part 24

759 125 12
                                    

Saat sudah sampai di hotel Mew langsung membawa Gulf kekamar yang sudah ia pesan, tentu saja kamar langganan mereka yang sering mereka pakai saat mereka menghabiskan waktu bersama.

"Phi, kenapa kau membawaku kesini?"

Gulf sedikit trauma saat mengingat bagaimana ia menyiapkan kejutan untuk suaminya dulu.

"Aku punya kejutan untukmu sayang, ayo kita masuk,"

"Kejutan?"

"Hmm.. Kejutan untuk istri tercintaku,"

Rasa penasaran kini menghampiri Gulf, mendengar kata kejutan membuat Gulf berpikir apakah Mew ingin mengajaknya melihat potongan video yang ia buat dulu.

Saat memasuki kamar itu tercium bau harum vanila bercampur mawar, dengan di terangi lampu yang sedikit remang membuat suasana semakin romantis.

"Phi! Apa ini?"

"Ayo cepat masuk,"

Dengan ragu Gulf mengikuti Mew dari belakang, sedangkan Mew memutar lagu romantis ia ingin mengajak Gulf berdansa sebelum lanjut ke intinya.

"Apa yang Phi lakukan,"

"Ingin mengajakmu berdansa,"

"Tapi aku tidak bisa berdansa,"

"Kita ikuti saja musiknya,"

Mereka berdua kini mencoba berdansa, tentu saja dengan gerakan seadanya.

"Kenapa wajahmu memerah seperti itu?"

"Aku malu!"

"Malu?"

"Hmmm.. Karna Phi memandangi ku terus menerus,"

Dengan sayang Mew merapihkan rambut Gulf, di bawah lampu remang-remang seperti ini Gulf tetap terlihat cantik dengan rambut panjangnya, membuat Mew tidak berhenti berkedip.

"Kenapa kau semakin cantik sayang, bagaimana jika banyak laki-laki yang ingin memiliki mu?"

"Aku sudah menjadi milik Phi, jadi bagaimana bisa orang lain berniat memilikiku?"

"Aku hanya takut, dan tidak rela jika itu terjadi,"

"Percayalah, jika aku hanya mencintai Phi,"

Chup..

Kecupan sayang Mew berikan pada Gulf, dan saat itu juga Gulf membalas kecupan itu hingga akhirnya kini mereka saling berciuman, menyesap satu sama lain hingga pada akhirnya Gulf lah yang kalah.

"Enggh.. Phi Mew,"

Dengan perlahan dan pasti Mew melucucuti pakaian Gulf, hingga Gulf kini sudah naked sedangkan Mew masih menggunakan pakaian lengkap.

"Bolehkah aku menidurimu?"

"Emhh.."

Mendapatkan lampu hijau membuat Mew senang, lalu ia mendorong Gulf kearah kasur sedangkan Mew membuka semua pakaiannya, setelah itu ia langsung menindih Gulf.

Jari-jari panjang itu sangat pandai bergerak aktif di tubuh polos itu, Gulf yang mendapat sentuhan di tubuhnya terasa bergetar bahkan ia meminta sentuhan lebih.

"Sayang, apa kau sudah siap?"

"Aku sudah siap Phi,"

"Baiklah, aku akan memasuki mu, jika kau kesakitan kau boleh mengigit ku,"

"Phi Mew, bisakah kau mencium ku, agar saat kau memasuki ku aku tidak merasa kesakitan,"

Tentu saja Mew tidak akan menolak walaupun resikonya ia akan mendapat luka gigitan di bibirnya, karna ia sangat yakin jika Gulf akan merasa kesakitan karna sudah lama mereka tidak melakukannya setelah dua bulan berpisah.

The Lost Memory (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang