Sejak dua hari yang lalu Nata mengalami demam tinggi, Mew sudah membawa putrinya untuk pergi berobat namun tetap saja demam putrinya belum turun, rasanya Mew ingin membawa putrinya pulang ke Bangkok tapi itu tidak mungkin walaupun hanya memakan waktu kurang lebih dari dua jam namun itu tetap tidak mungkin, kini yang bisa Mew lakukan hanya memandangi wajah putri kecilnya yang tengah memejamkan matanya dengan wajah pucat dan tidak berhenti memanggil Papa nya.
"Daddy! Bagaimana keadaan Nata?"
"Dia masih sama seperti kemarin, panasnya belum turun,"
"Apa tidak sebaiknya daddy menghubungi Phi Win, agar membawa Phi nya datang kesini, kasihan Nata dad Alex tidak tega melihatnya seperti ini,"
"Bukankah kalian sudah tau, jika dia bukan Papa kalian, dia hanya orang yang menyerupai Papa kalian,"
"Alex tau dad, tapi jika dengan dia datang kesini bisa membuat Nata membaik, bukankah tidak masalah,"
"Tapi daddy tidak ingin, kalian nanti bergantungan denganya,"
"Apa daddy akan tega melihat Nata seperti ini, jika dia memang bukan Papa, kami pasti akan mengerti,"
Mew terdiam bahkan ia kini kalut, apa ia harus menghubungi Win dan meminta padanya untuk membawa Phi nya datang, tapi bagaimana jika laki-laki itu menolaknya bukankah Mew tidak pantas memaksa seseorang untuk mengerti keadaannya.
"Papa! Hiksss.. Tolong jangan tinggalkan Nata lagi, Nata merindukan Papa,"
Merasa kasihan melihat putrinya seperti ini, akhirnya Mew pun memberanikan diri untuk menghubungi Win, meminta tolong padanya agar membawa Phi nya datang ke rumanya, awalnya Win tidak mengerti dengan apa yang Mew maksud namun saat Mew menceritakan sedikit kisahnya akhirnya Win paham dan membawa Phi nya untuk berkunjung kerumah Mew.
Setengah jam kemudian kini Win dan Kana sudah sampai di rumah milik Mew, rumah yang ia beli atas nama istrinya dan Mew memang sengaja membeli rumah disana untuk ia dan anak-anak nya singgah jika berkunjung ke Phuket.
"Selamat malam Phi!" Sapa Win saat Mew membuka pintu.
"Se-selamat malam juga, ayo masuklah," Mew sedikit gugup saat melihat Kana berdiri di belakang Win, apa lagi saat Kana terus menatapnya.
"Phi Win!" Sapa Alex, ia merasa senang karna Win datang bersama Papa nya, tidak maksudnya orang yang mirip dengan Papa nya.
"Dimana Nata? Phi dengar dia sedang sakit,"
"Nata ada di kamar Phi, ayo ikut Alex kita lihat keadaan Nata,"
Alex pun membawa Win ke kamar milik Nata, sedangkan Mew tengah menyiapkan bubur untuk Nata karna sejak tadi pagi Nata tidak ingin makan apapun.
"Kau sedang membuat apa?" Tanya Kana saat melihat Mew sibuk di dapur.
"A-aku sedang membuat bubur untuk Nata,"
"Berikan padaku, biar aku yang membuatnya,"
"Tidak perlu biar aku saja, kau tamu ku,"
"Sudah tidak apa-apa," Kana pun merebut panci dari tangan Mew sedangkan Mew terdiam membeku, suara lembut itu dan bau tubuh itu bahkan sama persis seperti istrinya, apakah semua ini hanya sebuah kebetulan atau yang dihadapannya ini memang adalah istrinya.
"Sudah jadi! Cepat tolong ambilkan mangkuknya,"
Mew hanya terdiam saat Kana meminta mangkuk padanya dan ia tidak berkedip melihat wajah Kana yang benar-benar sama persis seperti istrinya, yang membedakan keduanya hanyalah rambutnya saja, jika istrinya berambut pendek lain dengan Kana yang rambutnya sedikit panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Memory (END)
Fanfictionsejauh apapun waktu dan jarak, cinta itu akan tetap kembali pada rumah dan keluarga kecilnya yang selalu menunggunya kembali seperti dulu..