CHAPTER : 20 (SPECIAL)

69 11 0
                                    

---

Chapter kali ini aku kasih chapter spesial momen lucu & manis Jemel (Jemian Karamel), karena ini emang chapter spesial yang aku mau bikin untuk mereka. ^.^

Sebelumnya, aku minta kalian buat pencet tombol bintang boleh? Dengan mem-vote kalian bikin aku lebih semangat nulisnya!

Enjoy!

HAPPY READING

.

.

.

.

.

----

Bacanya sambil dengerin lagu 'Love Countdown.' deh, soalnya aku ngelanjutin cerita ini karena lagu itu. Kaya terinspirasi aja sih hehehe.

NAYEON - Love Countdown
↻ ◁ II ▷ ↺
ᴠᴏʟᴜᴍᴇ : ▮▮▮▮▮▮▯▯▯

Suasana pagi begitu cerah, sinar matahari menembus tirai kamar milik Karamel. Jemian yang dari semalam tidur di sofa itu matanya terasa silau karena pencahayaan dari matahari yang masuk ke dalam, rupanya ia hanya menutup tirai putih saja tidak menutup tirai tebal satunya lagi. Maka dari itu cahaya matahari menembus masuk kedalam kamar Karamel.

Jemian menguap dan beralih duduk, dia mengumpulkan nyawanya yang masih ada di alam sana. Setelah merasa cukup terkumpul Jemian meregangkan otot-otot nya yang tegang, sebenarnya Jemian sangat pegal tidur di sofa. Sudah beberapa kali dia jatuh karena dia menyangka tidur di kasur jadi dia berguling-guling dan akhirnya jatuh ke lantai, jadi Jemian tidur sambil menjaga agar tubuhnya tidak jatuh lagi ke lantai seperti semalam.

Sebenarnya Jemian ingin tidur di kasur tapi sambil menjaga Karamel, tidak mungkin kan mereka satu ranjang?

Jemian beranjak diri untuk mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja belajar Karamel, Jemian melihat sekarang adalah jam 5.50 pagi. Jam mereka masuk adalah jam 7, sebenarnya Jemian tidak serajin itu untuk bangun lebih awal. Ayolah, Jemian itu kalo sekolah bangunnya ngepas. Terkadang Rina saja sampai marah-marah datang ke kamar Jemian gara-gara anak semata wayangnya susah sekali di bangunkan untuk sekolah.

Saat pertama kalinya Jemian bertemu dengan Karamel, mereka hampir saja telat masuk. Itu semua karena gadis bernama Karamel yang lama prepare nya, jadi sekarang Jemian bangun lebih pagi. Tapi tidak juga, ini karena di rumah Karamel saja dia bangun lebih pagi seperti ini.

Jemian melihat Karamel yang masih tertidur pulas, pantas saja jika ditunggu lama. Sedangkan gadis itu masih di alam mimpinya, Jemian pun beranjak ke kamar mandi yang memang ada di dalam kamar Karamel.

Setelah beberapa saat kemudian..

Kriingg..

Kriingg..

Kriingg..

Karamel kebisingan dengan suara jam weker nya itu, Karamel sedikit menggeliat. Ia mematikan tombol yang ada di atas jam weker yang dimana ia letakkan di atas laci pendek yang ia taruh di samping tempat tidurnya itu, lalu ia mengusap matanya dan perlahan mulai membuka matanya. Karamel melihat jam weker itu ternyata sudah pukul 6 pagi.

Jemian dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang