CHAPTER : 34

60 8 0
                                        

---

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

"Bahkan jika mencintaimu adalah sebuah luka, aku memilih terluka berkali-kali."

♫♪. Hilang Tanpa Bilang -Meiska

---

"Pasti Seyra sama Kayera lagi nyariin aku.." gumam Karamel, Karamel berjalan menuju kantin. Saat sudah memasuki area kantin benar saja, yang lain ada di sana. Karamel menghela nafasnya dan tersenyum tanpa berpikir panjang Karamel langsung menghampiri mereka.

"Hai," sapa Karamel dengan senyum lebarnya itu.

Mereka menoleh kearah sumber suara itu, "Karamel?"

Kayera langsung memeluk Karamel dengan erat, "Lo kemana aja sih?" tanya Kayera.

Karamel membalas pelukan itu dan disusul oleh Seyra, "Lo kok pergi nggak bilang kita sih?" ucap Seyra.

Karamel terkekeh, "Maaf ya. Tadi aku cuman mau cari angin doang kok, bosen abisnya di UKS terus." balas Karamel.

"Tapi lo jangan keluar disaat tubuh lo masih lemah gitu." ujar Maven.

Karamel mengangguk, "Iya iya! Aku minta maaf ya semua."

Mereka semua tersenyum dan mengangguk namun tidak dengan cowok yang menjadi perhatian Karamel saat datang ke sana. Ya, cowok itu adalah Jemian yang masih fokus dengan layar handphone nya tanpa memperdulikan dirinya.

"Duduk di sebelah gue sini," Kayera menarik tangan Karamel agar duduk di sebelahnya. Kayera tahu Karamel sejak tadi memperhatikan Jemian yang sibuk mencueki Karamel sendiri.

Karamel pun duduk di sebelah Kayera, namun saat belum mendudukkan bokongnya tiba-tiba saja Jemian berdiri. Jemian menaruh handphone itu di kantong celana nya, "Mau kemana Jem?" tanya Caleo.

"Cari angin," balas Jemian.

"Lo nggak istirahat emang? Nggak makan dulu?" tanya Jeano.

Jemian menggeleng, "Udah kenyang." balasnya lalu pergi.

"Angin di cari," gumam Haidar.

Karamel pun ikut beranjak diri, "Lo mau kem-"

Seyra yang belum selesai bicara sudah ditinggalkan oleh Karamel pergi, "Mereka pada kenapa sih?" tanya Jidan heran dengan dua sejoli itu.

Jemian dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang