18. Ikatan Baru (1)

118 19 0
                                    

Setelah menghabiskan malam di rumah ibu mertua, Stephanie akhirnya bisa lepas dari rumah besar itu. Dia berniat pulang ke rumah ibunya sendiri, tapi ternyata Vano malah mengantarkannya ke rumah sakit. Di sana, Stephanie bisa melihat sang ibu yang baru keluar dari ruang pemeriksaan.

"Ibu? Kenapa ibu ada di sini tanpa memberitahukanku lebih dulu?" tanya Stephanie.

Stephanie mengernyitkan kening, bibirnya terbungkam rapat setelah mengajukan pertanyaan pada sang ibu. Sementara ibunya Stephanie sendiri tersenyum bangga, dia menunjukkan sebuah plastik berisi obat-obatan kemudian berkata, "Ini adalah hadiah dari menantu Ibu. Kebetulan kaki Ibu akhir-akhir ini sering mengalami keram. Oleh karena itu, Vano menyarankan ibu untuk berobat."

"Apa? Kenapa ibu tidak mengatakan hal ini padaku?" tanya Stephanie heran. Stephanie melirik ke arah Vano yang berada tepat di sampingnya. Pria itu memalingkan wajahnya ke arah lain, tanpa memasang ekspresi yang jelas. Stephanie jelas keheranan. Dia menatap sang ibu dengan tatapan tak percaya. Setelah itu, dia mengajak sang ibu untuk pergi ke tempat yang lebih sepi.

Sepanjang perjalanan sang Ibu tak henti-hentinya memuji tentang Vano. Vano baik lah, Vano perhatian lah, Vano lebih peduli lah. Telinga Stephanie dipenuhi dengan pujian tentang Vano. Seolah-olah, Vano adalah anak ibunya. Sementara Stephanie sendiri hanya anak pungut yang ditemukan di jalanan. Padahal, selama ini Stephanie sudah berusaha untuk menghasilkan uang. Namun, sang ibu justru lebih menghargai Vano.

"Ibu, kenapa ibu lebih terbuka pada Vano? Kenapa ibu tak mengatakan hal ini padaku? Padahal, ibu biasanya selalu mengeluh tentang sakit ibu?" tanya Stephanie.

Setelah duduk di sebuah bangku taman, ibunya Stephanie menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia memegangi kedua tangan Stephanie kemudian berkata, "Bagaimana ibu bisa memberitahukan soal sakit yang ibu rasakan, jika kau sendiri sedang menghadapi sakit dari jutaan orang yang memberimu komentar buruk?"

"Kau pikir, berita tentang dirimu tak masuk ke telinga ibu?" tanya Ibunya Stephanie.

Stephanie langsung terdiam, tak berani menjawab. Wanita itu meremas plastik obat milik sang Ibu, dengan kepala menunduk. Sejujurnya, Stephanie juga tak ingin membuat sang ibu mendengarkan masalahnya.

Ibunya Stephanie kemudian menjawab, "Selama ini, kau sudah mendapatkan banyak masalah. Tapi kau tak pernah membagi masalahmu dengan ibu, karena takut ibu khawatir. Kau bahkan tak pernah memberitahukan hubunganmu dengan Vano. Jadi, kenapa ibu harus memberitahukan sakit ibu padamu?"

Stephanie menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia kemudian menyentuh kedua tangan sang ibu, dan menjelaskan, "Ibu, aku mungkin tak bisa menjadi anak yang sempurna dan membantu Ibu sepenuhnya. Tapi aku selalu ingin berusaha untuk menjadi anak terbaik untuk ibu."

"Aku sudah mendapatkan uang hasil kerja kerasku yang dicuri Devan. Sekarang, aku yang akan membayar biaya pengobatan ibu. Jika aku tak bisa membantu ibu, untuk apa aku menjadi seorang artis dan menghasilkan uang?" tanya Stephanie.

Ibunya Stephanie tersenyum. Dia tahu kerja keras putrinya selama ini. Namun, dia juga tak pernah bisa melarang Stephanie untuk mengejar apa yang menjadi tujuan hidupnya. Setelah itu, ibu Stephanie menggenggam erat tangan anaknya. Dia memberitahu, "Sekarang, ibu benar-benar yakin jika kau sudah mendapatkan tempat yang lebih baik, dibanding ada di dalam dapur rumah kita."

"Kau beruntung memiliki suami seperti Vano. Tak hanya membantu ibu untuk keluar dari masalah ibu, Vano juga membantumu mendapatkan hakmu kembali. Bagaimana bisa, ibu tidak bahagia dengan semua ini?"

"Ibu tak meminta Vano untuk memberikan obat, tak seperti yang selalu ibu pinta padamu. Karena ibu juga sadar diri, kalian pasti sibuk mengurusi masalah rumor itu. Akan tetapi, Vano meminta pekerjanya untuk memeriksa keadaan ibu, dan menawarkan bantuan kesehatan. Jadi, kenapa ibu harus menolak tawaran baiknya?" tanya Ibunya Stephanie.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Boss My Boo #Verkwan [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang