BJN 10. Tidak Sesuai Ekspektasi

44 8 2
                                    

BJN 10. Tidak sesuai ekspektasi

Hari itu belum terlalu malam dan pesta akhir tahun juga belum berakhir. Sarang yang baru saja menghabiskan banyak air mata, memutuskan lebih baik pulang daripada kembali ke ballroom dengan mata bengkak. Tapi moodnya terlalu buruk untuk benar-benar pulang ke rumah. Jadi dia menghela nafas lagi, lagi dan lagi di sepanjang perjalanan.

"Apakah Anda berencana menghabiskan semua oksigen di dunia ini sendirian, Nona?" Tanya pengawalnya, paman Taewong, sambil terkekeh.

"Ya, aku akan habiskan semuanya sendiri." Jawab Sarang ketus. "Memangnya kenapa?"

"Bukan apa-apa." Jawab paman masih meledeknya. Dia tersenyum menahan tawa.

"Mengesalkan." Gerutu Sarang. Dia tahu sebab tawa paman yang terdengar menyebalkan itu.

***

Tadinya dia pikir Baekjin mau menciumnya. Bukankah suasananya sudah tepat? Di sebuah ruangan yang hanya ada mereka berdua, begitu sunyi, hening dan yang terdengar hanya sayup-sayup suara musik di kejauhan.

Harusnya yang tadi itu bisa jadi kenangan romantis. Apa Baekjin memang hanya memandang nya sebatas ini?

"Boleh aku memelukmu?"

Hanya itu yang dia inginkan?

Jangankan paman, Sarang ingin tertawa : menertawakan pikirannya yang melayang kemana-mana.

"Kau ini.. Tentu saja." Jawab Sarang seraya merentangkan tangan.

Baekjin pun tersenyum, membuat ekspresi yang begitu lembut. Sarang bahkan tidak tahu dia bisa membuat ekspresi seperti itu. Alisnya yang turun, matanya yang berbinar, senyum kecil dan sedikit rona merah di wajahnya yang pucat. Dan ketika dia menyambut kedua tangannya, meraih pinggang, dan menarik gadis itu mendekat, Sarang bisa merasakan getaran yang membuat jantungnya berdebar.

Ada perasaan senang yang mengalir dalam nadinya, membuat koneksi, menaikkan irama jantung, serta meninggikan euforia seperti orang mabuk.

Sarang menghirup dalam-dalam bau tubuh Baekjin Na yang bercampur parfum di pakaiannya. Dia juga menenggelamkan wajah ke bahunya yang bidang. Dia tidak peduli bahkan jika semua makeup nya menempel di pakaian laki-laki itu. Dia hanya ingin mendapatkan lebih banyak.

Sarang tidak ingin melepasnya. Begitu hangat dan nyaman. Seperti semua keresahan yang dia rasakan selama ini menghilang.

"Aku pasti kembali." Kata Baekjin pelan. Sarang bisa merasakan pelukan Baekjin semakin erat di pinggangnya.

Tapi tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dan Jungho muncul dengan bingung. Mereka berdua menoleh karena terkejut.

"Haruskah saya menutup lagi pintu nya?" Ucap Jungho ragu-ragu. Dengan enggan, Sarang melepas pelukannya. Tapi Jungho terlanjur mundur perlahan menarik pegangan pintu.

"Tidak usah!" Ucap Sarang menghentikannya. Sayangnya dia terlalu malu untuk mengangkat wajah, bahkan ketika Baekjin bangkit dari lantai dan bertanya 'ada apa' pada Jungho, Sarang masih belum berani mengangkat wajahnya.

Tapi jujur saja, dia menyukai pelukan itu. Dia memang mengharapkan yang lebih, tapi dia sudah cukup puas.

Ya, rasanya dia masih bisa mencium parfum dari pakaian yang dipakai Baekjin Na.

***

Sarang sekali lagi menghela nafas panjang.

"Hentikan itu, Nona.." kata paman akhirnya.

"Hah.. paman menyebalkan." Gerutu Sarang.

"Sejujurnya saya harap Anda tidak berciuman di ruangan tadi. Soalnya ada cctv disana. Saya serius."

Happy Ending Buat Bias KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang