part 12

713 123 27
                                    

Saat pagi hari di kamar milik Win.

"Dasar mesum," Ucap Win pada Pawat yang sejak semalam menempeli dirinya.

"Apa maksudmu?" Jawab Pawat.

"Untuk apa kau menempeliku? Dasar kurangajar,"

"Apa kau tidak tau, jika semalam ada suara aneh?"

"Suara aneh apa? Kau pikir di rumah ku ada hantu?'

"Astaga kau benar-benar tidak tau, jika di rumah mu ada hantunya?"

"Sudah menumpang, membual juga dasar tidak waras,"

"Heiii.. Kau mau kemana?"

"Tentu saja mandi, jelas-jelas aku pergi ke kamar mandi, dasar aneh,"

"Judes sekali, sama seperti Phi Gulf, bicara tentang Phi Gulf aku akan mencari bukti terlebih dulu, tapi dari mana aku mencari bukti itu,"

Pawat tidak akan tinggal diam, ia akan mencari sesuatu di rumah Win untuk ia jadikan bukti jika Kana adalah Gulf Phi nya, karna ia sangat yakin itu.

Di saat yang lain masih sibuk dengan dunia nya, Alex dan Nata sudah bangun dan bahkan mereka sudah mandi.

"Phi! Apa Papa belum bangun?"

"Mungkin belum, memang nya kenapa?"

"Tapi aku lapar Phi,"

"Kita tunggu uncle, kalau tidak Phi Win nanti kita minta di buatkan sarapan pada mereka,"

"Baiklah!"

Dengan sabar mereka berdua menunggu Win atau Pawat yang keluar kamar, tidak mungkin bukan mereka membuat sarapan sendiri.

Di kamar Kana.

Sejak sedari tadi Mew tidak berhenti memandangi wajah Kana, bahkan Mew kini merasa bahagia karna ia diam-diam memastikan sesuatu dan itu sesuai yang seperti ia harapkan.

"Kau adalah Gulf ku, aku tau itu, kembalilah padaku sayang, aku sangat merindukan mu,"

Merasa terganggu akhirnya Kana pun terbangun, dan melihat wajah Mew yang sangat dekat dengannya.

"Phi Miu!"

"Selamat pagi sayang, bagaimana tidur mu, nyenyak?"

Kata-kata sayang yang Mew ucapkan tentu saja membuat Kana merona, dan kini laki-laki manis itu menyembunyikan wajahnya.

"Masih pagi Phi, jangan menggoda,"

"Aku tidak menggoda, memang nya salah aku mengatakan itu?"

"Aku mau pergi mandi dulu, dan ingin menyiapkan sarapan untuk anak-anak,"

"Disini saja bersama ku, anak-anak biarkan saja sudah ada Pawat dan Win yang mengurusnya,"

"Tapi!"

"Tidak ada tapi-tapian,"

Entahlah terkadang Kana ingin menolak saat Mew seperti ini, namun karna rasa nyamannya Kana engan menyuruh Mew pergi bahkan terkadang ia selalu ingin berada di dalam pelukanya.

"Kana!"

"Emhhh!"

Chup...

Kecupan sayang Mew berikan pada Kana membuatnya menjadi malu, namun ciuman itu kini berlanjut bahkan dengan perlahan Mew membuka pakaian milik Kana, Mew terus melakukan rangsangan pada Kana membuat jarak tubuh itu semakin mendekat dan setelah itu terciptalah rasa hangat di antara keduanya, namun mereka harus menelan rasa kecewa di saat Nata dengan keras mengetuk pintu kamar itu.

The Lost Memory (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang