SYN 05. Seongje ngajak perang

10 2 0
                                    

SYN 05. Seongje ngajak perang

Seongje Geum yang sedang duduk di ruang kerjanya dengan secangkir kopi dan rokok, terheran dengan panggilan masuk di ponselnya. Nama Hakho Ji muncul sebagai penelepon.

"Ada apa?"

"Hei, kau menyuruh Jihoon mencari informasi sendirian?" Tanya Hakho dari seberang.

"Ya." Seongje menjawab. "Memangnya siapa lagi? Seungjin Joo saja tidak tahu kalau mereka berurusan dengan ECO grup."

"Ha? Bukannya dia ketua Full Moon? Bagaimana bisa dia tidak tahu?"

Hening sejenak. Seongje menghembuskan asap rokoknya jauh-jauh. "Itu artinya ada orang lain yang memegang kendali.." ucapnya.

"Maksud mu, ada orang lain yang menggerakkan Full Moon dalam insiden penculikan itu?"

"Ya. Ketika aku menemui Seungjin Joo, aku yakin.. dia memang tidak ada hubungannya dengan insiden itu." Ucap Seongje setengah tertawa. "Aku jadi curiga kalau banyak aktivitas Full Moon yang berjalan tanpa izinnya."

"Tapi mereka sudah beroperasi bertahun-tahun."

"Seperti aliansi di zaman Baekjin Na, kan? Mungkin awalnya hanya berselisih paham dan beda kepentingan, lalu muncul kelompok-kelompok pengkhianat." Seongje menghisap rokoknya pelan lalu terdiam sejenak seakan menelan asapnya. Lalu dia melanjutkan, "Dugaan ku, mungkin akan ada kudeta."

"Hei, kudeta itu agak berlebihan, kan?" Hakho berfikir sejenak. "Apa kau tidak berniat membantu Seungjin Joo?"

"Untuk apa? Aku berpikiran lain." Seongje mematikan rokoknya dan bersandar di kursi.

"Jangan bilang.. kau berniat untuk perang?"

"Ya." Jawab Seongje singkat. Tapi itu berhasil membuat Hakho terbelalak.

"Kenapa?"

"Mereka sudah mulai menyebalkan. Lebih baik dihancurkan saja sekalian."

"Haha, kau pasti marah sekali soal penculikan itu, kan?" Hakho melanjutkan, "Kalau begitu, ayo kita ketemu."

"Hmm.." Seongje bergumam setuju. "Kita ketemu nanti malam di kedai."

"Ok. Haruskah kita ajak Nona?"

"Entahlah. Aku akan hubungi dia dulu."

"Ya. Sampai jumpa nanti." Tutup Hakho memutus panggilan itu.

Seongje pun meletakkan ponselnya ke atas meja dan bersandar makin dalam ke kursinya.

"Itu pasti karma mu, Seungjin Joo.." gumam Seongje tertawa mengejek.

Dulu sekali ketika masih sekolah, Seungjin Joo yang adalah founder aliansi bersama Baekjin Na, dihajar habis-habisan karena berkhianat. Baekjin Na benar-benar marah. Apalagi setelahnya Seungjin Joo tetap bersikeras mengalahkan Baekjin Na.

Seongje terdiam memikirkan bahwa mungkin memang karma mengikuti.

***

Sementara Seongje memikirkan peperangan, di tempat lain, Baekjin Na juga melakukan sesuatu yang hampir sama. Di depannya ada beberapa bendel dokumen yang semuanya berbahasa Inggris. Itu adalah dokumen pembukuan yang dia curi dari ayah Chaterine.

"Bajingan tetap bajingan." Gumam Baekjin sambil membaca dokumen-dokumen itu. "Isinya jelas gratifikasi dan suap."

Rasanya sudah lama sejak dia mulai mempelajari soal gratifikasi dan suap di aliansi. Dia sudah melewati itu semua bertahun-tahun hingga membentuk Baekjin Na yang sekarang. Segalanya telah membentuk kepekaan dalam membangun relasi, memilih dan memilah siapa saja yang bisa membantunya mengembangkan bisnis dan kepentingan. Dia bahkan meyakini, tidak ada perusahaan yang bisa besar dengan cepat tanpa campur tangan mereka para pejabat penerima uang haram.

Happy Ending Buat Bias KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang