Saat pagi hari Win sudah bangun terlebih dulu dan membuat sarapan untuk semua orang, sama halnya dengan Gulf Win senang sekali memasak.
"Emmm... Baunya sih enak semoga nanti semua orang menyukai masakan ku,"
Dengan cekatan Win memasak beberapa menu untuk ia sajikan di atas meja makan, karna ia sudah biasa bekerja dengan Kao jadi tidak sulit untuknya mengerjakan semuanya sendiri.
"Semuanya sudah selesai, aku tinggal mencuci panci kotornya,"
Tidak lama Pawat datang dalam keadaan masih mengantuk, ia merasa sangat lapar karna semalam ia tidak makan.
"Phi Gulf, apa kau sudah membuat sarapan?"
Tentu saja Win hanya terdiam karna ia tengah fokus dengan cucian kotor nya.
"Phi, kenapa kau hanya diam saja,"
"Brisik, kau tinggal makan saja kenapa banyak bertanya,"
"KAU!"
"Kenapa? Kau seperti melihat hantu saja,"
"Untuk apa kau datang kerumah ku?"
"Jelas saja aku kesini untuk menemui Phi ku,"
"Phi mu yang mana? Jangan suka mengaku-ngaku, lebih baik kau cepat pergi dari sini,"
"Jika Ayah mu yang mengusir, baru aku akan pergi,"
"Kau benar-benar keras kepala,"
"Ada apa ini?" Tanya Gulf yang baru datang
Lekas-lekas Win berlari kearah Gulf dan memeluknya erat.
"Phi Kana, dia mengusir ku," Keluh Win.
"Phi, untuk apa dia datang kesini?" Jawab Pawat.
"Kau tidak boleh seperti itu, dia datang kesini bersama Ayah Mike,"
"Usir dia Phi," Pawat tetap kekeh dengan pendiriannya.
"Phi Kana, kenapa dia jahat sekali, tidak seperti Phi, yang baik seperti seorang malaikat," Ucap Win.
"Aku jahat jika hanya denganmu, karna kau sudah berani menyembunyikan Phi ku,"
"Paw!"
"Kenapa Phi Gulf harus marah, memang benar seperti itu kenyataanya bukan?"
"Ini sudah berlalu, Phi tidak ingin semua itu di ungkit lagi, lagipula Phi sudah kembali bersama kalian,"
"Tapi!"
"Tidak ada tapi-tapian,"
"Ada apa ini?" Ucap Mew yang melihat ada ketegangan.
"Phi, kau sudah bangun?" Jawab Gulf, lalu menghampiri suaminya.
"Emm.. Karna kau tidak ada di samping ku,"
"Maaf, tadi aku merasa haus, dan saat di dapur aku melihat mereka berdua bertengkar, jadi aku harus memisahkannya,"
"Bertengkar karna apa?"
"Biasalah anak muda,"
Chupp.. Chupp..
"Phi!"
"Morning kiss sayang,"
"Tapi tidak didepan mereka berdua juga, kasihan Win belum saatnya melihat adegan dewasa,"
"Phi Kana mengada saja, apa dia lupa saat dulu dia bercinta dengan si laki-laki brengsek itu aku mendengarnya," Itulah kira-kira suara hati Win, namun tentu saja ia tidak berani mengatakannya.
"Hehh.. Apa yang sedang kau pikirkan," Tanya Pawat.
"Apa kau memperhatikan ku?" Jawab Win.
"Siapa juga yang memperhatikanmu, jangan kepedean,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Memory (END)
Fanficsejauh apapun waktu dan jarak, cinta itu akan tetap kembali pada rumah dan keluarga kecilnya yang selalu menunggunya kembali seperti dulu..