27. Gila Kekuasaan (1)

70 13 0
                                    

Niat jahat sudah terkumpul di otak Zea. Gadis itu tersenyum lebar, sembari membawa tas Stephanie. Dia berpura-pura berjalan lambat untuk mengantarkan tas Stephanie. Meskipun diam-diam, Zea membuka dan memasukkan tangannya ke dalam tas.

Untuk beberapa menit, Zea hanya menemukan dompet, dan alat-alat make up yang biasa dibawa seorang wanita. Namun, ketika Zea menyentuh dompetnya, Zea tiba-tiba menemukan sebuah foto yang terselip.

"Sebagai seorang artis, dia pasti memiliki banyak foto. Sepertinya ini memang foto biasa," ungkap Zea.

Zea hampir mengibarkan bendera putih, tanda menyerah dalam pencarian ini. Sekeras apa pun Zea mencari tak ada yang aneh dengan isi tas wanita itu. Hanya saja, ketika Zea menyentuh foto yang awalnya dia sentuh. Zea memelototkan mata, dia melihat foto Stephanie dengan gaun putih bersama dengan seorang pria.

Zea berusaha untuk mengambil foto itu, dan memeriksa siapa pria yang bersama Stephanie. Sayangnya, hal itu tak bisa Zea lakukan dengan mudah. Baru saja Zea menarik foto Stephanie, Dino sudah datang dan merebut tas Stephanie dari tangan Zea. Pria itu tersenyum, lalu memberitahu Zea, "Sepertinya ini tas milik Stephanie. Tolong, jangan mengambil apalagi sampai membuka tas milik orang lain seperti ini."

Ucapan Dino membuat Zea tersenyum kikuk. Sementara lututnya sendiri mulai bergetar. Sebisa mungkin Zea berusaha untuk tetap tenang. Setelah itu, dia berkata kepada Dino, "Apa yang kau katakan? Aku hanya berusaha untuk merapikan tasnya. Tadi, tas itu terjatuh dan isi tasnya keluar! Kau salah paham."

"Aku bahkan berniat memberikan tas ini pada Kak Stephanie," ucap Zea.

Dino tak mempercayai apa yang Zea katakan, oleh karena itu dia berbalik kemudian memberitahu, "Baiklah. Terima kasih karena sudah memiliki niat untuk mengantarkan barang ini pada pemiliknya lagi."

"Tapi, jika kau benar-benar mencoba untuk mengambil sesuatu di dalam tas ini, maka aku pastikan kau pasti akan mendapatkan masalah Nona. Tak baik, mencari-cari masalah dengan melakukan kegiatan seperti tadi," jelas Dino.

Zea langsung mengepalkan kedua tangannya, dengan bibir mengerucut. "Si*lan! Aku gagal mencari tahu, siapa pria yang tadi berfoto bersama Stephanie. Dilihat dari gaunnya, sepertinya itu memang gaun pengantin! Aku yakin jika dia mempunyai hubungan rahasia dengan seorang pria yang ada di foto tadi!"

"Jika aku bisa mencari tahu, dan membuktikan kepada publik! Publik mungkin akan mencap Stephanie sebagai seorang pembohong. Dan karirku tak akan terancam oleh wanita itu!"

"Sekarang, bagaimana cara untuk membuktikan apa yang aku lihat. Kemarin, aku melihat wanita itu pergi dari ruangan bersama pria pemilik agensi... jangan-jangan.... pria itu memang memiliki hubungan dengan Stephanie?" tanya Zea penasaran.

Ketika otak Zea dipenuhi dengan tanda tanya, Dino sendiri berjalan menuju Stephanie dengan wajah memerah. Pria itu menyerahkan tas Stephanie, sembari menggerutu, "Dasar wanita pelupa dan ceroboh! Kenapa kau meninggalkan barang berhargamu, seperti tas ini?! Apa kau tidak tahu, bahaya apa yang akan terjadi jika tasmu hilang?!"

Stephanie mengernyitkan kening. Dia kemudian menjawab, "Hei, tenanglah sedikit. Jangan marah-marah. Namanya juga manusia, aku wajar melakukan kesalahan."

"Kau memang manusia! Tapi sebagai manusia kau juga memiliki otak bukan? Asal kau tahu, tadi tasmu ini berada tepat di tangan Zea! Dia sedang menggeledah tasmu!" jelas Dino.

Stephanie langsung memelototkan mata dia berkata, "Bagaimana bisa dia menggeledah tas seseorang? Apa dia tak memiliki sopan santun?! Bagaimana jika uangku hilang?"

Ucapan Stephanie membuat Dino menepuk jidat. "Bukan itu masalahnya b*doh! Kau lebih mempedulikan uangmu dibanding status pernikahanmu yang tertutup rapat itu!"

"Apa kau sudah siap mengumumkan pernikahanmu dengan suamimu itu?!" tanya Dino.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Boss My Boo #Verkwan [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang