21. Cemburu (1)

116 17 0
                                    

Sebuah baju berkerah panjang, sudah menempel pada leher Stephanie sejak dia datang ke rapat drama yang akan dia bintangi. Sorot mata Stephanie menatap tajam ke depan. Sudut bibirnya turun ke bawah, sementara tangannya menggenggam erat naskah drama yang sudah diberikan sutradara. Sutradara itu meminta Stephanie membaca dan mendalami perannya sebagai artis pembuat onar.

"Stephanie, bisa kah kau tidak memasang wajah ketus seperti itu di tempat ini? Di sini banyak kamera, jika kau ketahuan tak senang dengan peranmu, kau pasti akan mendapatkan masalah lagi," ungkap Dino, yang sedari tadi membuntuti Stephanie.

Stephanie terdiam dengan tangan mengepal kuat. Dia kemudian berucap, "Aku tidak marah karena mendapatkan peran ini! Aku bahkan menyukainya, karena peran ini tak begitu sulit aku mainkan! Karena aslinya, aku memang pembuat onar dan tak tahu malu."

Dino tersenyum kecil, kemudian berkata, "Rupanya dia sadar juga."

Stephanie melirik ke arah Dino dengan tatapan tajam. Setelah itu, dia menarik dan mengeluarkan napas panjang. Ingin rasanya Stephanie mencekik leher Dino, akan tetapi dia masih ingat pesan sang ibu untuk tidak membuat onar. "Aku menyukai peran ini, akan tetapi...."

"Akan tetapi apa? Kenapa kau menghentikan ucapanmu?"

Tanpa sadar, jemari Stephanie menyentuh lehernya sendiri. Wanita itu menggigit bibirnya, kemudian menurunkan sudut bibirnya. Sejujurnya, tadi malam dia tak sadar saat Vano menandainya lagi. Sepanjang malam, Stephanie mendiami Vano karena masalah ini. Bahkan, keduanya tak jadi bermalam bersama, karena Stephanie masih marah. "Tanda yang kemarin saja belum hilang, dia sudah membuat tanda baru. Ini menyebalkan."

"Kau kenapa?" tanya Dino mulai kesal karena diabaikan.

Kepala Stephanie bergeleng, dia berpura-pura menggaruk lehernya kemudian berkata, "Sejujurnya, aku sedikit ragu karena yang aku perankan adalah artis pembuat onar. Bagaimana jika penonton drama itu mulai membenciku. Seperti yang kau tahu, biasanya penonton drama akan membenci sosok antagonis. Apalagi, aku berperan sebagai artis baru, yang memikat bos sudah beristri!"

"Aku bahkan harus menyombongkan diri dan memeluk lawan mainku nanti," balas Stephanie.

Sejujurnya, hal ini tak terlalu dipikirkan Stephanie, karena Stephanie hanya berakting saja. Dia tahu, pasti banyak orang yang kesal padanya. Namun, orang-orang yang masih memiliki akal pasti bisa membedakan kenyataan dan dunia akting.

Dino menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia kemudian menjawab, "Kupikir, kau akan ragu dan takut Pak Vano cemburu. Tapi ternyata? Kau malah meragukan reaksi orang-orang? Apa kau sudah berdiskusi tentang drama ini bersama Pak Vano?"

Jangankan berdiskusi masalah drama, Stephanie bahkan enggan berbicara sepatah kata pun pada Vano. Dia memperingati Dino, "Jika tawaran drama ini sampai di telingaku, itu berarti Pak Vano sudah mendengar dan mengetahui semuanya tentang drama ini. Jadi, dia pasti sudah setuju seratus persen. Tak ada yang harus kami diskusikan lagi."

"Lagi pula, aku hanya pemeran pembantu, yang nanti juga hilang ketika konflik ceritanya selesai. Jadi, kau tak perlu khawatir seperti itu," ucap Stephanie.

Dino menepuk jidat. "Padahal, kau yang tadi khawatir berlebihan, sampai wajahmu terus murung! Pokoknya, selama ada kamera jaga sikapmu baik-baik. Jangan mempermalukan perusahaan dan Pak Vano lagi!"

Jawaban Dino membuat Stephanie mendengkus. Stephanie kemudian berkata, "Padahal, aku hanya ingin membela dirimu saja. Tapi kau yang aku bela, malah tak punya rasa empati sedikit pun padaku."

Dino tersenyum kecut, setelah itu dia menjawab, "Aku bekerja untukmu sebagai seorang manajer. Bukan pembantumu. Lagi pula aku juga tak pernah memintamu untuk membantuku, kau saja yang tiba-tiba membelaku tanpa dibela."

"Baiklah! Lain kali aku tidak akan membelamu lagi! Masa bodo dengan masalah yang mungkin kau alami suatu hari nanti!" jelas Stephanie mulai kesal.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Boss My Boo #Verkwan [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang