part 39

500 107 25
                                    

Satu minggu sudah berlalu dan sejak hari itu Mew mendiami Gulf, ia akan hanya menegur anak-anaknya saat pergi atau pulang dari kantor dan sikap Mew tentu saja membuat Gulf semakin kesal.

"Kau mau kemana? Untuk apa kau memasukkan bajumu ke dalam koper?" Tanya Mew saat melihat Gulf memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper.

Gulf hanya diam saja tidak menjawab apa yang Mew katakan, bahkan kini Gulf tidak menatap kearah Mew.

"Aku bertanya padamu, untuk apa kau memasukkan bajumu ke dalam koper?"

"Untuk apa aku tinggal disini, jika kau setiap hari mendiamiku? Jika kau tidak suka aku tinggal disini katakan saja jangan mendiamiku seperti ini,"

"Apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti,"

"Aku tau aku banyak salah, dan mungkin aku bukan istri yang baik untukmu dan kau tenang saja, aku akan mengembalikan uang mu yang sudah aku pakai untuk membeli mobil tanah kosong dan Mansion ini, dan nanti sore uang nya sudah masuk kedalam rekening mu,"

"Maksudmu apa? Aku tidak mengerti dan aku tidak pernah mempersalahkan uang yang kau pakai, jadi jangan bicara macam-macam,"

"Aku dan anak-anak akan pulang kerumah Ayah, dan kau bisa menikmati hidupmu sendiri,"

"Aku tidak akan membiarkanmu dan anak-anak pergi dari sini,"

"Aku akan tetap pergi, jadi jangan mencoba menghalangiku,"

"Coba saja jika kau berani keluar dari rumah ini, aku tidak akan memaafkanmu,"

"Lalu untuk apa aku tinggal disini, jika kau mendiamiku? Setiap hari aku sudah mencoba bersikap baik bahkan aku sudah meminta maaf padamu, tapi apa? Sikap mu masih seperti ini, saat kau di luar kau bisa tertawa lepas dengan teman-teman mu namun saat di rumah kau seperti tidak bisa bicara,"

Tentu saja Gulf merasa kesal pada suaminya, setiap hari ia sudah berusaha bersikap baik dan sudah menuruti apa yang suaminya katakan tapi tetap saja suaminya masih bersikap dingin padanya.

"Aku tau dan aku sadar diri jika aku masih banyak kekurangan, terkadang aku bersikap manja dan terkadang aku bersikap seperti anak-anak, dan mungkin kau bosan dengan sikap ku itu, aku minta maaf jika aku banyak salah padamu, hiksss..."

"Sayang, bukan seperti itu maksudku,"

"Kau tidak perlu menjelaskan apapun lagi, disini aku yang salah,"

"Dengarkan dulu aku bicara,"

"Untuk apa? Sekarang terserah kau saja,"

Mew pun mencoba menenangkan istrinya, namun saat ia ingin menghampiri istrinya tiba-tiba Cia menangis sangat kencang dan Gulf pun segera menghampiri Cia lalu menggendong dan membawanya keluar dari kamar.

Hening sesaat setelah Gulf keluar dari kamar, sedangkan Mew hanya bisa diam memikirkan kata-kata istrinya apakah ia sudah keterlaluan pada istrinya lalu bagaimana jika Gulf meninggalkannya.

"Tidak aku tidak mau kehilangan Gulf,"

Tidak ingin membuang waktu Mew pun menghampiri Gulf di kamar tamu, namun sayang ketika ia ingin masuk pintu kamar itu terkunci rapat.

"Sayang, buka pintunya tolong jangan seperti ini, aku minta maaf,"

Mew terus mengetuk pintu kamar itu, namun tetap saja Gulf tidak ingin membukanya.

"Daddy, ada apa sih dad?" Nata merasa bingung saat melihat daddy nya berada di depan pintu kamar tamu, dan tidak berhenti memanggil nama Papa nya.

"Nata, tolong bicara dengan Papa, katakan padanya jika daddy meminta maaf,"

The Lost Memory (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang