12. Bukan Kencan Biasa (2)

137 19 0
                                    

Awalnya, Stephanie pikir ini akan jadi malam biasa, di mana dia makan malam, dan komentar di internet tentang dirinya akan terus bertambah. Sembari memasukkan sendok makan ke mulut, Stephanie menemukan berbagai macam komentar negatif. Hingga akhirnya, bola mata wanita itu berkaca-kaca. Sekarang, Stephanie bahkan terlalu takut untuk kembali ke dunia hiburan. Padahal, dulu Stephanie bukanlah orang yang terlalu peduli pada perkataan orang lain.

"Karir yang baru-baru ini aku bangun, akhirnya runtuh juga," gumam Stephanie.

Suara Stephanie yang merendah, dengan mata tertuju pada ponsel, akhirnya membuat pandangan Vano tertuju pada ponselnya. Tak butuh waktu lama, bagi Vano untuk merebut dan mematikan ponsel Stephanie di depan wanita itu. Dia berkata, "Di mana sopan santunmu? Kau sekarang sedang berkencan denganku? Kenapa kau malah memainkan ponsel?"

Pertanyaan Vano dijawab dengan helaan napas. Stephanie tak peduli dengan apa yang Vano ucapkan. Dia mengunyah dan menelan makanannya tanpa selera, kemudian menjawab, "Di mana sopan santunmu juga? Aku sedang ditimpa masalah, tapi kau malah mengajakku berkencan seperti ini?"

"Kau bahkan merampas ponsel milikku!" seru Stephanie kesal.

Vano membalas, "Jika tidak kurampas, kau pasti hanya ingin memandanginya saja, lalu menangis semalaman."

Stephanie menjawab, "Mau dirampas, atau pun mematikan ponselku, tak akan bisa mengurangi komentar jahat di internet yang terus bertambah. Ah, sekarang aku bahkan tak memiliki wajah untuk pergi ke luar."

"Zea pasti memanfaatkan masalah ini, untuk membuat dirinya lebih terkenal. Orang-orang biasanya bersimpati pada orang yang terlihat seperti korban, lalu menghujat orang yang dianggap pelaku. Tanpa tahu kenyataan yang sebenarnya."

"Mereka sangat bahagia, setelah mengirim opini jahat mereka ke internet. Apa mereka akan semakin bahagia, jika aku tiad---"

Belum sempat Stephanie melanjutkan bicaranya, Vano sudah lebih dulu memasukkan satu sendok bubur ke dalam mulutnya. Vano mengernyit kening, dan berkata, "Tutup mulutmu dan kunyah makananmu sampai habis. "

Stephanie mendengkus, dan mengunyah makanannya tanpa selera. Seumur-umur, Stephanie paling malas diperintah atau diatur-atur. Apalagi ketika hatinya sedang tergores. Stephanie semakin malas menyantap makanan di depannya. Jika bukan karena perutnya yang berbunyi, mungkin Stephanie tak akan mau menerima ajakan Vano.

Setelah menghabiskan makanan, Stephanie baru sadar jika Vano ternyata memanggil seorang hacker ke rumah makan. Pria itu langsung menunjukkan sebuah video yang merupakan video lengkap dari video Stephanie.

"Awalnya orang yang mengunggah video ini, sempat mengunggah video panjangnya. Namun, tak kurang dari dua menit, dia menghapus postingannya."

"Setelah aku telusuri lebih lanjut, rupanya dia memotong video saat Zea pertama kali menampar Stephanie, atau saat Zea memaki. Sepertinya orang yang mengunggah, sudah lebih dulu disuap oleh perusahaan Zea," ungkap pria itu.

Vano menganggukan kepala, kemudian berkata, "Perusahaan wanita itu memang terkenal dengan kecepatannya dalam mengurus persoalan artis. Pantas saja, jika artis yang ada di dalamnya berkembang pesat, walaupun menjadi seorang penipu andal."

"Mereka selalu mencari informasi tentang artis mereka di internet, berbeda lagi dengan perusahaan Stephanie yang bergerak lambat dan mementingkan uang. Padahal, jika bisa dijaga dengan benar, artis mereka juga bisa dijadikan ladang uang," jelas Vano.

Uang, uang, dan uang lagi. Stephanie menarik dan mengeluarkan napas panjang. Pada kenyataannya semua perusahaan hanya mementingkan uang. Perusahaan dengan embel-embel melindungi artis juga, sebenarnya bekerja hanya untuk uang saja.

Stephanie bergumam, "Perusahaan yang menaungiku, bukannya perusahaanmu juga? Kenapa kau tidak berusaha untuk mengubahnya menjadi lebih baik lagi?"

Vano melirik ke arah Stephanie dan menjawab, "Semuanya butuh proses. Tak mudah, jika mengubah seluruh sistem dan aturan perusahaan yang dulu, dengan pemikiranku."

"Lagi pula saat ini, aku juga sedang berusaha untuk mengganti kebijakan perusahaan. Dan semua itu, kulakukan hanya untukmu saja," ujar Vano.

Stephanie merasakan wajahnya memerah. Dia langsung memalingkan wajah, sembari berucap, "Pembohong ulung."

Pria yang bekerja sebagai hacker hanya bisa tertawa kecil mendengar apa yang Vano dan Stephanie katakan. Setelah itu dia berkata, "Kalau begitu apa yang Anda inginkan selanjutnya Tuan? Apa kita harus mengunggah video ini ke internet, supaya membuktikan jika Nona Stephanie tak memulai perdebatan?"

Stephanie menjawab, "Tentu saja!"

Namun, Vano malah menjawab, "Tidak. Cara itu tidak elegan untuk membalas semuanya."

"Jika video itu diunggah banyak orang yang akan berpikir, kedua artis tidak memiliki sikap yang baik, dan itu masih akan berdampak dengan karir Stephanie," ucap Vano.

Stephanie terdiam, mendengar apa yang Vano katakan. Bahkan di saat seperti ini, pria itu masih memikirkan karir Stephanie. Stephanie menjawab, "Aku tidak peduli dengan citra diriku sendiri! Asalkan aku bisa membersihkan namaku, dan membuat semua orang tahu kelakuan asli wanita itu, aku tidak bermasalah."

Vano tersenyum kecil, kemudian menjawab, "Sepertinya kau masih belum tahu, aturan-aturan yang ada di dunia hiburan ini."

"Jika bisa menjadikan sebuah insiden ini sebagai keuntungan, kenapa kita harus membongkar kenyataan yang ada?" tanya Vano.

"Apa maksudmu?" tanya Stephanie bingung.

Vano menjawab, "Fans Zea bertambah, begitu juga dengan haters-mu. Itu pun hanya dengan satu video saja. Dia jelas memanfaatkan video viral ini, untuk semakin melambung besarkan namanya."

"Perbandingan baik dan buruk, hanya akan ada, jika kasus ini dilihat oleh mata, dan didengar oleh telinga. Semua pandangan mereka juga bisa berubah, hanya dengan sedikit racikan bernama kebohongan."

"Aku akan menggunakannya untuk menyelamatkan karirmu, sekaligus meredupkan karir gadis itu."

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Boss My Boo #Verkwan [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang