10. Istri Pungut (2)

154 18 0
                                    

Setelah memberikan roti, Vano langsung berdiri dan pergi dari ruang makan. Dia meninggalkan Stephanie yang terdiam, sembari mengunyah rotinya. Sejujurnya, ada banyak beban pikiran yang saat ini menghantui Stephanie. Semua komentar di internet melukai hatinya. Namun, ucapan Vano sedikit membuat rasa sakit di hati Stephanie terobati.

Stephanie melihat roti yang ada di meja makan. Dia bertanya-tanya, sejak kapan Stephanie memikirkan tentang komentar kejam di internet? Padahal dulu Stephanie tak mempedulikan perkataan orang lain.

Awalnya Stephanie suka menyanyi untuk menghibur dirinya, sekaligus orang-orang terdekatnya. Namun, karena kebutuhannya terhadap uang, Stephanie akhirnya menerima tawaran seorang pencari bakat, dan akhirnya menandatangani kontrak untuk menjadi seorang artis.

"Kupikir, menjadi seorang artis itu sangat menyenangkan. Aku hanya tinggal menyanyi dan uang akan datang padaku. Namun, kenyataan? Banyak sekali syarat yang harus aku penuhi, untuk tetap bertahan di jalan ini," gumam Stephanie.

Stephanie menatap ponselnya dengan tatapan sendu. Orang lain mungkin akan berhenti bekerja, setelah mendapatkan pria kaya raya seperti Vano. Namun, Stephanie sendiri masih meragukan suaminya. Dia menarik dan mengeluarkan napas panjang. "Vano menikahiku hanya karena keluarganya. Sampai kapan, dia akan mengurus istri paksaan, sepertiku ini?"

"Setelah menemukan wanita impiannya, pasti dia akan menceraikanku, lalu akhirnya menikah dengan wanita itu. Sejak awal, aku hanya istri pungutan saja."

•••

Stephanie sampai di tempat pemotretan tepat waktu. Namun, diperlukan beberapa menit untuk menunggu asisten, membawakan bajunya. "Asistenku sedang cuti karena melahirkan, lalu Dino menggantikannya untuk membawa baju? Kenapa dia lama sekali?!" gerutu Stephanie.

Stephanie akhirnya, beranjak dari kursi. Dia menarik dan mengeluarkan napas panjang dengan kedua tangan mengepal kuat. Niat awalnya adalah memarahi Dino. Namun, setelah sampai di tempat baju, Stephanie malah memelototkan mata, melihat Dino dipukul lalu tersungkur ke salah satu sofa.

Dino berkata, "Si*lan. Apa-apaan ini? Sudah kubilang sejak awal, jika bajunya sudah dipesan untuk Nona Stephanie! Kenapa kau tidak mendengarkanku?"

Pria yang baru saja memukul Dino tersenyum kecut. Dia langsung memberitahu, "Desainer baju ini mengatakan, jika bajunya tak jadi diberikan pada Nona Stephaniemu itu. Dia lebih percaya pada Nona Zea yang sedang naik daun ini."

Kesabaran Stephanie langsung habis. Setelah mendapatkan komentar buruk di internet, sekarang dia juga diperlakukan seperti barang bekas. Stephanie langsung mengepalkan kedua tangannya. Dia berjalan ke depan, lalu langsung mendaratkan pukulan tepat di pipi asisten Zea. "Brengs*k! Berani sekali kau memukul manajerku? Jika dia salah, bicarakan baik-baik! Jangan memakai kekerasan seperti ini!"

"Lalu tentang baju ini? Baju ini sudah aku sewa dan bahkan bayar! Jangan bertindak seenaknya!" gerutu Stephanie.

Saat Stephanie berniat merebut gaunnya, tiba-tiba Zea datang lalu menampar pipi Stephanie. Gadis itu memelototkan mata, kemudian berteriak, "Berani sekali kau menampar asistenku! Dasar artis tua!"

Amarah Stephanie tak bisa ditahan lagi. Stephanie langsung menampar Zea, dan menjambak rambut gadis itu. Begitu pula dengan Zea, yang ikut menarik rambut Stephanie. Keduanya bertengkar hebat, sembari saling mencaci maki satu sama lain. Mereka pikir, di tempat ini tak akan ada yang memperhatikan perkelahian mereka.

Zea berteriak, "Artis tua sepertimu tak akan laku lagi! Lebih baik, kau menyerah saja dan cari pekerjaan lain!"

"Artis pura-pura muda sepertimu juga sebaiknya pensiun saja! Sebelum orang-orang tahu kau memalsukan identitas, di balik wajah sok imut itu!" gertak Stephanie.

"Menjijikkan!"

"Tua bangka!"

"Muda pura-pura!"

Dino dan asisten Zea berusaha untuk memisahkan keduanya. Namun, dorongan dan kekuatan amarah Stephanie tak bisa dibendung. Dia langsung menggunakan semua kekuatannya untuk mendorong Zea ke lantai. Stephanie tak sadar, jika ada salah satu karyawan yang merekam semua video. Sementara Zea sendiri, langsung meringis dan menangis. Dia berpura-pura kesakitan, sembari memasang wajah sedih. "Sudah, sudah, Kak Stephanie. Aku mengaku salah. Maafkan aku. Maafkan aku."

Sikap Zea yang berubah drastis menyadarkan Stephanie, jika ada kamera di sekitarnya. Meskipun tempat pakaian adalah tempat yang tidak dipasang CCTV, tetapi Stephanie langsung melirik ke sekeliling. Dia baru sadar, ketika seorang karyawan mengarahkan kamera ponsel ke depan Stephanie dan Zea.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Boss My Boo #Verkwan [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang