Liburan sekolah sudah di depan mata betapa senang nya Alex dan Nata, setelah makan malam mereka berbicang dengan uncle nya, menanyakan perihal apa yang sebenarnya terjadi pada daddy dan Papa nya, karna mereka melihat Papa nya seperti mendiami daddy nya.
"Jadi kalian sudah mengerti? Dengan rencana yang kita buat,"
"Tapi! Apa Papa mau uncle,"
"Tentu saja, apalagi kalian yang meminta,"
"Bagaimana Phi," Tanya Nata pada Alex.
"Nanti kita temui Papa dulu saja, kita lihat bagaimana mood Papa sedang baik atau memburuk,"
"Ya sudah Phi, kita temui Papa saja yuk,"
"Uncle, kita kekamar Papa dulu ya," Ucap Alex.
"Pergilah, dan bicara pada Papa kalian,"
Tentu saja Pawat harus membuat ide untuk membuat Phi nya lunak, jika hanya seperti ini sudah di pastikan bisa ber minggu-minggu Phi nya mendiami kakak iparnya.
Tokk.. Tokk..
"Papa! Boleh kami masuk?"
"Masuk sayang, ada apa hmmm,"
"Apa kami mengganggu Papa,"
"Tidak, Papa hanya sedang membaca buku, ayo kemarilah,"
Gulf pun membenahi bukunya dan meletakkan kacamata bacanya, lalu menyuruh anak-anak nya duduk di samping nya.
"Ada apa hmmm! Sepertinya kalian berdua sedang ingin mengatakan sesuatu?"
"Pa, kami kan sudah mulai libur sekolah, dan kami ingin pergi menginap di pantai dengan Papa dan juga daddy," Ucap Nata.
"Ohhh.. Jadi kalian ingin pergi berlibur? Kapan?"
"Besok kan hari sabtu, apa daddy tidak sibuk?"
"Tanyakan pada daddy kalian saja, Papa tidak tau daddy sibuk atau tidak,"
"Baiklah!"
Alex dan Nata pun menghampiri daddy nya, mereka tidak mengerti kenapa daddy dan Papa nya harus duduk terpisah.
"Daddy! Apa daddy sudah tidur?" Tanya Alex.
"Phi, sepertinya daddy sedang tidur,"
"Tapi kenapa dahi daddy berkeringat,"
"Sebentar Phi, biar aku pegang dulu dahi daddy, sepertinya daddy sedang demam.
Nata pun mencoba menyentuh dahi daddy nya, dan benar saja ternyata daddy nya sedang mengalami demam tinggi.
"Papa!"
"Ada apa hmmm.. Jangan berisik daddy kalian sedang istirahat,"
"Pa, daddy demam, tubuhnya panas sekali,"
Mendengar apa yang di katakan Nata Gulf pun lekas-lekas menghampiri suaminya dan memeriksa keadaannya.
"Phi, bangun Phi buka matamu, jangan membuatku takut,"
Tidak ada reaksi apapun, bahkan kini Mew mengigil suhu tubuhnya sangat panas.
"Alex, panggil uncle cepat,"
"Baik Pa,"
Alex pun pergi untuk menemui uncle nya, dan beruntung lagi Pawat belum pergi.
"Uncle!"
"Heiii... Ada apa?"
"Uncle tolong hubungi dokter,"
"Dokter! Memang siapa yang sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Memory (END)
Fanfictionsejauh apapun waktu dan jarak, cinta itu akan tetap kembali pada rumah dan keluarga kecilnya yang selalu menunggunya kembali seperti dulu..