34. Terungkap (2)

80 17 0
                                    

Semua ucapan orang-orang terdengar jelas di telinga Stephanie. Namun, Stephanie tak berhenti. Dia masih terus berlari, menjauh dari Vano. "Si*lan! Pria si*alan!"

Tak ada satu pun gosipan dan ejekan warga yang masuk ke telinga atau pun hati Stephanie. Saat ini, hati Stephanie terlalu terluka. Dia tak pernah mengira, jika cinta yang Vano junjung untuknya tinggi-tinggi itu, hanya sebatas tipu daya untuk menyembunyikan bahan taruhannya.

"Semurah itu kah cinta yang dia tawarkan untukku? Apa dia tak tahu, jika aku sudah menerima hatinya, dan mulai menaruh rasa?"

"Ini semua karena aku terlalu b*doh dan mudah diperdaya! Seharusnya aku tak termakan rayuan pria itu! Seharusnya aku bisa menahan diri! Seharusnya aku tidak menyukai pria itu seperti ini!"

"Ini sangat menyebalkan!" gerutu Stephanie sembari menepuk-nepuk kepalanya sendiri. Dia terus menggerutu, sampai menemukan sebuah tempat yang sepi dan tak ditempati.

Kepergian Stephanie membuat Vano menepuk jidat. Pria itu sangat tahu, ketika marah atau kesal Stephanie bisa saja menggila. Vano tak mau Stephanie tertangkap basah media, karena berlari di tengah hujan, tanpa mengenakan alas kaki.

Namun, setelah dikejar, Vano gagal mengikuti langkah Stephanie. Ada sebuah kendaraan yang lewat, dan setelah kendaraan itu tak menghalangi jalan Vano, Stephanie sudah menghilang entah ke mana.

Sembari menarik dan mengeluarkan napas panjang, Vano mengusap lembut rambutnya. Dia mengurut kening, kemudian merasakan angin dingin mulai memeluk tubuhnya. "Stephanie. Ke mana wanita itu pergi? Kenapa dia harus lari segala?! Apa dia tak tahu, aku sekarang mengkhawatirkannya?!"

Jantung Vano berdetak dua kali lebih cepat. Ke mana Stephanie pergi sekarang? Di tengah hujan, dan bisikan-bisikan orang-orang yang menyebut jika Stephanie adalah wanita gil*. Sebisa mungkin, Vano tetap berusaha untuk tetap tenang, meskipun lututnya sendiri mulai bergetar karena cemas.

Pria itu menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia kemudian memutuskan untuk berteduh, dan meminta beberapa orang bawahannya untuk mencari Stephanie. "Aku tak tahu, Stephanie pergi ke mana. Tapi, cepat cari istriku. Dia berlarian di tengah hujan. Parahnya lagi, dia berhasil memancing banyak orang untuk melihatnya. Jika begini, aku khawatir Stephanie diketahui banyak orang, tengah berlari karena merasa kesal."

Setelah mengatakan hal itu, Vano kembali melihat ke arah jalan raya. Dia kehilangan jejak Stephanie, padahal wanita itu berlari tanpa mengenakan alas kaki. Sebelah sepatunya ada di tangan Vano, sementara sebelah lagi dibawa Stephanie.

"Stephanie. Kapan wanita itu akan belajar untuk mengendalikan emosinya? Aku mungkin salah, tapi wanita itu mempersulit hidupnya sendiri, dengan melarikan diri di tengah hujan," gumam Vano.

Vano menatap sepatu Stephanie yang ada di tangannya. Dia mengusap sepatu hak tinggi berwarna hitam itu, kemudian menyapu air hujan dengan tangan basahnya. Pria itu menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia hampir menyerah untuk mencari Stephanie dalam hujan. Namun, Vano melihat sebelah sepatu hitam Stephanie yang ada di jalan raya.

"Sepatu?" Vano melirik sepatu itu, kemudian menundukkan kepala pada sepatu yang ada di genggaman tangannya. Dari model dan hiasan kupu-kupu pada sepatunya, Vano bisa menebak jika itu memang benar-benar sepatu Stephanie.

"Itu berarti Stephanie pergi ke arah sini!" gumam Vano.

Vano tak mengerti kenapa Stephanie meninggalkan sebelah sepatunya? Jika dia ingin melarikan diri, seharusnya Stephanie tidak memberikan jejak supaya Vano tahu dia pergi ke arah mana.

Namun, sudut bibir Vano tiba-tiba melengkung ke bawah. Saat dia berniat untuk mengambil sepatu hitam Stephanie, sepatu yang ada di salah satu tangannya sudah lebih dulu terjatuh ke tanah. Pria itu merasakan tetesan air hujan semakin membasahi tubuhnya yang membeku di tempat.

Tepat di depannya, banyak orang yang berkerumun di tengah hujan. Mereka terburu-buru untuk memeriksa, seorang wanita yang baru saja mengalami kecelakaan.

"Stephanie!"

•••

My Boss My Boo #Verkwan [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang