SYN 03. Ngobrol cantik sama Baekjin

18 2 0
                                    

SYN 03. Ngobrol cantik sama Baekjin

Baekjin Na baru saja masuk ke dalam ruangan tempat Sarang dirawat, namun betapa terkejutnya dia melihat Sarang justru meneteskan air mata ketika melihatnya.

"Apa ada yang sakit?" Tanya Baekjin khawatir. Sarang menggeleng dengan cepat.

"Sebaiknya dokter segera datang." Katanya lagi. Tapi lagi-lagi Sarang menggeleng. Dia bahkan menahan Baekjin untuk tidak menekan bel lagi.

"Bagaimana? Apa kau butuh sesuatu?"

"Tidak." Jawab Sarang lirih.

Baekjin terdiam, berusaha untuk tetap tenang. Sampai kemudian dia mulai mengerti apa yang terjadi.

"Ah, apa karena kau merindukanku, ya?" Tanyanya. Baekjin mengangkat tangannya dan mengusap rambut Sarang pelan. Gadis itu mengangguk dan air matanya mengalir semakin banyak.

Baekjin tidak menyangka Sarang akan menjawab begitu, jadi dia terkejut untuk beberapa saat.

"Aku juga merindukanmu, Sarang." Balasnya kemudian. "Dan jangan menangis.. aku jadi ikut sedih juga nih."

"Apa nya.." ucap Sarang merengek. Sekarang dia mulai tertawa. "Kau tidak menghubungi ku sama sekali. Berminggu-minggu.. berbulan-bulan.."

Baekjin tampak menyesal dan sedih sekaligus. Tapi dia berusaha tersenyum. "Maaf. Itu salah ku." Katanya.

"Kenapa? Kau pergi kemana? Kau bahkan tidak pulang ke Korea meskipun aku sudah menyuruh mu pulang!"

"Maaf.." kata Baekjin lagi. Sekarang dia mengambil tangan Sarang dengan lembut. "Sekarang sudah pulang, kan?"

Sarang masih menangis sesenggukan hingga pintu ruangannya dibuka perlahan.

"Sepertinya Nona sudah bangun." Kata sebuah suara mengejutkan mereka. Seketika Sarang melepaskan tangan Baekjin dan sembunyi-sembunyi, menghapus air mata dengan lengan bajunya.

Saat itu, dokter Jang, dokter kepala di rumah sakit itu, sekaligus dokter pribadi keluarga Presdir, memasuki ruangan sambil tersenyum. Di belakangnya ada perawat yang membawa clip board yang siap membantunya.

"Bagaimana kabar Anda, Nona?"

"Lumayan." Jawab Sarang menjawab pertanyaannya pelan. Nafasnya masih sesak karena habis menangis. "Dokter seharusnya datang lebih lambat. Saya masih ingin mengobrol."

"Bagaimana bisa seorang pasien berkata seperti itu, Nona?" Ucap dokter tertawa kecil. "Biarkan saya memeriksa Anda, setelah itu Anda bisa kembali mengobrol."

"Baiklah.." Ucap Sarang. Baekjin pun mengangguk kecil dan melangkah mundur.

"Senang melihat Anda cepat membaik." Ucap Dokter Jang seraya menyebutkan hasil pemeriksaan untuk ditulis oleh perawat yang mengikutinya. Selesai satu pemeriksaan, dia pun bergerak cekatan memeriksa bagian yang lain. Begitu terus hingga Sarang bertanya.

"Apa yang terjadi pada lengan saya, dokter?" Tanyanya.

"Anda mengalami pendarahan akibat luka tembak." Jawab dokter Jang. "Tidak ada serpihan yang tertinggal dan itu adalah berita baik. Dan hari ini pun semua hasil pemeriksaannya baik." Kata dokter berbarengan dengan selesainya dia memeriksa.

"Meski begitu, Anda harus tinggal beberapa hari lagi disini. Anda harus melakukan pertemuan dengan psikolog, mengingat riwayat kesehatan Anda sebelumnya."

"Psikolog?" Sarang berfikir sejenak. Oh, soal PTSD, ya? Batinnya.

"Karena sepertinya sebagian ingatan Anda yang sebelumnya pernah hilang, tidak kunjung kembali."

Happy Ending Buat Bias KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang