CHAPTER : 1

153 10 1
                                    

————

JANGAN LUPA VOTE AGAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT BUAT KELANJUTAN CERITA, DAN JANGAN LUPA FOLLOW JUGA YA!


HAPPY READING, READERS!
.
.
.
.
.

————


"Nanti jangan lupa kita ada tanding sama geng sebelah." tutur Maven - ketua gang DR.

"Geng mana lagi tuh? Emang ada yang berani ngalahin geng kita?" tanya Rendi - Inti dari geng DR.

"Ada lah, siapa lagi kalo bukan geng yang sebelah tuh geng Skyler." sahut Haidar lelaki yang selaku inti sedang memakan keripik, Haidar adalah salah satu anggota yang suka makan.

Jemian berdecih, "Cih."

"Ngapa lo?" tanya Haidar, "Geng itu selalu cari gara-gara, gak pernah ngalah jelas-jelas dia udah berkali-kali kalah." sahut Jemian.

Caleo cowok yang sedang bermain ponsel pun tertarik pada pembicaraan teman-temannya itu, "Berarti ntar malem kita balapan dong?" tanya Caleo.

Maven mengangguk, "Siap memenangkan pertarungan!" seru Jeano.

Haidar memegang dagunya, "Kita bakalan menang lagi?" tanya Haidar.

"Pasti!" seru Maven, "Dream Riders gak akan kalah." gumam cowok yang bermain PS itu.

"Wih ada yang nyautin nih!" seru Haidar, semua anggota langsung menoleh lelaki yang sedang bermain PS.

Dia Jidan, Jidan adalah adik kelas mereka yang masih kelas 10. Namun di anggota mereka juga ada yang tertua yaitu Maven, dia kakak kelas mereka alias Maven dan Rendi kelas 12 hampir mau lulus. Yang lain? Ah yang lain sama-sama masih kelas 11!

Maven tersenyum melihat adik kelasnya itu saling melengkapi, "Ofcourse, karena kita adalah Dream Riders. Yang selalu punya mimpi masing-masing walau kita sering dianggap anak nakal, kita membuat rumah yang bernama Dream Riders atau DR." tutur Maven.

Mereka menumpukan tangan satu masing-masing, "Jid, gak mau ikut?" tanya Caleo pada Jidan yang masih sibuk dengan PS nya.

Jidan pun menghentikan kegiatan nya dan ikut menumpukkan tangannya dengan mereka, "Yo Dream!" seru mereka.

Mereka saling tertawa setelah mengangkat tangannya, "Gua seneng, kalo kalian kaya gini. Semoga kita kaya gini terus ya." tutur Maven tersenyum.

———

DRRTT..
DRRTT..
DRRTT..

Jeano yang sedang memakai helm full face itu merasa terganggu dengan suara handphone nya, begitu juga dengan temannya Jemian.

"Angkat no." perintah Jemian, Jeano pun merogoh kantung sakunya.

Dan melihat nama yang menelpon nya itu, mata Jeano melotot sempurna.

"Siapa no?" tanya Marvin yang membawa helm, "Bayi gua." jawab Jeano.

Haidar memutar bola matanya malas, "Angkat lah je, nanti bayi lo ngamuk." ledek Haidar.

"Iye iye!"

Jeano membuka kembali helm nya, sungguh membuatnya ribet. Jeano pun mengangkat tombol hijau itu, dan di sebrang sana ada gadis yang sedang mengoceh dengannya.

Jemian dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang