CHAPTER : 11

71 12 0
                                        

---

MASIH EXCITED GAK BUAT KISAH JEMIAN? KALO MASIH JANGAN LUPA VOTE YA LUP LUP BIAR AKU SEMANGAT NGETIKNYA HEHEHE😘💗.

ENJOY!

HAPPY READING

.

.

.

.

.

---

Suasana hening dijalan raya tak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan, mereka saling canggung dan tak tau harus membicarakan apa.

"Lo punya pacar?" tanya Jemian akhirnya melepas keheningan, "Hah?" tanya Karamel tak mendengar dengan suara jalan yang ramai itu.

"Lo punya pacar?" ulang Jemian, "Kamu ngomong apa? Aku gak denger!" ucap Karamel.

Jemian berdecak kesal, tiba-tiba pengendara di depan nya berhenti secara mendadak.

Jemian sontak mengeram secara mendadak, Karamel yang kaget pun akhirnya tak sengaja memeluk Jemian.

"Maaf mas," ucap ibu-ibu yang berhenti mendadak itu, Jemian hanya tersenyum lalu ibu-ibu itu pergi.

Karamel langsung berhenti memeluk Jemian, kedua tangan Karamel kembali memegang tas Jemian sebagai pegangan.

Jantung Karamel terasa berdetak cepat, apakah dia salting?

"Duduk lo terlalu maju." ujar Jemian merasa Karamel terlalu maju, Karamel pun sedikit mundur.

"Maaf tadi gara-gara kamu rem mendadak." jawab Karamel, "Bilang aja lo mau deket-deket cowok ganteng kaya gua." ucap Jemian merasa bangga.

"Kamu kepedean!" cetus Karamel, Karamel kembali memegang dadanya. Kini jantungnya terasa berdetak begitu kencang.

Jemian melihat muka panik Karamel dari spion, "Kenapa lo? Kena struk?" tanya Jemian merasa aneh.

Karamel menggeleng, "Lo kalo sakit jangan sekolah." ujar Jemian.

"Siapa yang sakit? Aku baik-baik aja kok." jawab Karamel.

---

Sampai akhirnya di andromeda high school, sekolah yang sangat megah dan besar itu. Kini mereka ada di parkiran, namun gedung SMA itu terlihat jelas berapa besarnya.

"Gede banget.." kagum Karamel lihat sekolahan itu, "Iya lah, punya bokap gua!" ujar Jemian bangga.

Karamel memutar bola matanya malas, "Lo mau disini aja?" tanya Jemian yang sudah meninggalkan Karamel.

Karamel lari menghampiri Jemian, namun karena tinggi cowok itu jadi langkah Jemian terlalu cepat untuk Karamel. Jika menyamakan langkahan Jemian dan Karamel, Karamel harus berlari jadinya.

"Ian! Pelan pelan dong!" panggil Karamel, Jemian pun berhenti dan matanya melotot mendengar nama panggilan itu.

Jemian memutar badannya ke belakang, Karamel yang menunduk itu langsung terpentuk pada dada bidang Jemian.

Jemian dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang