part 26

619 115 17
                                    

Mew pulang sudah sangat larut bahkan penghuni rumah semuanya sudah tidur, sebelum pergi kekamar Mew duduk di sofa ruang tamu ia tidak tau caranya menghadapi istrinya yang mode marah, dan sudah pasti saat ini istrinya sudah tidur.

"Phi Mew!" Panggil Pawat.

"Kau membuatku terkejut saja,"

"Phi baru pulang?"

"Hmmm!"

"Tumben! Tidak seperti biasanya, pekerjaan Phi sedang banyak?"

"Tidak juga, sedang ada masalah sedikit,"

"Masalah apalagi?"

Walaupun Pawat hanya adik ipar, namun Mew selalu menceritakan masalahnya pada Pawat, karna Pawat selalu mengerti apa yang Mew rasakan, jelas saja sangat berbeda dengan Amanda karna ia seorang wanita dan akan selalu membela Gulf.

"Ada kesalah pahaman, jadi Phi mu marah padaku,"

"Salah paham apalagi? Bukankah saat tadi pagi kalian masih baik-baik saja? Terkadang aku tidak mengerti dengan sikap kalian dan itu sungguh membuatku sakit kepala, lebih baik Phi pergi kekamar dan menemui Phi Gulf,"

"Mungkin saja Phi mu sudah tidur, besok pagi aku akan menemuinya,"

Sungguh rasanya Pawat ingin sekali memukul kepala kakak iparnya ini, selain keras kepala tapi juga susah di nasehati.

"Setidaknya saat Phi Gulf bangun, Phi Mew ada di kamar supaya Phi Gulf tidak lebih salah paham lagi, tapi itu terserah Phi Mew karna aku hanya bisa menasehati saja,"

Setelah itu Pawat pergi dari hadapan Mew, ia berniat mengambil air namun saat melihat Mew sedang melamun Pawat pun menghampiri Mew.

Mew terus memikirkan apa yang Pawat katakan hingga akhirnya ia pun pergi kekamar, saat sudah sampai didepan pintu entah mengapa Mew ragu ia takut melihat istrinya menangis karna ia tidak akan sanggup melihatnya.

Dengan perlahan Mew berjalan menghampiri Gulf yang tengah tidur pulas, ia memandangi istrinya yang tengah memejamkan matanya yang terdapat jejak air mata, sungguh hati Mew rasanya sangat sakit melihatnya, dengan perlahan Mew menghampiri Gulf lalu menghapus jejak air mata itu.

"Maafkan aku sayang, percayalah tidak ada sedikitpun aku berniat menghianatimu, aku hanya mencintaimu dari dulu dan selamanya akan tetap seperti itu,"

Karna tidak ingin menganggu istrinya yang sedang tidur, Mew pergi kekamar mandi ia akan mandi terlebih dahulu sebelum ia tidur, karna istrinya sangat menyukai kebersihan.

Pagi hari menjelang Gulf terbangun lebih dulu namun ia merasakan seperti ada beban berat yang menimpanya, karna merasa penasaran Gulf pun membuka matanya dan ia pun berusaha melepaskan diri dari dekapan suaminya, namun semakin Gulf berusaha semakin erat pula Mew mendekap nya.

"Lepas!"

"Tidak mau,"

"Aku tidak mau kau peluk, lepaskan,"

"Biarkan seperti ini sebentar sayang,"

"Lepas aku tidak mau, kau menghianatiku apa kau tau itu, hiksss.."

"Tidak sayang, aku minta maaf dia hanya teman ku sewaktu kuliah dulu, bahkan saat kita belum saling mengenal,"

"Lalu! Apa aku harus memaklumi, melihat kalian bermesraan jika hanya sekedar bicara?"

"Aku mengaku salah, maafkan aku sungguh,"

"Dasar menyebalkan, Ayah hiksss.."

"Jangan menangis aku mohon,"

The Lost Memory (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang