CHAPTER : 2

89 10 0
                                    

---

JANGAN LUPA VOTE AGAR AUTHOR SEMANGAT BIKIN NEXT CHAPTER CERITA INI, VOTE ITU GRATIS DAN GAK BAYAR!


ENJOY!

HAPPY READING
.
.
.
.
.

----

"Lo mau tidur di markas Jem?" tanya Maven yang duduk di sebelah Jemian sambil membaca bukunya.

Jemian mengedikkan bahunya acuh, "Gak tau." jawab Jemian.

"Tapi gua mau istirahat di rumah, tapi gua males pulang." lanjut Jemian.

"Kenapa males?" tanya Rendi cowok yang sedang bermain game dengan Haidar, "Males sama suasana rumah sih." sahut Jemian.

Rendi menekan-nekan handphone pada jempolnya dengan kuat, "ANJING ANJING! GUA MATI SAT." umpat Rendi.

"AH BABI GUA KALAH!" gerutu Rendi melemparkan handphone nya ke sofa, "ASIK GUA MENANG LAGI!" seru Haidar.

Rendi hanya memutar bola matanya malas, "Ayo login lagi Dik." ajak Haidar.

"Ogah!" cetus Rendi, "Gua emosian mulu kalo main game." lanjutnya.

Jidan lelaki yang hendak tiduran itu menjawab, "Bukannya lo biasanya juga tukang emosian bang?" tanya Jidan.

Rendi menggaruk tekuknya yang tak gatal, "Iya sih.." gumamnya.

Plak!

Caleo memukul bokong Jidan, "Jangan tidur dulu sat, ayo main PS sama gua." ucap Caleo dengan membawa stick PS.

"Woi! Sakit Le, ogah ah! Gua mager." sahut Jidan, Caleo pun menarik tangan Jidan.

"Taruhan dah!" ucap Caleo seraya menarik tangan Jidan, "Kalo lo menang gua bayarin semua kebutuhan lo selama sebulan." tantang Caleo.

Jeano, cowok yang baru pulang dari mengantar kekasihnya itu kearah kulkas untuk minum. Saat minum ia tersedak mendengar ucapan Caleo.

"UHUK! UHUK!"

"Minum no." titah Maven yang sibuk dengan bukunya.

Jeano pun minum lagi, ia menghampiri Caleo. "Anjir! Lo yang bener Le?" tanya Jeano menepuk pundak Caleo.

Caleo mengangguk, "Emang muka gua keliatan bercanda?" tanya Caleo.

Haidar yang sedang membalas chat entah dari siapa pun itu menyahut, "Gak sih Le, muka lo titisan kriminal." sahut Haidar terkekeh.

"Lebih ke lo sih yang kriminal, bukan kriminal, brandalan kali!" seru Rendi yang menulis soal-soal tugas sekolahnya.

Haidar meneguk ludahnya kasar, "Kan gua lagi yang kena!" gerutunya.

Sontak membuat anggota markas tertawa, kecuali Jemian. Haidar pun menepuk pelan paha Jemian, "Daripada diem kaya patung gitu, mending login aja sini sama gua mabar!" ucap Haidar menaik turunkan alisnya.

Jemian dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang