SRG 25. End Story Season 1
Matahari baru saja terbit di tempat Baekjin Na sekarang. Burung-burung sedang senang-senangnya berkicau dan beberapa pekerja di rumah itu sudah beraktifitas di luar rumah.
Baekjin sendiri juga santai saja menatap keluar dari jendela besar di ruang tamu. Sinar matahari pelan-pelan semakin terang dan membuat matanya seperti biasa, tidak nyaman. Dia menyipitkan mata dan bergerak menjauh. Saat itulah Gyuri mendatanginya dan mengantarkan surat balasan dari Sarang yang dikirimkan untuknya.
Setelah menerima surat itu, dia terdiam menunggu Gyuri hingga menghilang di balik pintu.
Dia pergi. Ucap Baekjin dalam hati. Anak yang selalu tampak patuh di depannya itu, ternyata adalah mata-mata yang ditempatkan Presdir untuknya. Dia melihatnya sendiri ketika Gyuri sedang menyendiri dan melaporkan kegiatannya pada seseorang.
Biarkan saja. Sudah tentu Presdir butuh seseorang untuk mengawasinya. Itu hal yang wajar.
Baekjin membuka surat yang dikirim oleh Sarang. Ada coklat juga dalam bungkusannya. Coklat yang sama yang pernah dia berikan ketika di rumah sakit. Juga coklat yang sama seperti yang selalu ibunya berikan ketika dia masih hidup.
Seberapa jauh dia mengenal ku? Gumam Baekjin Na tanpa sadar tersenyum. Dia membaca isi suratnya sampai selesai. Tak butuh waktu lama karena suratnya juga cukup singkat.
Setelah selesai, dia dengan senyaman mungkin bersandar pada sofa. Dan untuk beberapa menit yang berlalu dalam keheningan, dia membaca lagi surat yang sudah selesai dia baca itu. Hingga tiba-tiba seseorang menyapanya.
"Hai!"
"Hyung?" Serunya terkejut. Apa dia melihatnya sedang melamun sejak tadi?
Jungho Cha masuk ke ruangan itu seraya berkata, "Sepertinya kau sedang sibuk."
Dia tertawa kecil dan berjalan menuju sofa. Baekjin memperhatikannya duduk tepat di seberangnya.
"Apa kau mendapat surat dari Nona?" Tanya Jungho dengan senyum ramahnya seraya mengambil koran di atas meja lalu mulai membukanya.
"Ya. Saya mengirim surat dan.." Baekjin terdiam sejenak, agak canggung. Bagaimana caranya menyebut Sarang? Dia ingin menyebut namanya, tapi dia tahu itu tidak sopan untuk dilakukan saat ini. Apa dia harus menyebutnya Nona juga? Ah, biarlah. "... Dan Nona membalasnya."
"Ooh.. kalian cukup akrab rupanya." Kata Jungho kemudian. Baekjin bisa melihat kilatan tajam di ujung matanya. Apa dia memang harus menunjukkan kewaspadaannya seperti itu? Batin Baekjin Na.
Koran yang dipegang Jungho turun sedikit, memperlihatkan perban dari luka bakar yang disebabkan oleh siraman air keras. Jungho yang saat itu menyambutnya ketika pertama kali datang ke tempat itu, mengatakan, "Aku meninggalkan Korea untuk penyembuhan. Dan.. melindungi diri."
Karena katanya Presdir tidak bisa menyentuh orang yang menjadi dalang di balik insiden itu. Untunglah luka Jungho tidak dalam. Katanya dia akan membaik dalam beberapa bulan.
"Sepertinya mafia di Amerika memiliki tempat tersendiri di dunia politik." Kata Jungho mengembalikan pikiran Baekjin Na ke tempatnya. "Ini, orang ini adalah salah satu calon Menteri."
Jungho menunjukkan foto seorang pria yang sedang melakukan konferensi pers.
"Dia benar-benar tampak seperti seorang politisi yang baik jika dilihat sekilas. Siapa sangka ada mafia yang berdiri di belakangnya."
"Bagaimana Anda tahu kalau orang itu memiliki hubungan dengan mafia?"
"Aku menemukan jaringan mafia yang berakar di kabinet ketika mengurus urusan bisnis disini. Dia ini, termasuk di dalamnya. Bukankah itu menarik, Baekjin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending Buat Bias Ku
FanfictionBaekjin Na, tokoh antagonis utama di webtoon kesukaan Sarang, berakhir meninggal karena kecelakaan. Sosoknya yang over power dan tidak terkalahkan bahkan oleh pemeran utama cerita, membuat semua pembaca kecewa dengan ending cerita aslinya. Jadi, Sar...