16 ~ BOCACH NAKAL 2

1.3K 148 3
                                    

sore menjelang malam Segara, Amber dan Lintang bersama boba yang berjalan di depan takut di peluk oleh Segara lagi, mereka kembali ke kediaman sderhana milik Tama dan sekarang untuk sementara di pakai oleh mereka

dari kebun tebu mereka mendapat banyak makanan untuk di bawa pulang, karena ternyata bukan hanya tebu yang ada di sana tapi masih ada banyak tanaman lain seperti jagung, kentang dan ketela

Lintang bisa dengan mudah mengenali tumbuh-tumbuhan itu karena dulu dia tinggal di desa dekat gunung dan sungai yang subur dengan sedikit orang yang tinggal di sana jadi dia mengghabiskan sebagian waktu untuk beerpetualang

namun setelah remaja Lintang pergi ke kota yang padat, penuh, berisik, sempit, dan terlalu banyak orang orang membuatnya merasa tertekan

belum lagi cemoohan serta bullying dari orang-orang sekitar

menurut Lintang orang-orang kota itu kasar mereka hanya lembut dan menanggapi pada yang di kenal saja

Lintang tersadar dari lamunannya saat sampai

Lintang langsung menyuruh Amber dan Segara mencuci apa yang mereka dapat hari ini, sebenarnya Lintang agak kasihan pada Amber yang berjalan tertatih karena kakinya masih sakait, matanya juga bengkak dan memerahsetelah menangis

sementara Lintang dan Amber membersihkan, Segara menyiapkan api dan air yang di campur sedikit garam oleh Lintang, lalu merebus kentang, jagung dan ketela yang di dapat dengan air itu, tidak perlu di kupas karena tidak ada alat untuk mengupas, lupakan saja dengn pisau kecil milik Lintang

pisaunya pasti akan langsung bengkok

..............

mereka menunggu matahari terbenam sekaligus makananya matang sambil bernyanyi dan mengupas tebu  dengan batu lancip yang mirip pisau di rumah Tama, Lintang berikir mungkin ini adalah peeralatan batu yang Tama buat sendiri

setelah Lintang mengupas tebu dia membelah tebu menjadi beberapa bagian sehingga mudah di gigit, tapi setelah di berikan ke Amber dan Segara mereka bingung kenapa memakan batang pohon

tapi saat melihat Lintang mengigit lalu megunyah dan menghisapnya tebu itu, mereka berdua mencoba menpraktekkanya dan alangkah terkejutnya  rasa yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya rasa apa ini?!

melihat mata Amber dan Segara yang berbinar membuat Lintang terekeeh pelan, tunggu sampai mereka merasakan betapa enaknya makanan rebus

selama bersama Tama, Lintang mengerti bagaimana cara orang-orang makan yakni di bakar atau di makan mentah

Lintang masih ingat bagaimana Tama makan daging mentah bersama boba di dekat sungai

apa Tama tak takut pada cacing pita? atau penyakit lainya dari daging mentah? kecuali perutnya sudah seperti predator

Amber dan Segara menghabiskan tebu sampai tak tersisa, mereka mengerutu seharusnya mereka mengambil lebih banyak

perhatian mereka kembali pada Lintang yang sedang mengambil apa yang di rebus dalam air denagan ranting pohon yang agak tebal

Segara bersemangat menduga kalau itu adalah makanan jadi dia bertanya pada Amber agar bisa di terjemahkan kepada Lintang dan di jawab iya

Segara langsung mengambil kentang rebus yang baru di angkat tapi karena terlalu panas Segara menjadi kaget dan melemparnya ke arah Amber yang mengenai pipinya, mereka berdua sama-sama kaget sekaligus meresa sakit

Lintang hanya menghela nafas mendengarkan tangis dari dua bayi di sampingnya, lalu dengan halus Lintang memegang dua tangan bayi itu menuju ke arah sungai di dekat mereka dan membasuhnya dengan telaten  sampai tangis mereka mereda

Boba memiringkan kepalanya melihat para manusia ini yang terus merepotkan manusianya rasanya agak kesal 

untuk meredam rasa kesalnya dia memakan daging pemberian Lintang, Boba bersumpah saat dia besar dan memiliki taring yang besar nanti dia akan mengigit mereka yang menyusahkan manusianya

.

setelah tangisan dua bayi mereda Lintang memberikan kentang yang sudah agak dingin kepada Amber dan Segara yang langsung di tolak karena takut

"tenang saja ini sudah agak dingin" Lintang membagi kentang rebusnya menjadi dua bagian meniupnya barulah dia makan

'rasanya memang lebih enak dari pada daging yang penuh lemak, tapi seandainya bisa di goreng nyam'

Amber bergerak menyentuh kentang rebus dengan telunjuknya secara hati-hati untuk memastikan saat merasa tak berbahaya Amber baru berani mengambilnya dengan tangan 'ternyata benar sudah tidak panas tapi masih agak hangat'

Amber melihat Lintang sekilas lalu meniru apa yang dilakukan Lintang, matanya kenbali berbinar merasakan rasa asing yang emenuhi mulutnya ada rasa asin dari pasir putih yang di cobanya tadi pagi tapi sangat enak dan kentangnya agak manis serta matangnya pas, apalagi di makan saat masih hangat 

Segara melihat Amber baik-baik saja denagn hati-hati memakan kentangnya ada sedikit uap panas yang keluar dari kentang saat di gigit sungguh rasa apa ini?! baru pertama kali Segara merasakanya, karena di desa hanya makan ikan dan buah kelapa ini merupakan pengalaman baru bagi Segara

saat melihat ke arah rebusan mata Segara bertatapan dengan Amber seketika percikan permusuhan muncul di anatara mereka lalu terjadilah aksi saling berebut makanan

dan mereka bertiga pun makan rebusan itu dengan nikmat (hanya untuk Lintang) sampai bintang di langit terlihat

Mata Lintang berbinar melihatnya karena biasanya saat jam segini dia akan langsung masuk ke dalam rumah untuk tidur agar tak kedinginan serta saat masih di kota dulu cahaya bintang kalah oleh lampu-lampu di kota jadi hanya terlihat langit malam yang hitam dengan suara kendaraan yang menemani

rasnya agak kedinginan meskipun berada di dekat api unggun Lintang merindukan pelukan milik Tama 

'apa Tama baik-baik saja di laut sana? sang kuasa ku mohon lindungi Tama di luar sana, meskipun tak mendapatkan buah merah tak apa ku harap dia bisa kembali dengan selamat'

Terjebak di Waktu yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang