BJN 11. Sieun Yeon

45 9 1
                                    

BJN 11. Sieun Yeon

Pintu belakang dapur kedai Gwangseok terbuka menjelang tengah malam. Dua buah plastik besar berisi sampah, muncul lebih dulu diikuti seorang remaja jangkung yang membawanya. Hakho bersiul siul senang seraya meletakkan sampahnya di tempat sampah.

"Selesai." Katanya berpuas diri sambil menepuk-nepuk kedua tangan. Dia pun menoleh dan memperhatikan sekitar sebelum berfikir untuk kembali menuju pintu. Tapi sebelum itu, seseorang yang baru akan lewat, menarik perhatiannya.

"Sieun Yeon?" Ucap Hakho membuat yang punya nama berhenti berjalan dan menoleh. Laki-laki itu tampak mungil dalam balutan jaket tebal dan syal rajut. Tapi Hakho melihat ada yang salah. "Ternyata benar kau. Kau tidak tampak baik."

"Hakho Ji?" Ucapnya terkejut.

"Apa ada yang mengganggu mu?" Tanya Hakho berjalan mendekat. Dari jarak segitu, dia bisa melihat beberapa luka dan bekas tanah di beberapa bagian tubuh dan pakaiannya. "Kau.. habis bertarung, ya?"

Senyum Hakho mengembang penuh dengan tuduhan. Dengan rasa bersalah dan ingatan soal apa yang baru saja terjadi, tanpa sadar Sieun menolak bertemu mata dengannya.

"Ck, kau anak teladan yang suka berkelahi.." ucap Hakho seperti seorang guru yang menangkap basah kenakalan muridnya. "Tapi jika kau berkeliaran malam-malam begini, itu memang bisa saja terjadi."

Sieun hendak mengatakan sesuatu tapi tidak jadi karena pintu belakang kedai tiba-tiba terbuka.

"Hei, Hakho! Kau bisa pulang sekarang. Besok kan kau sekolah?" Itu salah satu pegawai kedai.

"Hm? Ok! Aku akan mengobrol dengan teman ku dulu."

"Baiklah." Dia pun pergi.

Pintu kembali menutup.

"Kau mau mengobrol dengan ku sebentar?" Tanya Hakho padanya. Sieun tampak ragu sejenak, tapi akhirnya setuju.

***

"Aku sudah lihat berita soal Baekjin Na." Kata Sieun ketika Hakho memberinya sebuah minuman kaleng dan menyodorkannya beberapa bungkus camilan. Mereka duduk di depan minimarket dengan santai.

"Sejak awal kau benar soal Baekjin Na dan ECO grup." Kata Hakho menyeruput minumannya. "Apa menurut mu waktu itu mereka menculiknya?"

"Apa mereka menculik mu juga?" Tanya Sieun seraya meraih minumannya.

Hakho tertawa kecil dan menenggak minumannya lebih banyak.

"Kau juga bekerja dengan ECO grup, kan? Aliansi maksud ku."

Senyum di wajah Hakho semakin lebar. "Wah, bagaimana kau tahu?"

"Ku rasa itu sudah bukan rahasia." Ucap Sieun membuka minumannya.

"Yah.. keren kan? Bekerja sama dengan ECO grup, perusahaan raksasa Korea.. yang ternyata juga mampu membuat aliansi jadi jauh lebih manusiawi." Hakho terdiam sebentar memperhatikan lalu-lalang jalan. "Bagaimana menurut mu?"

"Ya, aliansi memang jadi lebih manusiawi." Ucap Sieun ikut memperhatikan lalu lalang juga.

"Ngomong-ngomong, aku sengaja tidak mengajak mu. Kau senang?"

Hakho jadi tertawa karena Sieun juga tertawa.

"Aku hanya berfikir, mungkin kau akan lebih suka kalau tidak terlibat. Biar bagaimanapun, aliansi tetap sekumpulan preman sekolah."

"Hmm, terimakasih." Balas Sieun.

"Gila juga, ya? Kerja sama dengan ECO grup. Siapa yang mengira? Mereka perusahaan paling diincar pencari kerja nomor satu di Korea!!!" Ucap Hakho bangga, lalu dia meminum minumannya lagi. "Oh ya, ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan tengah malam begini?"

Happy Ending Buat Bias KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang