CHAPTER : 24

53 8 2
                                    

———

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA, BIAR AKU SEMANGAT UPDATE NYA!

ENJOY!

HAPPY READING

.

.

.

.

.

———

♫♪. Another Love - Tom Odell

♫♪. Line Without a Hook - Ricky Montgomery

———

Setelah bersih-bersih dan makan malam, kini Karamel duduk di tepi kasur yang menghadap balkon. Pintu transparan itu langsung bisa melihat luar, Karamel memandangi bintang malam dari kasur.

"Ian kenapa ya?" gumam Karamel, kemudian Karamel mengambil ponsel nya yang berada di nakas.

Bahkan dari sepulang sekolah telpon dan chatnya tak sama sekali Jemian balas. jangankan di balas, di baca saja tidak.

Pikiran Karamel sungguh berisik, banyak pertanyaan yang menyerang otak Karamel. Apakah Jemian marah padanya? Karamel selalu terpikir hal itu, jika iya Jemian tak sampai segininya. Mungkin itu adalah sisi lain dari Jemian yang ia tak ketahui?

Karamel memutuskan untuk keluar balkon namun tiba-tiba ada telpon yang masuk, Karamel mengernyitkan dahinya saat nama Galang tertera di sana.

Tanpa berpikir panjang Karamel pun mengangkatnya, "Halo?" panggil Karamel.

"Ra, gua ada di depan rumah lo." ucap Galang tiba-tiba.

Karamel mengernyitkan dahinya bingung, walaupun Galang tak bisa melihatnya. Apa? Galang berada di depan rumahnya? Bagaimana Galang tau rumahnya?

"Ra?" panggil Galang.

"Iya?"

"Coba ke balkon dan liat ke bawah."

Karamel pun menuruti perintah Galang, ia langsung membuka pintu kacanya dan kini ia berada di balkon. Karamel melihat bawah yang ternyata Galang sedang melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar kearahnya.

"Turun, Ra. Gua mau ngajak lo kesuatu tempat."

Karamel pun tersenyum tipis dan ia pun pergi untuk menemui Galang, Karamel pun membuka gerbang dan sekarang ada Galang di depannya.

Galang tersenyum lebar kearah Karamel, "Siap?" tanya Galang.

Karamel mengangguk, Galang pun menyodorkan helm kepada Karamel. Karamel pun menaiki motor ninja Galang itu, "Udah?" tanya Galang.

"Udah!" jawab Karamel, Galang pun mengambil tangan Karamel dan melingkarkan di perutnya.

"Pegangan, gua mau ngebut soalnya." titah Galang, Karamel hanya mengangguk.

Jemian dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang