hujan semakin deras, Agus sedang duduk di kursi kelas mendengarkan pelajaran guru olahraga yang tak bisa praktik dan hanya mengajarkan teori
DUK
DUK
DUK
DUK
kaki Agus terus bergerak menghantam lantai, ia cemas dengan Lintang saat ini, seharusnya ia tak mengatakan itu pada Lintang hanya karena cemburu
jika saja ia tak tertangkap guru olahraga yang berpapasan di lorong, ia sudah mengejar Lintang dan minta maaf dari tadi
Agus frustrasi memikirkan perasaan Lintang sampai mengigit bibirnya sendiri tanpa sadar
"Lintang kamu kemana? "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
SLURRRP~~
HA~~
hm~~
dengan bahagiaLintang menyeruput mie gelas di dalam plastik yang ia beli di kantin, sekarang Lintang kembali berada di dalam gudang bersama pria putih yang ia temui sama-sama menikmati mie yang ia belikan
udara dingin akibat hujan membuat rasa mie menjadi lebih nikmat
sesekali Lintang mencuri pandang dengan pria itu
"SLURRRP~ HA....
terimakasih sudah memberikan makanan, aku akan ingat untuk menggantinya"sang pria putih berbicara terlebih dahulu, lagipula ia sadar dengan tatapan Lintang, yang di balas oleh sang empu dengan tersenyum lalu menunduk
"hm... Kau tak perlu membalasnya, memangnya kita bakal ketemu lagi? "
"entah lah, aku tak tau, dan perkataanmu itu benar aku akan pergi dari tempat ini besok"
"paman kabur dar rumah?"
"kau tak akan percaya jika aku bercerita, dan lagi jangan panggil aku paman, rasanya terdengar tua"
"tapikan memang tua?"
"UHUK!! hei dengar ya anak gadis smp yang manis aku ini punya nama, namaku Khoirul Anam, kau bisa panggil aku Koi, dan setidaknya panggil aku mas!"
"om aku bukan cewek, namaku Cahya Lintang dan aku punya batang!" Lintang langsung berdiri dan membuka celananya menampilkan gajah kecil bewarna pink yang bahkan tak memiliki bulu
"nak kau beruntung aku bukan pedofil homo, sekarang tarik celana mu, kau membuat nafsu makan ku hilang padahal aku kelaparan sudah berbulan-bulan tak makan"
"om masih hidup?" dengan santainya Lintang bertanya sambil membenarkan celananya, tanpa peduli perasaan orang di sampingnya
"aku tak bisa mati..."
"masa?!...."
Koi menghela nafas lelah, karena di hadapannya ini masihlah bocil smp, ia tak boleh mengamuk
GRUUUAAAAR!!
"KYAAA! MAMA!!"
Lintang refleks berteriak kaget memanggil mamanya karena bunyi guntur yang menggelegar di luar sana
"pffft!"
ingin rasanya Koi tertawa kencang, akhirnya bocah tengil ini mendapatkan karma instan
"hik ja hik jangan etawa hik!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak di Waktu yang berbeda
Ficção Científicaawalnya aku hanya orang yang depresi mencoba untuk bunuh diri dengan tenggelam di kolam renang dekat sekolah, sambil terus berdo'a agar tak terlahir di waktu ini sampai tak sadrkan diri. tapi saat ku membuka mata aku melihat sekeliling dan banyak pe...