BJN 09. Iket aja!
Suasana ballroom dipenuhi obrolan orang-orang, alunan musik dan denting peralatan makan yang saling beradu. Pesta yang rutin diadakan setiap tahun itu selalu menggunakan konsep yang sama setiap tahunnya : pesta keluarga, santai, sekedar makan minum dan mengobrol. Itu karena masing-masing dari mereka sudah dekat satu sama lain sehingga pembicaraan mereka sudah disepakati hanya hal-hal sederhana saja, seputar keluarga dan kehidupan sehari-hari, dan kisah-kisah masa lalu. Kecuali beberapa orang remaja yang duduk di meja paling ujung di ruangan itu. Mereka adalah Doo-joon dan teman-temannya.
Dengan ekspresi kesal, dia menatap mereka yang semeja dengan nya satu persatu, menantang kalau-kalau dari mereka ada yang ingin menanyakan apa yang sedang dia pikirkan. Tapi tak ada satu pun dari mereka yang berani. Akhirnya dia sendiri yang meledak marah.
"Sial!!!" Gerutunya dalam amarah. Air dalam gelas yang ada di mejanya bergoyang karena dia memukul meja dengan kekuatan berlebihan.
"Kak, kau akan merusak mejanya." Kata saudari kembarnya, Hyejun Han.
"ECO grup cukup kaya untuk mengganti meja reyot ini dengan 100 meja lainnya." Gerutu Doo-joon masih kesal.
"Apa itu penting? Orang akan tahu kalau kau marah di acara keluarga seperti ini."
Doo-joon memandang marah pada salah satu remaja yang diam-diam meliriknya. Remaja itu langsung menunduk, yakin seyakin yakinnya kalau dia tidak melakukan kesalahan apapun.
"Usaha ku sia-sia." Ucap Doo-joon dengan gigi gemeretak. Pandangannya sekarang tertuju pada putri mahkota ECO grup yang baru saja dilantik itu dan laki-laki pucat di sebelahnya.
Sarang mungkin sudah menyebalkan sejak dulu, tapi cowok pucat di sebelahnya sudah jelas menyebarkan aura permusuhan dengannya sejak awal meskipun mereka belum saling bicara. Itu membuat Doo-joon jadi meluap-luap setiap kali teringat padanya.
"Pelan-pelan saja, Kak. Kita susun rencana pelan-pelan." Kata Hyejun seraya menyeruput minumannya. Dia juga ikut memandang meja dimana Sarang duduk. "Lagi pula, sebentar lagi..."
Doo-joon menatap adiknya dengan pandangan tidak percaya. Gadis itu tersenyum puas dan percaya diri.
Entah sejak kapan adiknya yang sebelum ini sama sekali tidak bisa diandalkan, sekarang justru bisa menyusun rencana sendiri. Bisa dibilang rencananya tersusun rapih dan mampu menyelesaikan semua resiko yang ada. Dan salah satu ide cemerlang nya adalah soal wine yang gagal itu.
Doo-joon menyeringai pada cairan merah dalam gelasnya. Meskipun rencana itu gagal, tapi Doo-joon mengakui itu adalah rencana terbaik yang pernah dibuat oleh Hyejun. Sejujurnya dia tidak ingin mengakui itu, tapi Doo-joon pun menantikan rencana apa yang akan di buat oleh adiknya hari ini.
"Sejak sering pergi dengan ibu, kau cukup berkembang ya, Hyejun. Sepertinya kau belajar dengan baik." Puji Doo-joon menyeringai.
"Yah.. jika aku tidak ikut berfikir, siapa lagi? Mereka?" Hyejun menyeringai tanpa suara, pandangannya menyisir remaja lain di meja mereka. "Kita lihat saja, apa yang akan aku lakukan pada orang-orang tidak berguna seperti kalian nantinya."
"Setidaknya kalian tidak boleh mengganggu, ya.." ucap Doo-joon terdengar licik.
Hyejun menggebrak meja pelan, membuat mereka terlonjak.
"Persiapkan diri kalian! Dasar tak berguna!" Ucapnya angkuh.
***
Sementara itu di tempatnya sekarang, Baekjin Na memperhatikan meja di ujung yang diisi oleh remaja-remaja tanggung tadi. Dia bisa melihat suasana suram disana. Dia juga bisa tahu siapa yang jadi bosnya di meja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending Buat Bias Ku
FanfictionBaekjin Na, tokoh antagonis utama di webtoon kesukaan Sarang, berakhir meninggal karena kecelakaan. Sosoknya yang over power dan tidak terkalahkan bahkan oleh pemeran utama cerita, membuat semua pembaca kecewa dengan ending cerita aslinya. Jadi, Sar...