na. Baekjin Na yang baru saja menyelesaikan sesi terapi berjalannya, menatapnya seolah berkata, lihat lah siapa yang membuat keributan disini.

"Jangan dingin begitu.." kata Sarang santai. Dia menunggu Baekjin Na duduk di tempat tidurnya. Setelah selesai, perawat yang biasa menjaganya, pamit undur diri.

"Tunggu!" Kata Sarang. Perawat itu berhenti segera.

"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" Tanyanya.

"Apa kau bekerja sendiri, sekarang?" Tanya Sarang pada perawat itu.

"Saya memang bekerja sendiri, Nona." Jawabnya keheranan.

"Tapi, bagaimana dengan perawat yang waktu itu?"

"Yang.. Oh.." Perawat itu langsung mengerti. "Dia hanya terapis, Nona. Itu adalah pertama dan terakhir kalinya dia menginjakkan kaki di lantai 5. Anda tidak perlu khawatir." Ucapnya seakan berkata, masalah sudah dibereskan.

"Aku bukan khawatir soal itu." Ucap Sarang khawatir salah paham. "Aku hanya heran, kau selalu ada di rumah sakit. Apa tidak ada yang menggantikan mu? Waktu aku sakit juga begitu."

"Ini sudah pekerjaan saya."

"Dan kau tidak pulang?"

Perawat itu tersenyum setengah tertawa. "Ya, Nona. Selain perawat, saya juga pelayan ECO grup. Saya dari akademi. Seperti itulah pekerjaan saya."

"Begitu, ya.." gumam Sarang mencoba menerima jawaban itu. "Baiklah, kau boleh pergi. Terimakasih bantuannya hari ini."

"Sama-sama, Nona."

Dan perawat itu pun keluar.

"Ada apa?" Tanya Sarang pada Baekjin Na. Dia baru saja berbalik dan menemukan laki-laki itu menatapnya seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Apa maksudnya dari akademi?" Tanya Baekjin Na begitu Sarang bertanya.

"Ooh. Itu adalah sekolah yang dimiliki ECO grup." Jawab Sarang sambil mengingat-ingat materi pelajarannya di kelas penerus. "Para pelayan dan pengawal yang bekerja full time di perusahaan, menyekolahkan anak mereka di sana, dari sekolah dasar sampai menengah. Lalu sebagian akan mengikuti akademi pelayan atau pengawal. Atau memilih kuliah di luar. Tidak wajib sih.. Mereka bisa menyekolahkan anak mereka dimana saja. Tapi di akademi, mereka bisa sekolah gratis, termasuk seragam, karyawisata, bahkan makan 3 kali sehari kalau mau."

Sarang mendongak setelah selesai bicara. "Seperti itulah kira-kira."

"Mereka sangat beruntung."

"Ya, begitulah." Kata Sarang nyengir. Tapi Baekjin Na menatapnya dengan pandangan kosong, tampak hanyut dalam pikirannya sendiri, membuat Sarang merasa terganggu.

"Bisakah kau berfikir tanpa menatap ku begitu?" Kata Sarang tidak nyaman.

"Benar-benar konglomerat." Gumam Baekjin Na setengah menggerutu.

"Kau mengejek ku?" Seru Sarang tersinggung. "Kau mau aku jadikan konglomerat juga?!!"

Jantung Baekjin Na seperti berhenti berdetak sejenak mendengarnya. Dia langsung menenangkan diri saat itu juga sambil berharap Sarang tidak memperhatikan.

Happy Ending Buat Bias KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang