PROLOG

319 14 0
                                    

———

Ini cerita terbaru aku, jika kalian suka dengan ceritaku jangan lupa vote!

———

"Kita bakalan menang lagi?" tanya Haidar,

"Pasti!" seru Maven.

———

"Kamu papa jodohin sama anak temen almarhum papa." ucap Seno.

Ian yang sehabis pulang sekolah, memutar bola matanya malas. "Jemian gak mau, Jemian masih sekolah." jawab Jemian.

Wanita paruh baya itu mengelus punggung Jemian, "Jemian, kamu harus nurut apa kata papa." Rina - Mama Jemian.

Jemian berdecak kesal, "Tetep aja Jemian gak mau! Jemian masih sekolah, jangan jodohin Jemian. Jemian masih laku, Jemian bisa cari pacar kalau papa mau. Tapi jangan jodohin Jemian, Jemian gak suka."

"Azriel Jemian Pradipta! Kamu harus nurut sama papa!" bentak Seno, "Terserah papa, Jemian gak mau." berontak Jemian.

Rina memegang tangan Jemian lembut, "Jemian.. Jangan bilang gak mau kalo kamu belum liat orangnya, orangnya cantik kok. Pasti kamu suka." tutur Rina menenangkan Jemian.

Jemian mengepalkan tangannya, "Mau cantik mau nggak, tetep aja Jemian gak mau. Jemian gak suka di paksa!" ucap Jemian dengan nada tinggi lalu pergi menaiki tangga.

"JEMIAN! PAPA BELUM SELESAI BICARA JEMIAN!" teriak Seno.

Rina menghampiri Seno dan memegang tangannya, "Pa, udah pa. Nanti darah tinggi kamu kambuh gimana?" ucap Rina mengingatkan.

"Anak itu selalu saja bikin emosi dan bikin masalah, kapan dia akan dewasa?" gerutu Seno.

———


"Gua di jodohin."

Haidar yang sedang makan kacang itu tersedak, "Buset yang bener lu?" tanya Haidar tak percaya.

"Bagus deh, berarti lo gak homo." ledek Rendika - atau yang biasa di panggil Rendi.

Jemian melotot kan matanya, "Lo mau gua bunuh?" tanya Jemian dengan tatapan tajamnya.

Jeano bergedik ngeri, "Buset dah." gumam Jeano.

Maven yang asyik baca buku teralih dengan obrolan mereka, "Sama siapa Jem?" tanya Maven.

Jemian memutar bola matanya malas, "Gak tau, gua gak nanya namanya. Males amat." ucapnya sambil mengambil kacang yang ada di tangan Haidar.

———

"Jemian, besok malam acara lamaran kamu sama Karamel ya." ucap Rina.

Jemian mengernyitkan dahinya, "Karamel? Karamel siapa? Bukannya Karamel itu gula ya yang rasa manis-manis gitu?" tanya Jemian.

Rina terkekeh pelan mendengar ucapan Jemian, ia mengusap puncak kepala Jemian dengan lembut. "Karamel itu tunangan kamu sayang, yang mama sama papa jodohin ke kamu." sahut Rina.

Jemian yang duduk di ujung kasur bersama Rina pun kaget mendengar ucapan dari sang mama, ia pun berdiri.

"Gak mau mah, Jemi gak mau di jodohin!" tolak Jemian mentah-mentah, Rina pun berdiri.

Jemian dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang