21. Cemburu (2)

116 20 0
                                    

Awalnya Stephanie berniat berbalik untuk membaca naskahnya di tempat yang lebih tenang. Dia memasang wajah ketus, dengan tangan mengepal kuat. Namun, sorot mata tajam dan bibir ketus itu langsung berubah ketika melihat sutradara yang menawarkan drama ini untuk Stephanie. Langsung saja, Stephanie menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Dia menyapa, "Pak Glen?"

Pria itu membalas senyuman Stephanie dengan senyuman lebar. Dia menawarkan, "Jika ada hal yang kau rasa sulit, diskusikan saja denganku."

Tanpa perlu menghitung menit, Stephanie sudah lebih dulu mengangguk. "Tentu saja, Pak!"

Setelah mengatakan hal itu, Glen pergi untuk memeriksa artis-artis yang lain. Dia meninggalkan Stephanie, yang masih menatap kagum ke arahnya. Setelah itu Dino mengernyitkan kening, dan berkata, "Giliran bertemu dan melihat Pak Glen saja, langsung membuatmu tersenyum lebar."

Stephanie menepuk bahu Glen, setelah itu dia memberitahu Dino, "Pak Glen adalah orang yang memberikan kesempatan untukku berakting! Asal kau tahu, cerita yang disutradarai Pak Glen selalu sukses dan mendapatkan penghargaan dari tahun ke tahun. Selain itu, dramanya juga sangat disukai oleh ibuku! Ibu bilang, setiap drama favoritnya pasti disutradarai oleh Pak Glen!"

"Pria itu masih muda, tapi sudah memiliki banyak penghargaan," ucap Stephanie dengan sudut bibir melengkung ke atas.

Sorot mata Stephanie yang dipenuhi dengan harapan, membuat Dino tersenyum kecut. Setelah itu, dia membalas, "Bahkan Pak Glen pun, tahu... jika kau artis pembuat onar dan tak tahu malu. Oleh karena itu, dia memberikan peran ini padamu."

"Apalagi setelah kau tenar akhir-akhir ini. Pria itu selalu mencari cara untuk menyukseskan dramanya sendiri," ungkap Dino.

Bukannya merasa tersinggung, Stephanie malah menjentikkan jarinya. Dia menyentuh kedua bahu Dino, dan memberitahu, "Itu artinya dia memang cerdas! Pak Glen selalu mencari cara terbaik untuk sukses! Pria itu benar-benar inspirasiku untuk mencari uang."

Dino menepuk jidat, kemudian mengurut keningnya sendiri. "Sepertinya yang ada di pikiranmu adalah mencari uang saja. Padahal, kau sudah memiliki suami kaya. Apa kau tak puas dengan Pak Vano?"

"Ya ampun, Dino. Kau tak mengerti isi pikiranku. Zaman sekarang, jika wanita hanya bergantung pada pria kaya, suatu hari nanti jika si wanita mendapatkan masalah berkaitan tentang suami kayanya itu, dia pasti kesusahan sendiri."

"Aku tak tahu, di masa depan nanti akan terjadi apa saja, tapi dari sekarang aku ingin mempersiapkan supaya hidupku lebih baik lagi," jelas Stephanie.

Dino berkata, "Kau seperti seorang istri yang sudah menyiapkan perceraian dengan suamimu saja."

"Ya, bisa dibilang seperti itu," jawab Stephanie.

•••

Stephanie memulai pekerjaannya untuk berakting. Awalnya dia masih malu dan ragu untuk bergerak. Namun, karena bimbingan Glen yang serius dan fokus, Stephanie jadi terpancing untuk berakting lebih baik lagi. Dia tidak hanya mengandalkan sifat aslinya saja, tetapi dicampur dengan apa yang Glen katakan.

"Kerja bagus," puji Glen.

Wajah Stephanie dipenuhi dengan senyuman lebar. Berbeda lagi dengan seorang pria yang sudah sejak tadi melihat istrinya berakting. Vano menatap tajam ke arah Glen. Dia tak mengatakan sepatah kata pun, sementara Dino sendiri mulai bertanya, "Pak, apa kau benar-benar yakin, dengan drama ini?"

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Boss My Boo #Verkwan [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang