51 ~ REMPAH

854 72 3
                                        

Di siang hari yang panas, di dekat danau para warga bekerja sama memotong dan memisahkan ikan dari tulangnya menjadi bagian-bagian kecil

beberapa anak lelaki membawa lima keranjang besar yang kemudian diserahkan kepada para orang dewasa

saat perlengkapan sudah selesai mereka, pulang menuju desa

Koi sang pemimpin berada di paling belakang untuk menjaga kawanan dan mudah melihat semuanya

sedangkan anak-anak berada di tengah di apit orang dewasa agar mereka tak tertinggal

Dirgantara yang berada di belakang bersama Surya menjaga kelompok yang membawa persediaan

anak-anak yang ada di depan sedang sibuk membicarakan Koi yang terlihat keren saat melawan ikan monster

"hei! hei! apa kalian tau tombak hitam yang di pegang kakek Koi? katanya itu berasal dari dewa gunung  loh!"

"hm! aku juga pernah dengar itu dari ibuku saat bercerita! dia bilang berkat pedang itulah kakek Koi bisa menang melawan orang-orang dari pulai putih!"

"kekek Koi memang hebat saat upacara pendewasaan nanti aku akan memilih tombak sepertinya! kemudian bertemu dewa gunung!"

"kau bodoh ya? kalau kamu milih tombak, kamu gak bisa keluar desa karena jadi penjaga"

"hah benarkah?"

"iya benar!"

para anak-anak semakin ribut membuat Koi harus berjalan cepat kearah mereka untuk menegurnya lalu kembali berjalan ke belakang

Dirgantara yang mendengar pembicaraan itu melihat Koi untuk sementara, dalam benaknya ia bertanya-tanya berapa sebenarnya umur pria itu?

dia bahkan bisa bertemu dengan dewa

.

.

.

sedangkan di desa para wanita dan pria yang tidak ikut sedang mencari tumbuh-tumbuhan yang bisa di makan serta kayu bakar untuk memasak

kuali besar yang di gunakan untuk memasak tadi malam juga di bersihkan

Lintang berjalan bersama Candra menuju keluar desa dengan membawa keranjang anyaman bambu dan rotan

mereka terus berjalan di temani Boba dan seekor harimau jantan besar di belakang

matahari seemakin bersinar terik di tengah kepala mereka, jembatan akar yang menghubungkan desa semakin tak terlihat

"hei Lintang kita mau kemana? katanya ingin mencari bumbu masakan?"

"tenanglah, kalau tidak salah itu ada di sekitar sini, em... NAH ITU!"

Lintang berlari menuju rerumputan yang padat, dia terus menggaruk tanah hingga sebuah akar terlihat

Boba yang melihat majikanya menggali tanah ikutan menggali tanahtepat di samping Lintang

si harimau menguap bosan jadi dia hanya berbaring menikmati sinar matahari

Lintang merasa sudah cukup jadi berhenti menggali dan menyuruh Candra membantunya mencabut beberapa akar

total ada enam tanaman yang tercabut, dari baunya Lintang bisa dengan mudah mengenalinya

senyum cerah terpatri di bibirnya

Terjebak di Waktu yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang