BJN 01. Baekjin Na pulang kampung
Sebuah pesawat baru saja mendarat dan melaju pelan di landasan sebelum benar-benar berhenti. Suara mesinnya yang menderu terdengar seperti alunan musik selamat datang bagi mereka yang merindukan rumah. Dan itulah yang di dengar oleh Baekjin Na.
Betapa dia menikmati hiruk pikuk bandara yang ramai, orang-orang yang berbicara menggunakan bahasa ibunya, dan aroma angin, juga tekanan udara, dan kelembaban di kulitnya yang sangat dia rindukan dari negeri kelahirannya itu.
Dua tahun telah berlalu, yang dalam pikirannya itu sudah seperti bertahun-tahun. Dia penasaran bagaimana keadaan kotanya sekarang, bagaimana kabar Seok-Hyeon Kwon sahabatnya, kabar sekolahnya, Yeoinaru, dan bahkan kabar para berandal yang dulu mencari makan dari bawah kakinya.
Baekjin Na menertawakan dirinya sendiri. Setelah sekian lama meremehkan eksistensi mereka, ternyata ada kalanya dia juga merindukan masa-masa bersama mereka. Bahkan dia juga merindukan musuh-musuhnya, seperti Full Moon dan Sky River.
Bagaimana kabar mereka sekarang? Begitu pikir Baekjin Na dalam perjalanannya menuju pintu keluar. Dia tidak menerima kabar sama sekali dari Korea dan selama ini dia juga tidak repot-repot mencari tahu. Pekerjaannya terlalu banyak untuk sekedar mencari tahu apa yang terjadi pada mereka. Karena selain belajar pelajaran reguler di sekolah, Baekjin Na juga melakukan beberapa penelitian sebagai hobi. Belum lagi menjalankan program bisnis yang sudah dia susun bersama Jungho Cha.
Dia memang menyukai semua hal yang dia lakukan di Amerika. Bahkan dia menyukai kecelakaan kecil yang secara kebetulan mempertemukannya dengan seorang bos besar mafia disana, menjalin hubungan baik dengan mereka, dan juga membangun bisnis bersama. Tapi itu hanya satu dari bagian terbaik petualangannya disana.
Yah.. meninggalkan Korea dan aliansi rasanya sepadan. Siapa yang mengira dia akan berteman baik dengan anak-anak dari anggota parlemen Amerika? Atau menerima beasiswa penuh di universitas terbaik bahkan sebelum lulus high school? Dan hal gila lain adalah dia bisa mendapat koneksi ke CIA. Bahkan jika harus menceritakan ulang semua proses nya, dia tidak yakin bisa melakukannya.
Sayangnya semua kesenangan itu kadang membuatnya merasa hampa. Ada kalanya dia merasa ingin duduk dan beristirahat, sekedar menghirup udara bebas atau berjalan-jalan tanpa memikirkan apa yang harus dia lakukan hari ini, besok, dan berhari-hari setelahnya. Bahkan ketika dia hanya diam, pikirannya tidak membiarkannya beristirahat. Otaknya selalu memikirkan dua, tiga, hingga sepuluh langkah ke depan, membuatnya merasa lelah bahkan ketika bangun dari tidur.
Setidaknya satu minggu ini aku ingin beristirahat, pikir Baekjin Na menatap lurus ke depan, berjalan melewati pintu terakhir sebelum sampai di ruang tunggu bandara. Dia ingin memberi salam pada ibunya setelah sekian lama. Dan dia juga ingin menghabiskan waktu dengan orang itu.
"Hah.." Tanpa sadar kedua ujung bibirnya tertarik ke atas. Dia bisa merasakan detak jantung dan aliran darahnya meningkat, membangkitkan euforia dalam dirinya. Sepertinya dopamine mulai menguasai dirinya saat ini.
***
Baekjin Na nyaris menganggap semua hanya mimpi, ketika dia melihat seorang gadis yang langsung berdiri saat dia datang mendekat. Semua yang ada di sekitarnya terasa seperti sekedar gumpalan cahaya menghiasi geraknya yang berjalan mendekat. Baik rambutnya, gaunnya, kedip bulu matanya, seperti tengah melambai dengan hiasan bunga-bunga di sekitarnya.
Indah seperti mimpi, pikir Baekjin Na seraya bertekad untuk menikmati semua momen yang sedang terjadi. Bahkan dia menganggap berharga gerak bibir gadis yang menyebut namanya dalam bisikan.
"Kau sudah sampai!" Ucap gadis itu, Sarang Park, orang yang pernah menyelamatkannya dari kematian yang dekat, malaikat pelindungnya, orang yang menjadi alasan baginya untuk bertahan hidup sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending Buat Bias Ku
FanficBaekjin Na, tokoh antagonis utama di webtoon kesukaan Sarang, berakhir meninggal karena kecelakaan. Sosoknya yang over power dan tidak terkalahkan bahkan oleh pemeran utama cerita, membuat semua pembaca kecewa dengan ending cerita aslinya. Jadi, Sar...