part 3

920 115 18
                                    

Setelah berlibur selama tiga hari keluarga kecil itu kini sudah kembali ke Bangkok dan berkumpul bersama kakek nya, Gulf dan Mew memutuskan setelah menikah mereka tinggal di rumah Tuan Trai, bukannya Mew tidak mau membeli Mansion untuk keluarga kecilnya, namun karna Gulf yang masih sibuk dengan pekerjaannya dan tidak tega meninggalkan anak-anak nya di rumah sendiri.

"Phi! Apa kau jadi pergi ke Phuket?" Ucap Pawat.

"Jadi! Sebentar lagi aku berangkat,"

"Apa Phi tidak kasihan, dengan Alex dan Nata?"

"Mau bagaimana lagi, ini sudah menjadi pekerjaan ku, lagi pula ini mungkin pekerjaan terakhir ku sebelum aku rehat,"

"Jadi maksudnya?"

"Setelah pulang dari Phuket aku akan dirumah, menemani anak-anak ku dan menyerahkan pekerjaan ku pada Amanda,"

"Itu jauh lebih baik, aku terkadang merasa kasihan saat mereka merindukanmu, Nata tidak akan berhenti menangis sedangkan Alex berpura-pura menjadi tegar dan dewasa untuk Nata,"

"Apa aku sudah keterlaluan! Apa aku sudah mengabaikan mereka?"

"Phi tenang saja, mereka mengerti tentang pekerjaan Papa nya,"

Gulf tidak bisa membayangkan bagaimana saat anak-anak nya merindukannya yang terkadang keluar kota hingga berhari-hari, tidak Gulf tidak ingin membayangkan bagaimama wajah sedih mereka karna itu akan membuat hatinya terluka.

"Papa!" Panggil Nata.

"Ada apa hmmm! Apa kau butuh sesuatu?"

"Sebelum Papa berangkat, Nata ingin makan nasi goreng buatan Papa, bolehkah?"

"Boleh sayang, katakan apa lagi yang ingin kau makan?"

"Ayam goreng tepung dan tumis sayur seperti biasa, Nata ingin makan itu,"

"Baiklah! Akan Papa buatkan untuk kalian berdua,"

"Terimakasih Papa,"

"Tunggu lah disana, biar Papa buatkan dulu,"

"Uncle! Kita main game yuk, sambil menunggu Papa masak,"

"Boleh juga, siapa takut,"

Gulf hanya bisa tersenyum saat melihat bagaimana anak-anak nya tertawa, baginya senyuman Nata dan Alex sangat berharga.

Saat tengah sibuk di dapur Gulf di kejutkan dengan sebuah pelukan, beruntung spatula yang ia pegang tidak melayang begitu saja, jika tidak sudah pasti kepala Mew akan terluka.

"Phi! Kenapa kau membuatku terkejut, bagaimana jika spatula ini mengenai dahimu?"

"Maaf sayang! Aku sengaja ingin membuat kejutan untukmu,"

"Kejutan apa?"

Chup..

"Hentikan Phi! Kita sedang ada di dapur, bagaimana jika Pawat dan anak-anak melihatnya, kasihan mereka pasti nanti sawan,"

"Sawan apa sih sayang, aku cuma memeluk dan menciumu saja,"

"Tunggu lah sebentar, biar aku mengoreng ayam dulu,"

"Tidak mau! Maunya seperti ini,"

Mew terus menempeli Gulf membuat Gulf susah untuk bergerak, apa lagi saat Mew menciumi tengkuknya membuat Gulf merasa sedikit merinding.

"Phi! Hentikan,"

Meskipun Gulf melarang nya, Mew tidak perduli ia terus melakukannya hingga terdengar suara orang yang tengah berdehem barulah Mew menghentikan aktivitas nya.

The Lost Memory (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang