CHAPTER : 16

65 10 0
                                    

———


JANGAN LUPA VOTE UNTUK NEXT CHAPTER DAN FOLLOW UNTUK UPDATE LEBIH LANJUT DARI AUTHOR!

ENJOY!

HAPPY READING!

.

.

.

.

.

———


Akhirnya Jemian sampai di perkarangan rumah Karamel, Jemian memang sengaja membawa Karamel ke rumah Karamel sendiri. Karena Jemian malas jika di tanya banyak hal oleh mamanya, Jemian membunyikan klakson untuk memberi tahu jika ada mobil yang ingin masuk. Pak Santo supirnya Karamel yang memang berada di pos itu pun dengan cepat membuka pintunya, Jemian pun membuka kaca mobilnya "Makasih pak." ujar Jemian.

Pak Santo mengangguk, "Oalah jemian toh, saya kira siapa." ucapnya terkekeh. Jemian memarkirkan mobilnya itu di parkiran rumah Karamel, rumah Karamel sangat luas bahkan banyak rumput-rumputan hijau yang tipis itu tumbuh disana. Jemian pun turun dan kini beralih membuka pintu mobil sebelahnya yang dimana tempat Karamel duduk.

Jemian membuka sabuk pengaman Karamel dan tiba-tiba pala gadis itu menjadi nunduk, Jemian terkekeh karena tampak nya gadis itu tidur terlalu pulas.

Jemian pun mengangkat tubuh Karamel ala bridal style, sebelum masuk rumah Karamel ia menatap kedua mata Karamel yang terpejam itu.

Kemudian Jemian terkekeh, Jemian pun berdiri di depan pintu rumah Karamel dan memencet bel rumah Karamel.

Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintunya, "Eh mas Jemian." sapa bi Darti tersenyum.

Jemian tersenyum tipis, "Kamar Karamel ada dimana ya, bi?" tanya Jemian to the point.

"Ada di atas mas." jawab bi Darti, Jemian pun mengangguk.

"Saya boleh masuk?" tanya Jemian, sejak dari tadi bi Darti tak memberi jalannya untuk masuk.

Bi Darti menepuk dahinya, "Iya mas maaf, ayo masuk." ujar bi Darti yang minggir.

Jemian pun langsung masuk dan menaiki anak tangga sambil menggendong Karamel, sampainya di atas Jemian bingung dengan keberadaan kamar Karamel.

"Kamarnya yang mana ya?" tanya Jemian bingung, "Cari apa mas?" tanya bi Darti yang berada di belakang Jemian.

Jemian tersentak kaget, "Kamarnya Karamel." jawab Jemian.

"Oh itu kamar nya Karamel." sahut bi Darti sambil mengarahkan jempolnya itu kearah kamarnya Karamel.

Jemian mengangguk, "Thanks bi." gumam Jemian.

Bi Darti mengangguk dan pergi menuruni anak tangga, Jemian pun membuka pintu kamar Karamel.

Jemian menandangi kamar Karamel yang serba biru langit itu dengan beberapa bagian pink muda.

Jemian menurunkan tubuh Karamel di tempat tidur Karamel sendiri, Jemian menatap Karamel yang tertidur pulas. Bahkan saking nyenyak nya Karamel belum mengganti seragamnya, Jemian sedikit mengusap surai kecoklatan milik Karamel.

"Tidurnya nyenyak banget ya?" gumam Jemian, Jemian melepaskan karet kunciran Karamel itu.

Lalu Jemian menyisirnya dengan tangannya sendiri, rambut Karamel yang tadinya di kepang pun sekarang lurus walaupun agak mengembang karena kepangan yang terlalu lama itu.

Jemian dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang