03. Ikatan Pernikahan (1)

226 23 0
                                    

Tawaran Vano, tak mendapatkan balasan karena Stephanie mematung di tempat. Bagaimana bisa Vano menawarkan semua tujuan hidup yang berusaha Stephanie capai saat ini? Sebenarnya apa tujuan Vano melakukan semua ini? Tak mungkin, jika Vano melakukannya hanya untuk meminta pertanggungjawaban Stephanie saja. Padahal, pria itu bisa saja memilih wanita yang lebih cantik dari Stephanie.

"Kau... jangan memberiku harapan palsu! Aku tak tahu, tujuanmu sebenarnya apa, tapi tolong jangan memberikan tawaran-tawaran asal tanpa berpikir dua kali!" jelas Stephanie.

Kedua mata Stephanie memelotot ke arah Vano, dia mencoba memberanikan diri untuk menantang Vano. Meskipun akhirnya, Stephanie semakin merasakan lututnya bergetar, ketika salah satu kaki Vano bergerak, untuk mendekatkan tubuh keduanya.

Stephanie menahan napas, dia bisa merasakan salah satu kaki Vano berada di dalam apitan kedua kakinya. Pria itu terus mengarahkan lututnya ke atas, sampai akhirnya Stephanie bergerak gelisah.

Namun, sebelum Vano bergerak lebih lanjut, Vano memberitahu, "Sudah kubilang, aku ingin bertanggungjawab untuk menikahimu. Ibu dan adikku sudah melihatmu berada bersamaku di sini. Entah apa yang mereka pikirkan, jika aku tak bisa memilikimu."

"Memangnya apa susahnya menikah denganku? Apa kau masih mengharapkan cinta dari pria yang sudah berselingkuh itu?" tanya Vano.

Pertanyaan Vano langsung membuat Stephanie menggelengkan kepala, "Tentu saja tidak! Untuk apa aku masih mengharapkan cinta dari pria itu! Sejak awal, dia tak mencintaiku, yang dia inginkan hanya harta saja!"

Ungkapan Stephanie membuat Vano tersenyum kemudian berbisik, "Hidupmu terjamin jika menikah denganku. Selain itu, aku tak bermasalah jika kau ingin menyembunyikan hubungan pernikahan kita dari publik."

"Itu yang kau inginkan bukan? Kau ingin fokus meraih posisi artis pertama tanpa gangguan, bukan? Aku pastikan, tak akan ada orang yang tahu, jika kita berdua menikah karena telah berhubungan satu malam," bisik Vano.

Semakin Vano berbisik, semakin Stephanie terusik. Semua keyakinan Stephanie goyah, seolah-olah perkataan Vano adalah sebuah racun yang berhasil menghipnotis Stephanie, sampai Stephanie terbujuk rayuan Vano.

Mungkin Vano seperti pria sombong, yang sedikit pemarah. Namun, di depan keluarganya dia ingin bersikap lembut sekaligus menyenangkan semuanya. Tanpa ragu, Vano langsung meminta Stephanie menjadi istrinya. Untuk bertanggung-jawab, sekaligus membahagiakan Ibu dan adiknya.

Stephanie akhirnya tersenyum miris. Dia memainkan kancing piama tidur yang dikenakan Vano, kemudian menantang, "Kalau begitu, buktikan padaku jika kau benar-benar akan mengabulkan semua impianku!"

Vano mengangguk tanpa beban. Setelah itu dia berkata, "Kau yakin? Jika aku berhasil membuktikannya hari ini juga, kau harus bersiap menikah denganku besok."

Apa yang dikatakan Vano, hanya sebatas angin lalu untuk Stephanie. Jadi Stephanie menyetujuinya, tanpa berpikir dua kali. Dia pikir, Vano tak akan mampu melakukannya. Namun, tiba-tiba Vano membuka pintu apartemennya. Lalu setelah pintu itu terbuka lebar, Stephanie tak bisa berkata-kata lagi. Tepat di luar halaman Vano, terdapat kedua orang tuanya yang baru keluar dari mobil mewah milik Vano.

Kedua orang tua Stephanie tampak senang, keduanya tersenyum kemudian berterima kasih kepada Sopir. Bersamaan dengan lengan kekar Vano yang melingkari pinggang Stephanie, pria itu menunjuk orang tua Stephanie, kemudian memberitahu, "Lihat mereka. Aku mengundang mereka ke sini, untuk membahas pernikahan mita berdua."

"Selain itu, aku juga sudah meminta dokter kenalanku untuk memeriksa sekaligus mengobati ibumu. Jadi kau tak perlu khawatir, Stephanie," ungkap Vano.

Bagaimana bisa Stephanie tidak khawatir, jika semua ini terjadi begitu saja tanpa sepengetahuannya lebih dulu. Vano benar-benar menepati janjinya, sekarang tinggal Stephanie yang menerima tawaran Vano karena Vano sudah mengabulkan keinginannya.

"Bagaimana, kau masih ragu untuk menikah denganku?" tanya Vano dengan senyuman lebar.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Boss My Boo #Verkwan [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang